Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebagian Besar Pemain Sepakbola Hadapi Gaji Rendah dan Intimidasi

Sebagian besar pemain sepak bola di seluruh dunia masih menghadapi masalah minimnya penghasilan, keterlambatan pembayaran gaji dan intimidasi, demikian hasil sebuah survei yang dipublikasikan Selasa (29/11/2016).
Paul Pogba/Reuters-Jason Cairnduff
Paul Pogba/Reuters-Jason Cairnduff

Bisnis.com, ZURICH -  Sebagian besar pemain sepak bola di seluruh dunia masih menghadapi masalah minimnya penghasilan, keterlambatan pembayaran gaji dan intimidasi, demikian hasil sebuah survei yang dipublikasikan Selasa (29/11/2016).

Dari hasil survei yang dilakukan persatuan pesepak bola dunia FIFPro tersebut terungkap kondisi sebagian besar pemain sepak bola jauh dari gambaran bahwa mereka punya mobil bagus dan tinggal di rumah mewah.

Pemain Termahal 2016

No

Nama

Dari

Ke

Nilai Transfer

1

Paul Pogba

Juventus

Manchester United

105 juta euro

2

Gonzalo Higuain

Napoli

Juventus

90 juta euro

3

Hulk

Zenith St Petesburg

Shanghai SIPG

55,8 juta euro

4

John Stones

Everton

Manchester City

55,6 juta euro

5

Leroy Sane

Schalke 04

Manchester City

50 juta euro

6

Granit Xhaka

Borrussia Monchengladbach

Arsenal

45 juta euro

7

Henrikh Mkhitaryan

Borrusia Dortmund

Manchester United

42 juta euro

8

Sadio Mane

Southampton

Liverpool

41,2 juta euro

9

Shkodran Mustafi

Valencia

Arsenal

41 juta euro

10

Alvaro Morata

Juventus

Real Madrid

30 juta euro



Sebanyak 60%  dari sekitar 14.000  pemain yang diwawancarai di 54 negara memperoleh gaji kurang dari US$2.000  sebulan, dan empat dari 10 pemain pernah mengalami keterlambatan gaji dalam dua tahun terakhir.

"Yang membuat kami frustrasi adalah karena tidak ada yang percaya bahwa klub-klub tida menghormati kontrak dan tidak membayar pemain," kata Sekjen FIFPro Theo van Seggelen.

Ia mengatakan, klub-klub seharusnya merasa malu karena hal tersebut masih terjadi sekarang.

"Tidak semua pemain punya mobil lebih dari tiga dengan warna berbeda. Kenyataan dalam industri sepak bola kita sangat berbeda dengan yang orang-orang perkirakan," katanya.

FIFPro menyebutkan bahwa ia surveinya, bekerja sama dengan University of Manchester, mencakup pemain dari Eropa, Amerika Selatan dan Utara, dan Afrika.

Persatuan pemain dari beberapa negara penting Eropa seperti Inggris dan Spanyol yang disebut memiliki kompetisi liga terkaya di dunia, tidak mengisi survei secara lengkap, namun hal itu diimbangi dengan sejumlah negara sedang berkembang yang tidak dimasukkan dalam survei.

Terkait gaji pemain, survei menyebutkan bahwa hanya 40,3% yang lebih dari US$2.000  per bulan. Sisanya, 14,5% antara US$1.000 -  US$2.000, 24,6% antara US$300 - US$1.000 dolar, dan 20,6%  kurang dari US$300.

Sebanyak 41%  responden mengatakan mereka pernah mengalami penundaan gaji. Jumlah terbesar di Malta 79%, kemudian 75% di Turki, 74% di Rumania, 96% di Gabon, 95% di Bolivia dan 94% di Tunisia.

Van Seggelen mengatakan, meskipun para pemain dapat mengadu ke FIFA, tetapi mereka harus tetap menunggu hingga dua tahun untuk mendapat suatu keputusan.

"Kami ingin FIFA dan klub-klub mengurangi peraturan terkait toleransi keterlambatan gaji ini menjadi satu bulan. Ini untuk memastikan para pemain selalu menerima gaji tepat waktu dan tidak dipotong. Itu hak dasar setiap pekerja," katanya.

Kurangnya keamanan kerja juga merupakan masalah, dimana rata-rata masa kontrak 22 bulan. Sebanyak delapan persen responden mengatakan bahwa mereka tidak punyak kontrak sama sekali.

"Sebagian besar pemain mendapat gaji sekadarnya, karir yang terbatas, keamanan yang minim dan masa depan yang tidak pasti setelah pensiun dari sepak bola," kata Van Segglen.

Hanya kurang dari 10%  yang mengaku pernah mengalami kekerasan fisik di luar lapangan, baik itu dari suporter, rekan setim atau pengurus klub. Senyak 16%  reponden mengaku pernam menerima ancaman kekerasan.

Skotlandia dan Italia merupakan negara yang paling sering ditemui kasis intimidasi dari suporter, demikian hasil survei itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper