Bisnis.com, JAKARTA - Klub Liga Primer Inggris, Newcastle United, dikabarkan segera beralih kepemilikan. Sejumlah media Inggris mendapat salinan dokumen berisi 32 lembar nota kesepahaman jual-beli klub berjulukan The Magpies ini.
Kabarnya, pemilik Newcastle saat ini, Mike Ashley, lewat perusahaan Saint James Holding sudah menjalin negosiasi intens dengan Amanda Staveley melalui perusahaan PCP Capital Partners. Masih merujuk ke dokumen tersebut, Ashley bersedia melepas Newcastle dengan harga 300 juta pound sterling atau sekitar Rp 5,9 triliun.
Komunikasi dan negosiasi jual-beli Newcastle masih berjalan secara daring. Sebab, Ashley diyakini sedang berada di Amerika Serikat sebelum Inggris memberlakukan karantina wilayah dan pembatasan kontak sosial. Meski begitu, ia masih mengontrol aktivitas klubnya dari tempat liburannya.
Namun Staveley tidak berdiri sendiri membeli tim yang bermarkas di Saint James Park itu. Perempuan berusia 47 tahun itu membawa konsorsium yang berisi perusahaan Arab Saudi, yaitu Saudi Arabia Public Investment, dan keluarga konglomerat Inggris, Rueben Brothers.
Kabarnya, ada cawe-cawe putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Muhammad bin Salman al-Saud atau Pangeran Salman, dalam pembelian Newcastle. Adapun Rueben Brothers dimiliki oleh orang terkaya kedua di Inggris dan saat ini punya saham di klub legendaris Inggris lain, yakni Queens Park Rangers.
Bukan rahasia lagi bahwa Pangeran Salman tertarik menancapkan kukunya di Liga Primer Inggris. Pada 2018, pria yang kini berusia 34 tahun itu sempat memberi sinyal menawar Manchester United. Pangeran Salman disebut menawar 3,5 miliar pound sterling atau sekitar Rp 63 triliun, namun ditolak oleh keluarga Glazer, pemilik Setan Merah, sejak 2005.
Baca Juga
Pangeran Salman lantas berpaling ke Newcastle. Ia mengutus Staveley sebagai broker dan sempat menawar klub itu tiga tahun silam. Namun Ashley tak merespons tawaran tersebut.
Sejumlah media menyebut Ashley semula hanya ingin melepas Newcastle dengan harga 340 juta pound sterling atau sekitar Rp 6,68 triliun. Namun pada akhirnya pengusaha retail berusia 55 tahun itu bersedia menurunkan harga klubnya.
Jika benar pembelian ini terjadi, nama Staveley semakin wangi di Liga Primer. Sebab, bukan kali ini saja perempuan pengusaha dan bankir itu menjadi broker pembelian klub. Pada 2008, Staveley membantu Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan membeli Manchester City.
Kabarnya, Staveley mendapat komisi 10 juta pound sterling setelah pembelian The Citizens tuntas. Karena itu, ia sempat mendapat julukan ratu sepak bola Inggris. Walhasil, jika proyek Newcastle gol, gelar tersebut akan semakin mentereng untuknya. Belum lagi, komisi yang bernilai jutaan pound sterling bakal masuk ke koceknya.
Pemain Newcastle United Matthew Longstaff, melakukan selebrasi bersama rekannya Andrew Carroll dalam pertandingan Liga Inggris di St James' Park, Newcastle, 6 Oktober 2019. Newcastle United kalahkan Manchester United 1-0. Action Images via Reuters/Lee Smith
Sejumlah penikmat Liga Primer tertarik pada kabar pembelian Newcastle oleh perusahaan Arab Saudi. Jika benar, Newcastle berpeluang mengikuti Manchester City, mengulang kejayaan klub. Setelah dibeli pesohor Qatar, The Citizens jorjoran membangun kekuatan.
Sudah triliunan rupiah dihabiskan untuk berbelanja pemain kelas dunia. Hasilnya pun luar biasa, City sanggup meraih empat gelar juara Liga Primer, yakni pada 2011/2012, 2013/2014, 2017/2018, dan 2018/2019.
Newcastle punya nama dan sejarah yang cukup wangi di Inggris. Tak sedikit dari Toon Army--julukan fan Newcastle--berharap pemilik baru akan royal seperti empunya City. Mereka tak sabar Newcastle membangun kekuatan dengan membeli pemain-pemain top.
Lebih hebat lagi jika nantinya Newcastle bisa jadi kekuatan baru di Liga Primer. Dengan kata lain, The Magpies bisa merusak dominasi The Big Six, yakni City, United, Liverpool, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur.
Terlebih, Newcastle sudah sangat lama tidak mengangkat trofi juara. Terakhir kali, Newcastle menjadi juara Piala Asosiasi Sepak Bola Inggris atau FA pada musim 1954/1955.
Namun sebelum berkhayal tentang trofi juara, para fan Newcastle harus menunggu kepastian jual-beli kepemilikan klub tersebut. Jangan sampai kabar ini sekadar pepesan kosong pada akhir cerita.