Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembekuan PSSI: Dede Yusuf Yakin Presiden Punya Hati yang Teduh

Partai Demokrat mengimbau Presiden Joko Widodo agar segera mencabut pembekuan PSSI yang dilakukan sejak 2015 oleh Menpora Imam Nahrawi
Dede Yusuf/Antara-Puspa Perwitasari
Dede Yusuf/Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Partai Demokrat mengimbau Presiden Joko Widodo agar segera mencabut pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dilakukan sejak 2015 oleh Menpora Imam Nahrawi yang telah menyebabkan seluruh kompetisi yang digelar PSSI tertunda.

"Saya yakin Presiden Jokowi punya hati yang lebih teduh dan nalar yang lebih jernih untuk menyelamatkan sepakbola nasional ketimbang membiarkan adu otot antara Kemenpora dan PSSI. Ada jutaan bobotoh dan suporter yang sudah tidak kuat tahan dahaga untuk menyaksikan klubnya berkompetisi," kata juru bicara Partai Demokrat Dede Yusuf Macan Effendi di Bandung pada Selasa (15/3/2016).

Dia mengatakan walaupun sejumlah turnamen sepakbola nasional telah digelar, tidak akan bisa mengangkat prestasi sepak bola nasional karena sesungguhnya yang dibutuhkan saat ini adalah kompetisi yang profesional dan fair play dengan melibatkan seluruh klub profesional di berbagai tingkatan.

Menurut dia, turnamen sepak bola yang sudah dan sedang berlangsung hanya diikuti oleh beberapa klub semata dan hanya dilangsungkan pada level atas, tidak pada level bawah atau divisi I dan II.

"Harus diingat bahwa klub anggota PSSI bukan cuma itu-itu saja, saya sih sebagai bobotoh senang Persib selalu diundang ikut turnamen Piala Presiden, Piala Sudirman, Piala Bhayangkara, tapi kan klub yang lain butuh pertandingan juga," kata Dede Yusuf.

"Sepak bola nasional butuh kompetisi, bagaimana kita mau punya tim nasional yang kuat kalau tidak ada kompetisi sebagai seleksi prestasi dan potensi," lanjut mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini.

Dia mengatakan tanpa kompetisi sepak bola, yang dirugikan tidak hanya klub, melainkan juga pemain dan pelatih yang kehilangan arena potensi bakat dan prestasi yang secara otomatis menghilangkan penghidupan mereka yang notabene rakyat biasa. "Dengan kata lain, perekonomian rakyat melambat sehingga daya beli melemah."

Dede Yusuf menuturkan kedua hal tersebut yaitu kehilangan arena bakat dan penghidupan tidak bisa hanya diobati dengan dilangsungkan turnamen-turnamen insidentil karena pada level bawah Divisi I dan II terjadi kemacetan yang sama.

"Adapun pada level amatir klub kehilangan kesempatan untuk masuk ke tingkat profesional. Prestasi nasional itu berbanding lurus dengan kualitas kompetisi, pemain dan tim yang hebat lahir dari kompetisi yang ketat. Tidak ada jalan lain harus digelar kompetisi nasional mulai dari kasta profesional tertinggi sampai kasta terendah dan amatir," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan Federation Internationale de Football Association (FIFA) hanya mengakui PSSI sebagai penyelenggara kompetisi sepakbola profesional maka tidak ada jalan lain bagi pemerintah selain mencabut pembekuan PSSI.

"Apabila kompetisi digelar bukan oleh PSSI, maka bagi FIFA hanya masuk kategori amatir," kata Dede Yusuf.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper