Bisnis.com, JAKARTA- Gegap gempita Piala Dunia 2014, kini tumpah ruah di Brasil, sebuah negara dari benua Amerika yang sudah dikenal sebagai kiblat sepak bola.
Perhelatan Piala Dunia 2014 yang digelar sebulan penuh pada 13 Juni-13 Juli 2014 hampir di seluruh stadion terbaik Brasil itu setidaknya akan memberi hiburan dan nilai-nilai sportivitas tinggi bagi semua kalangan.
Bicara Brasil, dalam hal ini sepak bola, sama saja dengan bicara sejarah di mana negeri Samba ini berkaitan erat dengan si kulit bundar.
Ya, memang, kendati pada Piala Dunia 2014 ini sebagian rakyat Brasil banyak menghujat dan turun ke jalan memprotes pemerintah soal pesta akbar sepak bola itu, namun pagelaran tetap tidak bisa dihentikan.
Sepak bola adalah salah satu olah raga yang menyangkut hak orang banyak yang tidak bisa terelakan. Apalagi Brasil, yang tampaknya sebagian banyak kalangan mengamini sebagai negara pencipta nama-nama pesepakbola nomor wahid di jagat ini.
Mari tengok atau sekedar bernostalgia soal siapa legenda Brasil. Ya, nama Pele tentu saja ada pada barisan pertama dalam sejarah sepak bola Brasil. Pele yang sempat membawa Brasil 3 kali juara dunia itu hingga kini masih diakui kehebatannya.
Lalu, ingatan kita akan sedikit loncat pada nama seorang bocah ingusan yang tiba-tiba melejit jadi pemain terbaik dunia. Dialah Luis Nazario de Lima atau akrab disapa Ronaldo. Era 1990-an, poster pria pelontos ini kerap menghiasi dinding-dinding kamar kaum muda di Indonesia, bahkan dunia.
Nama lain yang masih menyita pikiran pecinta sepakbola adalah Roberto Carlos yang dikenal sebagai pemain memiliki kehebatan tendangan pisangnya. Lalu ada Romario, Rivaldo, Zico, Ronaldinho, Cafu atau bahkan jauh ke belakang akan terbelalak mendengar nama Socrates, Jairzinho dan Roberto Rivelino.
Itulah secuil bayang-bayang nama yang erat berkaitan dengan Brasil. Tetapi, kali ini saya tidak akan mengupas lebih jauh soal legenda hebat Brasil tersebut. Mari tengok hal menarik di luar nama-nama tokoh Brasil yang melegenda itu.
Seperti telah dikatakan, pesta pora 'peradaban' sepak bola abad modern ini tengah ramai-ramai menatap negeri nu jauh di sana, Brasil. Masih segar dalam ingatan, pembukaan Piala Dunia 2014, Jumat (13/6/2014) dini hari di Arena Corinthinas, Sao Paulo, Brasil tampak megah dan glamour.
Ini adalah hajatan besar bagi Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia sejak 1950 lalu saat gelaran keempat laga sepak bola ini diselenggarakan. Bedanya, jika pada 1950 tim yang ikut serta sebanyak 13 negara. Pada 2014 ini lebih banyak yakni 32 tim.
Pada laga Piala Dunia 1950, Brasil selaku tuan rumah harus gigit jari saat menghadapi Uruguay di ajang final dengan skor 2-1. Brasil, saat itu hanya cukup berbangga hati didaulat sebagai top skor terbanyak atas nama salah satu pemainnya A.M de Menezes dengan mengoleksi 8 goal.
Delapan tahun kemudian, tepatnya pada 1958, taring Brasil semakin tajam ketika berhasil mengobok-obok Swedia di laga final dengan skor 5-2. Pele, sang jagoan saat itu mendadak jadi ikon penting yang pertama kali membawa Brasil juara dunia.
Rupanya, keberingasan Brasil masih menjadi-jadi bak singa di rumput hijau. Pada Piala Dunia 1962 lagi-lagi Brasil mencuri perhatian seantero jagat untuk mengangkat trofi juara. Pada final Piala Dunia 1962 itulah, Brasil menaklukan Republik Ceko 3-1 saat Chile menjadi tuan rumah.
Kiprah tim Samba dalam sepak bola mulai di atas angin. Nama Brasil dan Pele bagai sesuatu yang tak terpisahkan. Bahkan, pada Piala Dunia 1970, Brasil kembali duduk di tahta juara mengoyak-ngoyak kejumawaan Italia dengan skor 4-1, yang sebelumnya Gli Azzuri lebih dulu juara Piala Dunia pada 1934 dan 1938.
Setelah kemenangan itulah, Brasil agaknya lelah dan beberapa kali absen jadi juara. Si generasi baru, Ronaldo dkk, baru kembali bangkit dari 'kubur' pada 1994 ketika kembali mempermalukan Italia 3-2 di 'tanah' Amerika Serikat. Pada laga ini, Brasil diganjar sebagai tim yang menyabet empat kali juara dunia.
Terakhir, ketika Piala Dunia digelar pertama kali di Asia yakni Korea Selatan dan Jepang, Brasil menjuarai Piala Dunia 2002 ketika berhasil menekuk Jerman 2-0 di laga final. Di sinilah nama Ronaldo alias Luis Nazario de Lima menyabet gelar top skornya sebanyak 8 goal.
Namun, apakah pada Piala Dunia 2014 ini Brasil akan mengikuti jejak-jejak masa lalunya yang hampir mulus membusungkan dadanya menjadi negara juara sepak bola dunia?
Pertanyaan tersebut bisa saja mudah dan bisa saja sukar dijawab. Banyak faktor yang memengaruhi kemenangan sebuah pertandingan. Tetapi setidaknya, jika berkaca pada masa lalu, tepatnya pada saat Brasil menjadi tuan rumah 1950, negeri Samba hanya mampu berada di juara dua dunia atau rela digasak Uruguay 2-1.
Tetapi, melihat gelagat pertandingan perdana kemarin, tampaknya Neymar dkk berpeluang membawa Brasil bangga dan tentunya harus mampu membuktikan pada sebagian rakyat Brasil bahwa protes Piala Dunia tidak perlu dilakukan dengan kemenangan 13 Juli 2014 nanti. Mampukah?