Bisnis.com, MALANG - Arema Cronus, klub yang berbasis di Malang, Jawa Timur, terancam kehilangan kontrak dengan sponsor setelah PSSI menghentikan Indonesia Super League (ISL) 2015 yang baru memainkan dua pertandingan.
CEO Arema Iwan Budianto mengatakan manajemen masih akan mempelajari dengan cermat semua kontrak yang telah dibuat dan ditandatangani, baik dengan pemain, pelatih maupun pihak sponsor, ketika terjadi kondisi darurat.
"Kami masih akan pelajari semua kontrak yang sudah kita buat terkait ketentuan kondisi force majeure (darurat). Ada salah satu klausal perjanjian yang menyebutkan adanya pembatalan kontrak jika terdapat kondisi darurat dengan sponsorship," kata Iwan di Malang pada Minggu (3/5/2015).
Artinya, kata Iwan, apabila ketentuan itu memang ada dalam klausul, semua kontrak dengan sponsor akan terputus, berarti semua kontrak manajemen dengan sponsor akan putus. Oleh karena itu, dia menyayangkan keputusan PSSI menghentikan kompetisi ISL yang baru dimulai itu.
Menurut Iwan, penghentian kompetisi adalah pengulangan sejarah serupa pada 1998 yang menjadi tragedi sepak bola di Tanah Air. "Saya tidak percaya dengan kondisi ini, saya kira kejadian 1998 itu yang pertama dan terakhir dalam kompetisi sepak bola kita, ternyata sekarang terulang lagi."
PSSI menghentikan kompetisi ISL/Qatar National Bank (QNB) League setelah PSSI dibekukkan oleh Kemenpora. Akibatnya, seluruh kompetisi musim 2015 dibatalkan dan dihentikan.
Sejak itu, manajemen Arema mengaku merugi Rp5 miliar, belum termasuk biaya operasional tim selama menjalani latihan serta persiapan panitia penyelenggara pertandingan.