Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILIHAN PRESIDEN FIFA: Amerika Menolak Pilih Sepp Blatter

Presiden Federasi Sepak Bola Amerika Serikat Sunil Gulati mengatakan dia akan bergabung dengan kaukus yang akan mencampakkan Presiden FIFA Sepp Blatter. Keputusan ini sangat berisiko bagi AS di tengah peluangnya menjadi tuan rumah Piala Dunia berikutnya.
Presiden FIFA Sepp Blatter/Reuters
Presiden FIFA Sepp Blatter/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Federasi Sepak Bola Amerika Serikat Sunil Gulati mengatakan dia akan bergabung dengan kaukus yang akan mencampakkan Presiden FIFA Sepp Blatter. Keputusan ini sangat berisiko bagi AS di tengah peluangnya menjadi tuan rumah Piala Dunia berikutnya.

"Sepak bola AS akan memilih Pangeran Ali bin Al Hussein untuk Presiden  FIFA sebelumnya," cuit Gulati, menjelang pemilihan bos badan sepak bola dunia itu seperti dikutip AFP.

"Ini adalah suara untuk tata kelola yang baik dan janji kepada permainan kita," sambung Gulati yang juga anggota Komite Eksekutif FIFA yang sangat berkuasa dan sedang berada di Zurich, Swiss, untuk Kongres Federation Internationale de Football Association (FIFA).

Blatter menghadapi rangkaian seruan mundur dari berbagai kalangan setelah pihak berwajib AS mengeluarkan tuduhan terjadinya korupsi yang merajalela, sistemik dan mengakar dalam cabang olah raga ini.

Gulati berkata bahwa kemarahan dengan cepat diikuti oleh kekagetan dan kekecewaannya dalam dakwaan jaksa itu. Kemarahan itu hanya memastikan keputusan yang sudah dia buat bahwa AS hanya akan memberi suara kepada Pangeran Ali bin Al Hussein sebagai satu-satunya rival Blatter dalam pemilihan presiden FIFA hari ini.

Gulati mengakui bahwa pemberian suara semacam itu memang akan meredupkan harapan AS untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia berikutnya.

"Akan senangkah saya menyaksikan Amerika Serikat menuanrumahi sebuah Piala Dunia di masa mendatang? Tentu ya. Tetapi bagi saya, untuk sepak bola AS, tata kelola yang lebih baik dan integritas yang lebih di Concacaf dan FIFA jauh lebih penting daripada menjadi tuan rumah turnamen sepak bola internasional apa pun."

Karena sepak bolanya semakin menarik minta warga AS, negara adidaya itu sudah lama dianggap sebagai calon utama tuan rumah Piala Dunia 2026.

Setelah itu pergelaran olah raga paling akbar di dunia itu tidak akan pernah lagi diadakan di kawasan Amerika Utara dan Tengah serta Karibia selama kurang lebih 30 tahun.

Dua edisi Piala Dunia berikutnya, pada 2018 dan 2022, sudah dijatahkan untuk Rusia dan Qatar, dan FIFA sudah menegaskan bahwa venue-venue tidak akan berubah sekalipun pihak berwenang Swiss tengah menyelidiki korupsi sewaktu proses pemungutan suara untuk memberikan hak ketuanrumahan Piala Dunia kepada dua negara itu.

"Saya yakin ada beberapa orang yang tidak akan sepakat dengan keputusan itu dan akan memprioritaskan kepada hal-hal yang berbeda. Namun inilah yang kami rasakan, dan kami melakukan yang kami anggap benar," kata Gulati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/AFP/New York Times

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper