Bisnis.com, JAKARTA - Kejaksaan Italia telah menyimpulkan sebuah investigasi terhadap Juventus tentang menata keuangannya rentang waktu antara 2018 sampai 2020.
Klub Italia tersebut saat ini tengah menghadapi dugaan pembukuan palsu dan manipulasi market.
Anna Maria Loreto, kepala penyidik kejaksaan mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahukan kepada para petinggi Juventus mulai dari jajaran direksi, pimpinan eksekutif dan dewan direksi bahwa fase penyelidikan saat ini telah selesai.
Sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (25/10/2022), sebuah sumber yang mengetahui secara lansung mengatakan bahwa ada 15 tersangka secara keseluruhan dari klub tersebut, termasuk Presiden Andrea Agnelli.
Adapun pengacara Agnelli dan klub sejauh ini belum merespon permintaan komentar terkait dengan penelidikan tersebut. Juventus sama sekali tidak memberikan pernyataan resmi.
Di Italia, kesimpulan dari investigasi biasanya mendahului permintaan jaksa untuk mengirimkan tersangka ke Italia.
Pada Desember 2021, penyelidikan dimulai, Juventus menyatakan bahwa klub itu patuh pada hukum yang berlaku dan mereka sangat kooperatif dengan otoritas yang berwenang.
Ketika itu, jaksa Turin menuding Juventus, klub yang terdaftar dalam burse efek Milan, menyatakan mengalami kerugian finansial untuk 2019-2020.
Jaksa telah memeriksa nilai bisnis para pemain yang berasal dari transfer pemain antarklub dan memastikan apakah ada penundaan gaji seperti yang dilaporkan oleh Juventus, akibat pandemi Covid-19.