Kabar24.com, ZURICH--Sepp Blatter kembali terpilih sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Dunia atau FIFA untuk kelima kalinya. Kemenangan Blatter dikritik oleh legenda sepak bola Portugal, Luis Figo, yang sempat juga mengajukan diri menjadi presiden FIFA, namun kemudian mengundurkan diri.
Figo mengatakan bahwa momentum terpilihnya Blatter kembali adalah hari yang gelap. "Hari ini adalah hari gelap lain di Zurich. FIFA sudah kalah. Lebih jauh lagi, sepak bola sudah kalah dan orang-orang yang peduli padanya," kata dia seperti yang dikutip dari laman Fox Sport, Sabtu, 30 Mei 2015.
Sebelum pemilihan ini, FIFA diguncang skanndal korupsi besar. Pada Rabu, 27 Mei 2015, 7 pejabat tinggi FIFA ditangkap oleh kepolisian atas permintaan Kejaksaan Agung Amerika Serikat.
"Dari apa yang disampaikan Blatter, apa yang terjadi Rabu lalu itu tidak buruk untuk sepak bola. Namun, kejadian itu buruk bagi FIFA dan semua pihak yang bertanggung jawab sampai sekarang," kata Figo. Menurut dia, Blatter tak pantas memimpin FIFA lagi pasca kejadian tersebut.
Apalagi, kata Figo, pada suatu kesempatan, Blatter mengatakan dirinya tak bisa bertanggung jawab dalam kasus itu. "Ini sebuah penghinaan," ujarnya. "Blatter memiliki reaksi yang sangat sinis ketika ia mengatakan bahwa ia tidak bisa mengendalikan semua orang. Ini menyinggung kecerdasan setiap orang."
Menurut dia, jika Blatter benar peduli dengan sepak bola, seharusnya dia mengundurkan diri dalam pemilihan ulang. "Jika dia punya kesopanan, dia akan mundur dalam beberapa hari," ujarnya.
Sepp Blatter kembali terpilih sebagai presiden FIFA, badan tertinggi sepakbola dunia, dalam Kongres di Zurich, Swiss, untuk kelima kalinya lewat pemungutan suara di tengah penangkapan dan tuduhan korupsi. Tujuh pejabat tinggi FIFA ditangkap di Swiss pada Rabu atas permintaan Amerika Serikat.
Saingan Blatter, Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania, sempat memaksakan pemungutan suara berlanjut ke putaran kedua namun ia mengundurkan diri. Dalam pidato kemenangannya, Blatter mengatakan: "Saya presiden sekarang, presiden semua orang," katanya seperti yang dilansir BBC, Jumat 29 Mei 2015 waktu setempat.
Blatter, 79 tahun, menghadapi desakan pengunduran diri, termasuk dari Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang mengatakan bahwa Presiden FIFA harus berhenti, "lebih cepat lebih baik". Blatter memuji kemenangannya, ia berterima kasih kepada semua orang yang memilih darinya dan memuji keberanian saingannya, Pangeran Ali, untuk menarik diri.
Dalam pidato kemenangan yang bertele-tele sembari mengutip Yesus dan Allah, ia mengatakan: "Saya bukan manusia sempurna, tidak ada yang sempurna, tapi kami akan melakukan pekerjaan dengan baik bersama-sama. Saya mengambil tanggung jawab untuk membawa kembali FIFA di tempat seharusnya ... Ayo FIFA! Ayo FIFA!"
Michel Platini, Presiden Badan Sepakbola Eropa atau UEFA, yang mendukung Pangeran Ali, mengatakan: "Saya bangga bahwa UEFA telah membela dan mendukung gerakan untuk perubahan di FIFA, perubahan yang menurut saya sangat penting jika organisasi ini ingin mengembalikan kredibilitas dan martabatnya."
Platini sebelumnya mengatakan UEFA akan mempertimbangkan kembali hubungan dengan FIFA jika Sepp Blatter tetap menyelenggarakan pemilihan presiden baru FIFA pada Jumat menyusul penangkapan 14 anggota dan mantan pejabat FIFA. "Secara pribadi sebagai teman saya meminta Blatter mengundurkan diri," ujar Platini dalam sebuah konferensi pers, Kamis, 28 Mei 2015.