Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia menyampaikan telah membatalkan visa dari bintang tenis asal Serbia Novak Djokovic untuk kedua kalinya secara berturut-turut, sehingga dia gagal tampil di Australia Open 2022.
Dikutip melalui BBC Sport, Senin (17/1/2022) pembatalan visa tersebut karena petenis nomor wahid dunia tersebut diklaim belum menjalani vaksinasi Covid-19.
Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke menyebut Djokovic tidak memiliki landasan yang kuat untuk ikut serta dalam turnamen Australian Open 2022 karena protokol kesehatan (prokes) terkait Covid-19.
"Hari ini saya menggunakan kapasitas saya untuk membatalkan visa yang dimiliki tuan Novak Djokovic dengan alasan kesehatan dan ketertiban, atas dasar kepentingan umum untuk melakukannya," katanya, dikutip dari BBC Sports, Senin (17/1/2022).
Sekadar informasi, Djokovic sebelumnya dijadwalkan bermain di Australian Open 2022 di Melbourne, yang dimulai pada Senin, 17 Januari 2022.
Senada, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan meskipun adanya kritik keras terhadap pemerintahnya yang menolak visa Djokovic, tetapi dirinya menilai keputusan tersebut sangatlah tepat.
Baca Juga
Morrison mengklaim warga Australia telah membuat banyak pengorbanan selama pandemi Covid-19 sehingga hasil dari pengorbanan itu perlu dilindungi.
Petenis yang akrab disapa Nole itu sebelumnya dikabarkan bakal dideportasi dari Australia dan tidak boleh mengunjungi negara tersebut selama tiga tahun.
Namun, pengacara Pemerintah Australia mengindikasikan Djokovic tidak akan dideportasi dan masih bisa mengajukan banding.
Penyebabnya, itu terjadi setelah Djokovic menyampaikan informasi bahwa agennya secara tak sengaja membuat pernyataan keliru pada formulir perjalannya.
Pihak ABF (Australian Border Force) menyatakan Djokovic tidak memenuhi persyaratan masuk Australia. Petenis berusia 34 tahun itu membela diri dan mengaku memiliki izin medis khusus yang diberikan penyelenggara Australian Open 2022.
Tim hukum Djokovic menyebut keputusan menteri untuk membatalkan visa kliennya sangat tidak rasional. Merujuk pada sebuah dokumen pemerintah dengan rincian lebih lanjut tentang mengapa itu dicabut.
Pengacara Djokovic, Nicholas Wood, mengatakan itu bukan karena dia berbahaya bagi publik, tetapi karena dia akan membangkitkan sentimen anti-vaksinasi kepada masyarakat Australia.
"Menteri telah memilih untuk menghapus seorang pria yang bereputasi baik dari Australia dan merusak karier masa depannya atas komentar anti-vaksinasi yang sempat dibuat oleh Djokovic pada 2020," ujarnya.
Pemenang Australia terbuka sembilan kali itu berharap mempertahankan gelarnya pada kejuaraan tersebut. Jika dirinya memenangkan titel tersebut, Djokovic menjadi petenis pria paling sukses dalam sejarah dengan rekor 21 gelar Grand Slam.
Kekisruhan tentang Djokovic dalam Australia Open 2022 berawal dari reaksi keras dari beberapa masyarakat Negeri Kanguru, yang telah berjuang dalam karantina Covid-19, apalagi Melbourne bertahan selama 262 hari di bawah pembatasan ketat dalam beberapa tahun terakhir.