Bisnis.com, JAKARAT - Dengan satu juara benua dan lainnya runner-up, pertarungan di Grup D antara Uruguay, Costa Rica, Italia, dan Inggris pada Piala Dunia Brasil 2014 bakal seru.
Uruguay merupakan penyandang gelar Copa America dan Italia runner-up UEFA EURO 2012, dua klub yang boleh dibilang bisa menjadi favorit, tapi Inggris yang mencapai putaran final Brasil 2014 tanpa kekalahan juga tidak bisa diremehkan.
Sementara Kosta Rika akan masuk sebagai "sisi berbeda", sebagai salah satu kualifikator CONCACAF jelas Los Ticos tidak bisa dianggap enteng.
Banyak prediksi mengatakan, salah satu dari mantan juara, Inggris, Italia, atau Uruguay, akan lolos ke babak knock out dengan identitasnya yang sudah teruji baik kali ini.
Italia dan Uruguay terakhir bertemu pada perebutan tempat ketiga Piala Konfederasi FIFA Brasil 2013, di mana Azurri menang melalui adu penalti setelah bermain imbang 2-2 yang mendebarkan.
Uruguay punya catatan yang menjadi bagian dari sejarah Piala Dunia ketika mereka mengklaim juara pada turnamen perdana yang dituanrumahinya tahun 1930, sebelum mengulang upayanya dua dekade kemudian.
Italia juga merbut gelar pertamanya ketika menjadi tuan rumah pada 1934 dan memenangi final dalam turnamen yang digelar menjelang perang dunia kedua pada 1938.
Uruguay pernah mengalahkan Inggris pada perempatfinal di St. Jakob, Swiss 26 Juni 1954, dan pertemuan mereka di Sao Paolo nanti membangkitkan kenangan 60 tahun silam itu.
Pemain yang perlu diwaspadai antara lain Luis Suarez (Uruguay), Edinson Cavani (Uruguay), Diego Forlan (Uruguay), Joel Campbell (Kosta Rika), Brian Ruiz (Kosta Rika), Wayne Rooney (Inggris), Daniel Sturridge (Inggris), Jack Wilshere (Inggris), Claudio Marchisio (Italia), Giuseppe Rossi (Italia), Mario Balotelli (Italia).
Kosta Rika
Kedatangan orang Kolumbia Jorge Luis Pinto sebagai pelatih tim nasional telah membawa era baru bagi Kosta Rika.
Bergabung dalam pendahuluan CONCACAF di putaran tiga, Los Ticos meraih peringkat dua di belakang Meksiko dalam grup untuk melaju ke fase enam besar, dimana mereka mengamankan tiket final Brasil 2014 dengan dua pertandingan tersisa.
Mereka akhirnya finish kedua di belakang Amerika Serikat.
Kampanye sukses mereka didasarkan pada dua kunci. Pertama, solidaritas di lini belakang, dengan kubu Pinto hanya kebobolan tujuh gol pada babak terakhir, lebih sedikit dari tim lain.
Kedua, rekor kekokohan mereka memenangkan seluruhnya lima pertandingan pada fase akhir.
Catatan Piala Dunia
Kosta Rika memainkan pertandingan pertama mereka sebagai tim nasional pada tahun 1921, menang 7-0 atas tetangga Amerika Tengah, El Salvador.
Perjalanan Kosta Rika awalnya tidak mudah, tapi setelah bertahun-tahun upaya gagah, mereka akhirnya berhasil mencapai turnamen sepakbola terbesar dunia pada 1990, mengambil keuntungan penuh dari suspensi Meksiko untuk mencapai final di Italia.
Di sana mereka mengalahkan Swedia dan Skotlandia untuk mencapai babak knock out pada debut mengesankan di bawah asuhan Bora Milutinovic, sebelum kemudian dikalahkan Cekoslowakia.
Mereka kembali ke panggung dunia pada 2002, setelah nyaris gagal mencapai Amerika Serikat 1994 dan Prancis 1998.
Berada dalam grup rumit bersama Brasil yang akhirnya juara dan semifinalis Turki, Los Ticos tersingkir pada rintangan pertama, tahap yang sama dimana mereka pulang dengan penampilan lebih menyedihkan empat tahun kemudian di Jerman.
Pemain kunci
Nasib Kosta Rika terletak di kaki terampil seorang Bryan Ruiz. Disebut "pemain benar-benar khusus" oleh mantan pelatih Rodrigo Kenton, Ruiz membuktikan dirinya di klub Twente Belanda sebelum pindah ke Fulham Inggris.
Dia dalam peringkat di antara playmaker terbaik di Utara, Amerika Tengah, dan zona Karibia. Selain Ruiz, ada Alvaro Saborio, Cristian Bolanos, dan kiper yang luar biasa, Keilor Navas.
Kemampuan dribbling dan bermain menyerang segala penjuru si muda Joel Campbell telah membuatnya lain dari selusuh aset berharga Los Ticos.
Pelatih: Jorge Luis Pinto
Peringkat FIFA: 34
Penampilan terbaik dalam kompetisi FIFA: Piala Dunia FIFA Italia 1990 (babak 16 besar), FIFA U-20 Piala Dunia Mesir 2009 (tempat keempat).
Mantan bintang: Herman Medford, Paulo Wanchope, Walter Centeno.
Uruguay
Dengan meraih tempat keempat di Afrika Selatan 2010 dan gelar Copa America setahun kemudian, La Celeste masuk ke persaingan kualifikasi Amerika Selatan untuk Brasil 2014 sebagai favorit lolos.
Namun, rencana mereka kacau pada tahun 2012, ketika mereka hanya mengumpulkan dua poin dari kemungkinan 18. Uruguay kembali dalam ketenangan tepat pada waktunya, akhirnya merayap ke tempat kelima dan meraih play-off interkontinental untuk keempat kalinya berturut-turut.
Menunggu mereka Jordania, yang tidak sebanding, dengan pertandingan leg pertama di Amman, Uruguay menang 5-0. Dan bermain imbang tanpa gol di Montevideo memastikan Uruguay meraih tempat di Brasil 2014.
Catatan Piala Dunia
Uruguay telah dua kali merebut tropi Piala Dunia, pertama ketika mereka menjadi tuan rumah pada 1930 dan kedua di Brasil 20 tahun kemudian, ketika tuan rumah tercengang dengan kekalahan mengejutkan 1-2 di Maracana, permainan yang selamanya akan dikenal sebagai El Maracanazo.
Kemudian perjalanan mereka sampai semifinal di Meksiko tahun 1970, menjadi awal penantian panjang Uruguay tanpa prestasi menonjol di kancah global. Setelah gagal lolos ke AS 1994 dan Prancis 2008, La Celeste kembali di Korea/Jepang 2012 dengan tersingkir hanya di fase grup.
Lalu kemudian kalah dari Australia pada babak play off untuk perebutan tiket ke Jerman 2006.
Pada babak play off lainnya dalam kualifikasi menuju Afrika Selatan 2010, kali ini melawan Kosta Rika yang bisa mereka atasi.
Dalam final yang ke-11 kali mereka, Uruguay membawa kembali kenangan lampau dengan meraih tempat keempat di Afrika Selatan, dengan inspirasi Diego Forlan yang meraih "Bola Emas" sebagai pemain yang luar biasa dalam turnamen.
Pemain kunci
Penyerang Luis Suarez dan Edison Cavani telah menjadi pembawa standar untuk sepakbola Uruguay dan tim nasional selama beberapa tahun terakhir.
Pemain Liverpool Suarez mengakhiri kualifikasi zona Amerika Selatan sebagai top scorer dengan 11 gol, dan pemain kedua yang paling banyak dimainkan oleh pelatih Oscar Tabarez.
Duo mamatikan itu memiliki banyak pendukung di belakang mereka, dengan kepercayaan diri dan pengalamannya, Diego Lugano, mengarahkan operasi lini belakang, serta kiper tangguh Fermando Muslera sebagai benteng terakhir.
Pelatih: Oscar Washington Tabarez
Peringkat FIFA: 6
Penampilan terbaik dalam kompetisi FIFA: Piala Dunia FIFA Uruguay 1930 dan Brasil 1950 (juara), Men's Olympic Football Tournament Paris 1924, Amsterdam 1928 (juara), Piala Dunia FIFA U-20 Malaysia (runner-up), FIFA Beach Soccer World Cup Rio de Janeiro 2006 (runner-up), Piala Dunia FIFA U-17 Meksiko 2011 (runner-up).
Mantan bintang: Hector Scarone, Angel Romano, Obdulio Varela, Roque Maspoli, Alcides Ghiggia, Ladislao Mazurkiewicz, Pedro Rocha, Rodolfo Rodriguez, Hugo De Leon, Carlos Alberto Aguilera, Rubben Sosa, Enzo Francescoli, Alvaro Recoba.
Inggris
The Three Lions menempati posisi puncak Grup H Eropa untuk mencapai Piala Dunia FIFA 2014, setelah mengamankan kemenangan pertandingan terakhir melawan Polandia, menyingkirkan kesialan empat dekade sebelumnya ketika imbang menghadapi lawan yang sama dan tak lolos ke turnamen 1974.
Jalan menuju Brasil 2014 tidak semulus kampanye Inggris mencapai Afrika Selatan, dimana mereka memenangi sembilan dari sepuluh pertandingan dalam perjalanan ke putaran final 2010 lalu.
Meskipun Roy Hodgson memandu timnya menuju kampanye tak terkalahkan, kualifikasi otomatis menyelamatkan Inggris hingga pertandingan terakhir di Wembley.
Dua kali seri melawan rival terdekat Ukraina, serta kebuntuan di Warsawa dan Podogorica, membuat pendukung Inggris dalam keraguan sampai kapten Steven Gerrard mencetak gol terlambat dalam pertandingan kandang melawan Polandia untuk menggandakan keunggulan Inggris dan mengamankan tempat ke Brasil.
Catatan Piala Dunia
Inggris telah tampil dalam 13 edisi Piala Dunia FIFA, termasuk tujuh kali dalam delapan besar. Mereka berada di bawah-par di Afrika Selatan 2010, nyaris lolos dari grup dengan kemenangan di pertandingan terakhir melawan Slovenia, sebelum kemudian kalah dari tim asuhan Joachim Low, Jerman, 4-1 di panggung 16 besar.
Three Lions pernah menjuarai Piala Dunia FIFA sekali, pada 1966 ketika mereka menjadi tuan rumah, tapi sejak itu harus terlempar di awal. Sir Bobby Robson datang dengan nyaris menyamai pencapaian "Wingless Wonders" Sir Alf Ramsey, membimbing Inggris ke semifinal di Italia 1990, meski hanya untuk tersingkir melalui adu penalti lawan Jerman.
Pemain kunci
Wayne Rooney tetap bakat terbesar Inggris dan tujuh gol dalam enam laga kualifikasi Piala Dunia menggaribawahi pentingnya ia untuk kubu Roy Hodgson. Di lini tengah, Gerrard dan Frank Lampard memberikan pengalaman dan kreativitasnya, sementara penembak muda Jack Wilshere, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Andros Townsend menjadi daya serang Three Lions.
Danny Welbeck dengan kualitasnya, mencetak empat gol dalam perjalanan Inggris menuju putaran final, sedangkan Daniel Sturridge sebagai pemain depan top Liga Primer Inggris hanya sebagai opsi peluru serangan Roy Hodgson menuju Brasil.
Pelatih: Roy Hodgson
Peringkat FIFA: 12
Prestasi terbaik kompetisi FIFA: Piala Dunia FIFA Inggris 1966 (juara).
Mantan bintang: Sir Bobby Charlton, Peter Shilton, Gary Lineker.
Italia
Sering tampil kurang bagus selama kualifikasi sebelum meningkatkan permainannya pada akhir turnamen, Italia melaju dengan angkuh memuncaki Grup B Zona Eropa. Perjalanan mereka berpotensi rumit ketika mereka bertemu Denmark, Republik Ceko, dan Bulgaria, namun La Nazionale melonjak tak terkalahkan dan memesan tiket ke Brasil.
Itu berarti bahwa revolusi internal Italia berbuah sukses. "Sekarang jelas bahwa Anda tidak bisa mendapatkan hasil tanpa bermain sepak bola atraktif," kata pelatih Cesare Prandelli ketika ia pertama kali mengambil alih tugas.
Sejak itu ia telah memimpin Italia menuju ke pentas UEFA EURO 2012 dan ke putaran final Piala Dunia yang ke-14 kalinya, dengan tetap setia dengan gaya bermain menyerang.
Catatan Piala Dunia
Dengan empat gelar juara atas nama mereka (1934, 1938, 1982, dan 2006) dan dua kali sebagai runner-up (1970 dan 1994), Italia berada di urutan kedua setelah Brasil dalam dewan kehormatan Piala Dunia FIFA sepanjang masa.
La Squadra Azzura juga satu-satunya tim bersama Brasil yang telah memenangkan kompetisi ini dua kali berturut-turut. Kekalahan semifinal 3-4 dari Jerman Barat di Meksiko 1970 secara luas dianggap sebagai salah satu pertandingan paling spektakuler dalam sejarah turnamen ini.
Pemain kunci
Kapten dan Kiper Gianluigi Buffon merupakan pemain yang tersisa di antaranya rekannya yang mengantar peraihan gelar 2006 di Jerman bersama Andrea Pirlo, sementara sejumlah anak muda telah masuk ke dalam tim, seperti bek tengah Andrea Ranocchia dan gelandang Marco Verratti.
Di depan, transisi dari lama ke baru, bahkan lebih dramatis dengan kemunculan Stephan El Shaarawy dan Giuseppe Rossi. Juga dengan peran penting duo maverick Mario Balotelli dan Pablo Osvaldo.
Pelatih: Cesare Prandelli
Peringkat FIFA: 8
Prestasi terbaik kompetisi FIFA: Piala Dunia FIFA Italia 1934, Prancis 1938, Spanyol 1982, dan Jerman 2006 (juara), Men's Olympic Football Tournament Berlin 1936 (juara).
Mantan bintang: Dino Zoff, Paolo Maldini, Silvio Piola.