Bisnis.com, JAKARTA - Djoko Driyono, Direktur PT Gelora Trisula Semesta (GST), penyelenggara Torabika Indonesia Soccer Championship (TSC) atau Indonesia Soccer Championship Seri A dan juga B, mengaku belum menerima laporan terkait aksi kekerasan yang dilakukan pemain PSBK Blitar terhadap wasit Suyanto saat melawan Persepam Madura Utama pada Sabtu (6/5/2016).
Pihaknya juga belum menerima laporan tentang kinerja Suyanto yang berat sebelah pada pertandingan tersebut. Keputusan-keputusan Suyanto lebih menguntungkan PSBK Blitar dan merugikan Persepam Madura Utama.
Tapi Joko memastikan bahwa pihaknya akan memproses dugaan pelanggaran itu, baik yang dilakukan pemain maupun terkait kepemimpinan wasit Suyanto, bila sudah menerima laporan resmi.
"Pertama, kami harus mendengar laporan soal jalannya pertandingan. Tapi yang pasti tidak ada celah untuk melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan," kata Djoko pada Selasa (10/5/2016).
Dia mengaku kemungkinan laporannya sudah masuk tetapi ia belum membacanya. "Kalau laporannya sudah ada, nanti setiap Rabu akan diperiksa oleh Komite Disiplin dan Kamis sudah ada putusan."
Djoko memastikan bahwa setiap kesalahan yang dilakukan wasit dalam memimpin pertandingan akan diambil tindakan oleh komite wasit. "Kita tunggu saja. Kalau laporannya sudah masuk, pasti akan diperiksa dan tunggu saja putusannya. Tapi terima kasih atas feedbacknya."
Sebelumnya diberitakan, pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Soepriadi, Blitar, manajemen Persepam Madura Utama menemukan sejumlah kejanggalan atas keputusan Suyanto selaku pengadil di lapangan. Bahkan diduga kuat terjadi match fixing atau pengaturan skor yang dilakukan wasit tersebut.
Asisten Persepam Madura Utama Nadi Mulyadi mengatakan pada pertandingan itu Persepam Madura Utama merasa dirugikan atas kepemimpinan wasit yang diduga kuat memihak tuan rumah, PSBK.
Di samping itu, Nadi juga menyebutkan adanya indikasi pengaturan skor yang dilakukan wasit. Salah satu buktinya, wasit tidak memberi sanksi kepada pemain PSBK Blitar meski melakukan pelanggaran keras di arena kotak penalti dan memukul wasit.
Semestinya, pelanggaran di arena kotak penalti dan insiden pemukulan yang dilakukan pasukan Laskar Peta layak diberi sanksi kartu merah. Namun sang pengadil lapangan membiarkan hal itu meski pemain menendang dan menampar dirinya.