Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan operator penyelenggara liga PT Gelora Trisula Semesta (GTS) bertemu untuk membahas keamanan stadion saat pertandingan Indonesia/Torabika Soccer Championship (ISC/TSC).
"Kami tidak ingin kericuhan terjadi lagi, maka faktor keamanan stadion perlu dibenahi," kata Sekretaris Jenderal PSSI Azwar Karim di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, pada Kamis (26/5/2016).
Dia juga menjelaskan bahwa ke depannya liga harus diperbaiki dari berbagai sisi terutama antisipasi kerusuhan antarsuporter. "Hari ini yang dibahas hanya soal perbaikan keamanan operator, selebihnya akan dilihat dulu perkembangannya."
Sementara itu, Direktur Kompetisi dan Regulasi PT GTS Ratu Tisha Destria mengatakan peningkatan keamanan adalah bukan soal penambahan kuantitas aparat keamanan.
"Peningkatan keamanan itu soal teknis, yang terpenting adalah kami harus paham soal sosial budaya, dan latar belakang masing-masing kedua kubu, itu hal yang lebih penting untuk antisipasi," kata Tisha.
Dia juga mengatakan terkait dengan kerusuhan antara suporter PS TNI dan Persegres Gresik United semua data, berkas dan kronologis sudah masuk administrasi untuk dipelajari.
Beberapa pekan terakhir, liga ISC terjadi beberapa kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dari berbagai kubu.
Salah satunya dari suporter Persija, Muhammad Fahreza yang meninggal dunia dengan dugaan dianiaya petugas keamanan.
Kemudian korban lainnya adalah suporter dari PSS Sleman Stanislaus Gandhang Deswara yang diduga meninggal karena dianiaya suporter lainnya pada hari Minggu (22/5/2016), di jalan Magelang KM 14.
Yang terakhir adalah kerusuhan antara suporter PS TNI dengan Persegres Gresik United yang terjadi pada Minggu (22/5/2016) di Stadion Petrokimia Gresik, Jawa Timur. Akibat kerusuhan itu, jatuh banyak korban luka-luka hingga dirawat ke rumah sakit.