Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skandal Suap & Korupsi FIFA: Masa Skors Blatter & Platini Dikurangi

Komite banding FIFA mengurangi skors terhadap Presiden FIFA Sepp Blatter dan Presiden UEFA Michel Platini menjadi 6 tahun, namun tetap menyatakan keduanya bersalah melanggar etika.
Sepp Blatter (kanan) dan Michel Platini/Reuters-Ruben Sprich
Sepp Blatter (kanan) dan Michel Platini/Reuters-Ruben Sprich

Bisnis.com, JAKARTA - Komite banding Federation Internationale de Football Association (FIFA) mengurangi skors terhadap Presiden FIFA Sepp Blatter dan Presiden UEFA Michel Platini menjadi 6 tahun, namun tetap menyatakan keduanya bersalah melanggar etika.

Hasil banding itu diumumkan saat Sekjen UEFA Gianni Infantino dan Presiden Asian Football Confederation (AFC) Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa meruncingkan rivalitas untuk mengambil alih posisi pemimpin di badan sepak bola dunia yang dihantam skandal ini, dalam pengambilan suara pada Jumat pekan ini.

Skors terhadap Blatter, selama 17 tahun, dan Platini dikurangi dari 8 tahun menjadi enam tahun oleh Komite Banding.

Keduanya dinyatakan bersalah akibat adanya konflik kepentingan, ketika Blatter menerima pembayaran senilai 2 juta euro dari Platini pada 2011 untuk pekerjaan konsultasi tanpa kontrak yang telah selesai satu dekade sebelumnya.

Legenda sepak bola Prancis Platini difavoritkan untuk mengambil alih jabatan Blatter, namun skors yang dijatuhkan menghancurkan harapannya.

"Banding Tuan Platini dan Tuan Blatter telah diselesaikan," kata komite etik dalam pernyataannya.

Namun pihaknya menentukan bahwa pengadilan etika FIFA tidak memperhitungkan "faktor-faktor pengurang yang kuat" ketika menentukan sanksi 8 tahun.

"Komite Banding mempertimbangkan bahwa aktivitas-aktivitas Tuan Platini dan Tuan Blatter dan jasa-jasa yang telah mereka berikan kepada FIFA, UEFA (Union of European Football Associations), dan sepak bola secara umum selama bertahun-tahun semestinya menjadi pengakuan yang layak sebagai faktor pengurang," lanjut pernyataan tersebut.

Blatter dan Platini kembali membayang-bayangi upaya baru FIFA untuk membalikkan halaman dari masa lalu yang tercoreng skandal pada pemilihan Jumat.

Polisi menyerbu kongres FIFA pada Mei silam sebelum Blatter terpilih untuk masa jabatan kelimanya. Ia mengumumkan bahwa dirinya akan mengundurkan diri empat hari kemudian.

Kini 39 pejabat dan eksekutif sepak bola menghadapi dakwaan di AS terkait lebih dari 200 juta dolar AS dalam pembayaran penyuapan untuk kesepakatan-kesepakatan sepak bol.

Dengan absennya Platini, Infantino dan Salman memimpin lima kandidat pada persaingan untuk menjadi presiden baru.

Pertarungan terlihat begitu ketat pada fase-fase akhir. Namun pemilihan menghadirkan drama baru ketika Pangeran Ali bin Al Hussein menemui Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) pada Senin, dalam upayanya meminta FIFA menerapkan bilik pengambilan suara yang transparan.

Para pengacara sang pangeran telah berkata bahwa pengambilan suara berpeluang ditunda.

CAS mengatakan permintaan pangeran Yordania itu, yang merupakan mantan wakil presiden FIFA, telah "ditolak."

Dan Pangeran Ali, yang mengeluarkan dana pribadi untuk pengadaan bilik suara transparan untuk dikirim ke Zurich, mundur dari upaya untuk menunda pemilihan.

"Satu-satunya aspek positif dari peraturan hari ini adalah bahwa sekarang pemilihan akan berlangsung sesuai yang direncanakan, dan media akan mengamatinya secara cermat untuk bukti apapun bahwa seseorang memfoto surat suara mereka," kata sang pengeran dalam pernyataannya.

Surat suara FIFA semestinya besifat rahasia namun Pangeran Ali dan kandidat lain. Jerome Champagne, mantan eksekutif FIFA, telah menaikkan kecurigaan bahwa sebagian delegasi akan memfoto surat suara mereka sebagai bukti mereka menepati janjinya untuk mendukung salah satu kandidat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper