Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Cerdik Solihin GP Antarkan Persib Jadi Runner-up Perserikatan 1985

Solihin GP dikenang sebagai Ketua Umum Persib yang mengantarkan Maung Bandung runner-up Perserikatan 1985.
Mantan Ketua Umum Persib Solihin GP dan kisahnya antar Maung Bandung runner-up Perserikatan 1985 / Humas Pemprov Jabar
Mantan Ketua Umum Persib Solihin GP dan kisahnya antar Maung Bandung runner-up Perserikatan 1985 / Humas Pemprov Jabar

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Persib Bandung dan eks Gubernur Jawa Barat Letnan Jenderal TNI (Purn) Solihin Gautama Purwanegara (Solihin GP) meninggal dunia, kisahnya membawa Maung Bandung menjadi runner-up Perserikatan 1985 terkenang kembali.

Solihin GP meninggal dunia di RS Advent, Kota Bandung, pada Selasa (5/3/2024) pukul 03.09 WIB.

Kabar meninggalnya Solihin GP disampaikan oleh juru bicara keluarga sekaligus Kabid Infokom Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Taufan Suranto.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Letnan Jenderal TNI Purn. H. Solihin GP (Mang Ihin) sesepuh Jawa Barat dan Siliwangi, pejuang lingkungan dan pendiri Dewan Pemerhati Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) pada usai 97 tahun pada hari Selasa, 5 Maret 2024 pukul 03.09 WIB di RS Advent Bandung. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkannya diberikan ketabahan, aamiin YRA," kata Taufan Suranto dilansir dari Antara.

Semasa hidupnya, Solihin GP pernah menjadi Ketua Umum Persib periode 1979-1985.

Di bawah arahan Solihin, Persib menduduki posisi runner-up dalam kompetisi Perserikatan 1985.

Ada kisah menarik dari Solihin GP yang mengantarkan Persib lolos ke partai puncak kompetisi itu.

Kala itu Persib lolos ke babak 6 besar Perserikatan 1985. Maung Bandung pun sukses mengempaskan Persebaya Surabaya (4-0) dan Persipura Jayapura (3-1) sebelum kalah 1-2 dari PSM Ujungpandang.

Persib wajib menang atas Perseman Manokwari dalam laga keempat untuk menyegel 2 besar dan lolos ke babak grand final.

Di sinilah kecerdikan Solihin GP turut serta. Dilansir dari buku Persib Undercover (2014), Solihin GP punya andil besar dalam laga tersebut.

Solihin yang saat itu berpangkat Mayor Jenderal TNI, punya kedudukan yang lebih tinggi ketimbang manajer Perseman, Talahatu.

"Talahatu kamu pangkat apa?" kata Solihin.

"Mayor, Pak," tutur Talahatu.

"Kalau saya pangkat apa?" ucap Solihin.

"Bapak Mayor Jenderal," ujar Talahatu.

"Begini, saya mau buat ikrar. Perseman harus main selembut mungkin, tidak ada kekerasan, ciri khas harus hilang. Kalau tidak, ingat kamu punya pemain dan keluarga di Papua. Saya punya tentara di Papua. Kamu lihat saja," kata Solihin tegas.

Walhasil pada partai tersebut Persib menang dengan skor telak 4-1 atas Perseman. Pelatih Perseman, Paul Cumming menyebut ikrar yang disampaikan Solihin GP adalah penyebab kekalahan timnya.

"Kalau tidak ada ikrar itu, saya yakin kami akan menang," tutur Paul Cumming.

Perseman era itu memang dikenal sebagai tim yang keras dan tak segan-segan bermain kasar.

Terbukti, tim beralias Hino Cofu itu punya statistik 89 kartu kuning dan 7 kartu merah hanya dalam 15 laga.

Ajak Minum Pemain Perseman

Strategi lain yang digunakan untuk memenangi laga kontra Perseman adalah dengan melakukan pendekatan di luar lapangan.

Salah seorang pengurus Persib sempat diberi tugas untuk memancing para pemain Perseman keluar dari kamar hotel.

Tak hanya itu saja, pengurus Persib itu juga ditugasi untuk membeli bir untuk disuguhkan kepada pemain Perseman.

"Saya diberi tugas untuk mentraktir mereka [pemain Perseman] berkrat-krat bir agar mereka mabuk dan tidak istirahat. Berhasil, malam itu mereka tidak tidur padahal besoknya mau bertanding melawan Persib," kata pengurus Persib.

Masuk Guiness Book of Records

Kemenangan Persib atas Perseman mengantarkan Maung Bandung ke grand final Perserikatan 1985.

Di partai puncak Persib menghadapi PSMS Medan yang menduduki peringkat 1 di klasemen 6 besar.

Bermain imbang 2-2 di waktu normal, Persib akhirnya kalah 1-2 lewat drama adu penalti dari PSMS Medan.

Laga final Perserikatan 1985 yang digelar di Stadion Utama Senayan, Jakarta, itu menjadi sejarah hingga saat ini.

Bukan karena hasil pertandingan, namun banyaknya penonton yang memadati stadion tersebut.

Dari catatan RSSF, duel final PSMS vs Persib di Perserikatan 1985 itu disaksikan oleh 150.000 orang.

Padahal saat itu kapasitas Stadion Utama Senayan hanya sebesar 110 ribu orang dan PSSI hanya mencetak 106 ribu lembar tiket.

Saking padatnya suporter, laga bahkan sempat terhenti 20 menit karena penonton meluber hingga ke tepi lapangan.

Hebatnya, meski menjadi rekor penonton terbanyak dalam pertandingan sepak bola, duel PSMS vs Persib itu tak diwarnai kericuhan suporter.

"Diluberi rekor amat luar biasa, sekitar 150 ribu penonton, hingga Guines Book of Record terpaksa harus mengubah rekor penonton terbesar dalam pertandingan sepak bola, para pendukung Medan berpesta pora," tulis Harian Kompas pada 24 Februari 1985 untuk menggambarkan laga tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper