Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petenis Ukraina ini Tidak akan Berjabat Tangan dengan Pemain Rusia dan Belarus

Petenis nomor dua Ukraina Marta Kostyuk menegaskan dirinya tidak akan berjabat tangan dengan pemain asal Rusia dan Belarus.
Petenis nomor dua Ukraina Marta Kostyuk/Reuters
Petenis nomor dua Ukraina Marta Kostyuk/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Petenis nomor dua Ukraina Marta Kostyuk menegaskan dirinya tidak akan berjabat tangan dengan pemain asal Rusia dan Belarus.

Meski tidak mau berjabat tangan, Marta Kostyuk merasa bahwa aksinya itu masih belum cukup sebagai bentuk untuk menentang invasi Rusia ke Ukraina.

Petenis asal Kyiv berusia 20 tahun itu menjadi berita utama tahun lalu ketika dia menolak untuk berjabat tangan yang biasa dilakukan di depan net dengan mantan petenis nomor satu dunia, Victoria Azarenka, setelah petenis Belarus itu mengalahkannya di US Open.

Adapun Belarus digunakan sebagai tempat utama dari perang Rusia di Ukraina, yang oleh Moskow disebut sebagai "operasi khusus".

Setelah memenangkan pertandingan pertamanya di Australia Open pada Senin (16/1), mengalahkan unggulan ke-28 dari Amerika Serikat, Amanda Anisimova, Kostyuk mengatakan dia akan menolak jabat tangan dengan lawan dari Rusia atau Belarus yang tidak secara terbuka mengutuk invasi tersebut.

"Saya belum mengubah (prinsip dan aksi saya) terkait perang dan semua yang terjadi, dalam tur," katanya kepada Reuters.

“Karena orang-orang yang hanya mengatakan mereka tidak menginginkan perang, itu membuat kami (Ukraina) terdengar seperti kami menginginkan perang. Jelas kami juga tidak menginginkan perang," imbuhnya.

Di antara Grand Slam, hanya Wimbledon yang melarang pemain Rusia dan Belarus berkompetisi, yang menyebabkan denda 1 juta dolar AS pada tur putra.

Pemain Rusia dan Belarus diizinkan bermain di Melbourne Park tahun ini tanpa mengibarkan bendera atau negara mereka.

"Saya tidak benar-benar berbicara dengan siapa pun. Saya pun hampir tidak mengatakan 'hai' kepada mereka," tambahnya tentang pemain Rusia dan Belarus.

Sebagian besar keluarga Kostyuk berada di Kyiv, termasuk ayah dan kakeknya.

Petenis peringkat 61 dunia itu mengatakan dia akan tetap pulang ke Ukraina bahkan jika kondisinya masih tidak aman. Namun, Kostyuk yakin negaranya pada akhirnya akan menang.

"Saya tidak berpikir kita bahkan akan memiliki kesempatan jika kita tidak berpikir seperti ini. Hanya butuh waktu dan sayangnya banyak kerugian dan kematian, termasuk banyak orang yang tidak bersalah. Ini adalah keyakinan kami, saya kira, dan kami harus kembali dengan kuat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antaranews
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper