Bisnis.com, PALEMBANG – Manajemen Sriwijaya FC mempertahankan Rahmad Darmawan sebagai pelatih kepala sekaligus membantah rumor yang beredar beberapa hari terakhir bahwa dia diputus kontrak.
Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri Muddai Madang menjelaskan manajemen klub memang sejak awal tidak ada rencana untuk mengganti pelatih yang telah dikontrak selama dua musim.
"Itu rumor, yang artinya makin dibicarakan makin jadi perhatian. Pada prinsipnya Sriwijaya FC tidak ada niat mengganti pelatih. Rahmad Darmawan adalah pelatih terbaik di Indonesia saat ini," kata Muddai di Palembang, Sumatra Selatan, pada Sabtu (14/7/2018).
Sebelumnya, nama pelatih asal Metro, Lampung, itu ramai disebutkan di media sosial dibuang oleh manajemen Laskar Wong Kito. Bukan hanya Rahmad, tapi juga jajaran pelatih seperti dua asisten yakni Francis Wawengkang dan Rasiman, kemudian pelatih kiper Kurnia Sandy dan dokter tim El-Amin.
Kepergian ketiganya dikaitkan dengan sembilan nama pemain yang akan didepak yakni Hamka Hamzah, Rahmad Hidayat, Makan Konate, Mohammadou Ndiaye, Novan Satia Sasongko, Alfin Tuasalamony, Patrick Wanggai, Adam Alis, dan Bio Paulin.
Belakangan, dalam konferensi pers itu diketahui hanya delapan nama karena Bio Paulin tidak masuk dalam daftar pemain yang dilepas.
Menurut Muddai, manajemen klub sangat memercayai bahwa tim ini akan solid di bawah asuhan Rahmad meski ada delapan pemain yang dilepas. Laga terdekat yakni melawan Mitra Kukar pada 17 Juli mendatang dapat dijadikan pembuktiannya.
"Apalagi, rencana ke depan, secepatnya kami akan mendatangkan dua hingga tiga pemain lagi untuk menambah kekuatan tim yang saat ini hanya terdiri dari 22 pemain. Saya rasa, untuk sementara ini melawan Mitra Kukar masih bisa dengan 22 pemain ini karena sudah dua kali lipat jumlahnya dari 11 pemain yang harus diturunkan," ujarnya.
Muddai pun meyakinkan para pencinta Sriwijaya FC tidak perlu khawatir karena tim juga memiliki tim pelapis yakni Tim U-16 yang telah dibina selama 2 tahun.
"Justru keluarnya delapan pemain ini membuka peluang pemain asli Sumsel dan pemain muda yang selama ini kurang mendapat tempat. Kenapa kita tidak percaya dengan kemampuan mereka, toh ada tim di Liga 1 yang hanya diperkuat pemain lokalnya sendiri masih berada di 10 besar," ujarnya.