Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Euro 2016 Terancam Demonstrasi & Mogok Nasional

Kemungkinan terjadinya unjuk rasa nasional yang berpotensi mengusik Euro 2016 meningkat setelah puluhan ribu demonstran turun ke jalan dan para buruh melakukan mogok kerja di seluruh wilayah negara itu.
Para demonstran memecahkan kaca pintu sebuah kantor bank di Nantes, Prancis, dalam unjuk rasa nasional yang berkembang menjadi aksi anarkis pada Jumat dini hari WIB (27/5/2016) untuk menuntut penarikan kembali kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan buruh/Reuters-Stephan Mahe
Para demonstran memecahkan kaca pintu sebuah kantor bank di Nantes, Prancis, dalam unjuk rasa nasional yang berkembang menjadi aksi anarkis pada Jumat dini hari WIB (27/5/2016) untuk menuntut penarikan kembali kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan buruh/Reuters-Stephan Mahe

Bisnis.com, JAKARTA - Kemungkinan terjadinya unjuk rasa nasional yang berpotensi buruk membuat Prancis kelabakan dalam menggelar Piala Eropa (Euro) 2016 meningkat setelah puluhan ribu demonstran turun ke jalan dan para buruh melakukan mogok kerja di seluruh wilayah negara itu.

Para pekerja penyulingan minyak, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan kereta api melancarkan aksi mogok pada Jumat dini hari WIB (27/5/2016).

Serikat pekerja terbesar di Prancis, General Confederation of Labour (CGT), terus meningkatkan tekanan kepada pemerintah untuk mengabaikan reformasi hukum buruh yang kontroversial.

Pada beberapa pekan terakhir ini sekitar 1.300 orang ditahan dan sekitar 350 polisi serta demonstran terluka ketika unjuk rasa berubah menjadi kekerasan.

Pemimpin CGT Philippe Martinez ditanya apakah serikatnya berniat mengacaukan Euro 2016 yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Juni-10 Juli di sembilan stadion, dan jawabannya adalah "Pemerintah memiliki waktu untuk berkata 'mari hentikan waktu' dan segalanya akan baik-baik saja."

Jean-Claude Mailly, pemimpin serikat buruh yang lebih kecil Pasukan Pekerja (Force Ouvriere) yang juga turun ke jalan, berkata, "Dalam arti sepak bola, ini saatnya Perdana Menteri menarik kembali kartu merah."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper