Bisnis.com, JAKARTA - Media sosial khususnya Instagram dibuat ramai dengan kabar yang menyebut pemain Crystal Palace, Jairo Riedewald, tertarik membela timnas Indonesia.
Kabar itu pertama kali diungkapkan oleh akun Instagram @pemainketurunan.id pada Rabu (31/1/2024).
Akun tersebut mengunggah tangkapan layar Direct Message (DM) Instagram dengan Jairo Riedewald, pemain klub Premier League Crystal Palace.
Dalam pesannya, Riedewald mengaku masih terbuka kemungkinan dirinya membela timnas Indonesia.
Pasalnya, dia punya garis keturunan Indonesia dari sang ibu. Sedangkan ayahnya punya keturunan Suriname.
Baca Juga
"Kemungkinan selalu ada [membela timnas Indonesia]. Waktu yang akan menjawabnya," tulis Jairo Riedewald.
Berikut profil Jairo Riedewald:
Profil Jairo Riedewald
Jairo Riedewald lahir di Haarlem, Belanda, pada 9 September 1996. Ia tercatat sebagai warga negara Belanda saat ini.
Dilansir dari Transfermarkt, pemain berposisi gelandang bertahan itu memulai karier di akademi SV Overbos sebelum pindah ke akademi Haarlem pada 2007.
Riedewald kemudian dilirik akademi Ajax Amsterdam pada 2008. Dia sempat tampil di tim Ajax U-17, U-19, dan U-21.
Di bawah arahan pelatih Frank de Boer, Riedewald promosi ke tim utama Ajax pada 2014. Ia pun menjadi pemain vital di tim itu.
Puas bermain di Belanda, Riedewald mencoba peruntungan dengan hijrah ke Inggris pada 2017, membela Crystal Palace yang kala itu dilatih De Boer.
Dengan mahar 9 juta euro atau sekitar Rp153 miliar (kurs saat ini) Riedewald pun resmi memulai petualangan barunya di Negeri Raja Charles III.
Meski Crystal Palace sempat berganti-ganti pelatih mulai dari Patrick Vieira, Patrick McCarthy, hingga Roy Hodgson, posisi Riedewald tetap aman di tim utama.
Pemain yang bisa mengisi pos bek tengah, bek kiri, dan gelandang bertahan itu pernah memperkuat timnas Belanda di Kualifikasi Euro 2016.
Namun dia hanya mengantongi 3 caps dan hingga kini belum dipanggil lagi oleh Tim Oranye.
Jika nantinya tertarik menaturalisasi Riedewald, PSSI harus memastikan seluruh dokumen perpindahan federasi dari Belanda (KNVB) sudah lengkap agar tak terjadi kasus serupa seperti Ezra Walian pada 2017.
