Bisnis.com, JAKARTA - Asian Football Confederation (AFC) segera menggelar perhelatan akbar 4 tahunan bernama Piala Asia. Meskipun bernama Piala Asia, untuk pertama kalinya turnamen ini digelar di luar benua Asia, yakni di Australia pada 17-31 Januari 2015.
Memang, meskipun secara geografis bukan termasuk wilayah Asia, bahkan merupakan benua tersendiri, Australia berhak menggelar putaran final Piala Asia, karena sejak 2006 bergabung dengan AFC, dengan subkonfederasinya ialah Asean Football Federation (AFF), sama dengan Indonesia.
Alasan Australia meninggalkan Oceania Football Confederation (OFC) ialah karena lawan-lawannya di zona yang sebagian anggotanya negara-negara di Samudera Pasifik itu sangat lemah dibandingkan dengan kekuatan Socceroos.
Akibatnya, di setiap kualifikasi Piala Dunia, meskipun Australia dengan mudah melahap lawan-lawan di OFC, begitu bertemu dengan lawan dari benua lain di babak play off, Australia hampir selalu gagal melewatinya.
Bertindak sebagai tuan rumah Piala Asia 2015, meskipun berdasarkan ranking FIFA hanya menempati peringkat ke-10 di Asia, Australia difavoritkan sebagai salah satu calon kuat peraih gelar juara selain juara bertahan Jepang dan sejumlah negara lain seperti Korea Selatan, Iran, dan Arab Saudi.
Iran saat ini menghuni posisi paling atas ranking Federation Internationale de Football Association (FIFA) untuk zona Asia, diikuti Jepang dan Korsel. Adapun Arab Saudi, walaupun kini terpuruk di ranking ke-11 Asia, tetap menjadi kekuatan terbesar dari Timur Tengah selain Iran.
Putaran final Piala Asia 2015 dibagi menjadi empat grup yakni:
Grup A: Australia, Korsel, Oman, Kuwait.
Grup B: Uzbekistan, Tiongkok, Arab Saudi, Korea Utara.
Grup C: Iran, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain.
Grup D: Jepang, Jordania, Arab Saudi, Palestina.