Bisnis.com, JAKARTA - Bhayangkara FC hanya bisa tampil di babak penyisihan Piala Presiden 2018. The Guardian, julukan klub itu, tak bisa lolos ke babak berikutnya karena hanya menempati peringkat kedua grup E.
Kegagalan skuad asuhan Simon McMenemy itu membuat pihak manajemen membuat sejumlah evaluasi. Fisik pemain menjadi sorotan utama.
"Banyak yang harus dievaluasi setelah Piala Presiden," kata Manajer Bhayangkara FC, Ajun Komisaris Sumardji kepada Tempo, Selasa, 6 Februari 2018. "Perlu digenjot lagi latihan fisiknya," ujarnya.
Selain fisik, teknik dari pelatih belum maksimal diterapkan di lapangan. Jajang Mulyana dan kawan-kawan masih sering kehilangan bola serta serangan-serangan yang dibangun mudah dipatahkan oleh barisan pertahanan lawan. Manajemen pun berharap kelemahan itu segera bisa ditasai sebelum Liga 1 2018 bergulir.
"Ketika Liga 1 bergulir, kelemahan itu sudah harus ditutupi," kata Sumardji.
Sumardji mengatakan, manajemen juga menginginkan suasana kekeluargaan di dalam tubuh tim. Sama halnya ketika klub itu menjadi jawara Liga 1 musim lalu. Menurut dia, suasana kekeluargaan membutuhkan waktu karena banyak pemain baru yang butuh adaptasi.
"Paling penting ini, karena kekompakan itu di bangun jika semua sudah solid seperti keluarga," ujar Sumardji.
Sumardji menambahkan, sebelum Liga 1 bergulir Bhayangkara FC juga menjadwalkan satu laga uji coba. Menurut dia, calon lawan tanding klub yang bermarkas di PTIK, Jakarta Selatan tersebut masih didiskusikan oleh jajaran manajemen dengan pelatih.
"Kami ingin kualitas calon lawan sepadan," kata Sumardji.