Bisnis.com, Jakarta - Biaya besar harus ditanggung tim-tim Premier League untuk mengobati pemain yang mengalami cedera.
Berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan asuransi internasional, Howden, tim-tim Premier League harus merogoh kocek sebesar 90 juta pound (setara Rp1 triliun), untuk membiayai pemain cedera.
Dalam laporan The Men's European Football Injury Index, nominal tersebut didapatkan dengan mengalikan biaya per hari seorang pemain berdasarkan gaji dengan jumlah hari mereka absen karena cedera.
Dari data tersebut didapatkan bahwa tim kasta tertinggi Liga Inggris mengeluarkan biaya 89,92 juta pound untuk pemain cedera. Jumlah ini menjadi yang terbesar di antara lima liga elite Eropa.
Hal itu tak terlepas dari banyaknya pemain Premier League yang cedera. Dari catatan Howden, total ada 659 kasus cedera selama setengah musim 2021-2022.
Chelsea menjadi tim Premier League dengan biaya cedera paling banyak, yakni mencapai 13,63 juta pound atau setara Rp259 miliar.
Baca Juga
Hingga putaran pertama Premier League 2021-2022 berakhir, ada 55 pemain The Blues, julukan Chelsea, yang absen karena cedera.
Bulan September menjadi periode paling banyak pemain cedera, di luar kasus Covid-19. Total ada 127 pemain Premier League yang cedera dan biayanya mencapai 20,41 juta pound (Rp388 miliar) dari keseluruhan tim.
Dibandingkan musim lalu, pada bulan pertama saat Premier League bermain penuh, jumlah biayanya meningkat dua kali lipat.
Pada musim 2020-2021, pada bulan pertama di mana kompetisi Liga Inggris bergulir penuh, biaya cedera hanya mencapai 10,17 juta pound (Rp193 miliar).
Periode jeda musim dingin menjadi masa penurunan biaya cedera, sebab para pemain mendapat waktu libur yang cukup panjang.