Bisnis.com, JAKARTA – Thierry Henry, eks-penyerang Arsenal dan Timnas Prancis, ingin melatih klub Ligue 1 Prancis Girondins Bordeaux, demikian klaim Arsene Wenger.
Bordeaux pekan lalu menetapkan skorsing terhadap Gustavo Poyet setelah pelatih kepala tersebut secara terbuka di hadapan pers mengkritik keputusan manajemen menjual Gaetan Laborde ke Montpellier sebagai aib.
Henry, 41 tahun, yang menjadi staf pelatih Timnas Belgia di Piala Dunia 2018, sebelum sempat disebutkan bakal menukangi Aston Villa, yang bertarung di Championship, level kedua dalam sistem sepak bola Inggris, pada awal musim ini, tetapi ternyata pemilik baru Villa mempertahankan Steve Bruce.
Pencetak gol sepanjang masa untuk Arsenal itu juga sempat disebut-sebut melakukan pembicaraan dengan otoritas sepak bola Mesir untuk membahas prospek melatih timnas negara Afrika itu, menurut satu agen yang terlibat dalam diskusi, walaupun Henry menolak klaim tersebut.
Wenger, mantan pelatih Henry di Arsenal dan juga orang Prancis, yang mengundurkan diri di ujung musim lalu dan sekarang menjadi komentator televisi, menyebut Henry berminat menggantikan posisi Poyet di Bordeaux, yang tengah menjalani play-off Liga Europa.
“Ya, dia [Henry] menginginkannya. Dia cerdas dan mempunyai kualitas,” kata Wenger saat diwawancarai Corse Matin.
Henry bermain untuk Arsenal pada 1999 – 2007 dalam 254 pertandingan dengan mencetak 174 gol atau rata-rata 0,69 gol per pertandingan.
Dia memulai karier bersama klub Ligue 1 AS Monaco pada 1994 dan 5 tahun kemudian pindah ke Juventus. Hanya sejenak di Juve, pada 1999 dia hengkang ke London untuk membela Arsenal.
Pada 2007 dia ke Barcelona dan 3 tahun berikutnya merantau ke Amerika Serikat bersama New York Red Bulls. Dia menutup karier sebagai pemain dengan balik ke Arsenal pada 2012, tetapi hanya bermain untuk empat pertandingan.
Sebagai penyerang Timnas Prancis dia mempunyai 123 caps dengan mencetak 51 gol sepanjang 1997 hingga 2010. Dia pemain penting ketika Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998, Piala Eropa (Euro) 2000, dan Piala Konfederasi 2003, serta saat tampil sebagai runner up Piala Dunia 2006.