Bisnis.com, JAKARTA - Jamal Musiala mencetak sejarah dengan mencetak satu gol pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara Lazio vs Bayern Munchen, Rabu (24/2/2021) di Stadion Olimpico.
Musiala mencatatkan diri sebagai pencetak termuda bagi FC Hollywood di ajang Liga Champions dengan usia 17 tahun 363 hari.
Musiala baru bergabung dengan Bayern Munchen pada 2019. Dia diboyong dari Chelsea sebelum akhirnya diberikan kontrak profesional pertamanya pada musim panas lalu dengan durasi lima tahun.
Pelatih Hansi Flick tak ragu memberikannya promosi ke tim senior pada musim ini setelah dia tampil cemerlang bagi tim junior Munchen. Hingga saat ini, Musiala telah tampil sebanyak 23 laga dan menyumbangkan empat gol.
Dibalik performa apiknya itu, Musiala ternyata menjadi pusat perebutan tiga negara besar di kancah sepakbola: Nigeria, Inggris dan Jerman.
Ayah Musiala merupakan warga negara Nigeria sementara ibunya berasal dari Jerman. Dia lahir di Franfrut pada 26 Februari 2003. Ketika dia berusia tujuh tahun, keluarga Musiala hengkang ke Inggris.
Baca Juga
Di Negeri Ratu Elizabeth, Musiala menghabiskan sebagian besar masa kecilnya. Dia pernah menimba ilmu di akademi Southampton selama empat bulan sebelum Chelsea kemudian menariknya dan memberikannya bea siswa untuk bermain di salah satu sekolah sepak bola binaannya, Whitgift.
Mantan pelatih Musiala di Whitgift, Andrew Martin menyatakan awalnya dia ragu dengan kemampuan Musiala karena tubuhnya sangat kurus ketika bergabung dengan mereka. Akan tetapi keraguan Martin itu langsung hilang begitu melihat si pemain beraksi dengan bola.
"Ketika dia tiba pertama kali, dia sangat kecil dan kurus, seseorang yang tak langsung memberikan anda kepercayaan. Tetapi begitu anda memberikannya bola, dia tampak lebih hidup," kata Martin kepada media Jerman, DW.
Musiala menghabiskan tiga tahun di bawah asuhan Martin sebelum akhirnya masuk ke akademi Chelsea. Martian menyatakan tak heran dengan perkembangan karir mantan anak asuhnya karena dia telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Ketika berada di Whitgift, Musiala merupakan seorang penyerang yang tajam.
"Dia adalah pesepakbola luar biasa dan itu terlihat sangat jelas sejak dia masih kecil. Dia merupakan seorang pemain no.9 dan pencetak gol ulung. Dia bisa mencetak lebih dari 50 gol bagi kami dalam satu musim dan dia tak jauh dari angka itua di Chelsea," kata Martin.
"Dia memiliki teknik yang luar biasa, memiliki kemampuan yang sangat baik dan pemain yang bisa mencetak segala jenis gol, dari dalam maupun luar kotak penalti."
"Kemampuan menggiring bolanya juga sangat baik dan sangat senang beradu satu lawan satu. Dia belakangan lebih menjadi pemain no.10, sebagai kreator serangan dan juga mencetak gol."
Kemampuannya itu membuat Musiala sebenarnya tampil cemerlang di akademi Chelsea. Sayangnya kesempatan untuk menembus tim senior di skuad Singa London sangat kecil bagi Musialla karena dia masih harus bersaing dengan para seniornya seperti Callum Hudson-Odoi, Ruben Loftus-Cheek, hingga Tammy Abraham.
Hal itu membuat Musiala akhirnya memutuskan kembali ke tanah kelahirannya bersama Bayern Munchen pada 2019. Selain Munchen, Musiala juga disebut sempat diminati oleh Liverpool dan Manchester United.
Di kancah internasional, Musiala pernah membela dua negara. Dia tercatat bermain tiga kali bersama Timnas U-15 Inggris dan sembilan kali bersama U-16 sebelum bergabung dengan Timnas U-16 Jerman dan bermain dua kali.
Dia sempat kembali ke Inggris dan bermain bersama tim U-17 dan U-21 skuad Tiga Singa. Akan tetapi Pelatih Timnas Senior Jerman Joachim Low ingin memastikan Musiala bermain bersama Tim Panser. Dia disebut telah memberikan undangan kepada si pemain untuk bergabung bersama Thomas Muller cs pada laga uji coba Maret mendatang.
Selain itu, Nigeria juga disebut menginginkan Musiala bergabung bersama mereka. Akan tetapi si pemain disebut lebih condong bergabung bersama Inggris atau Jerman.
Pakar sepak bola Jerman, Raphael Honigstein, menyatakan bahwa Low menginginkan Musiala karena kurangnya talenta muda di sana.
"Media Jerman sangat percaya diri. Ada kekurangan pemain muda dalam sepak bola Jerman saat ini dan mereka sangat menginginkan Musiala. Ada kabar bahwa mereka telah memberikan dia kesempatan untuk laga pada jeda internasional berikutnya," kata Honigsten.
"Dia harus memutuskan dengan cepat: Inggris atau Jerman. Akan ada pertarungan besar untuk dia," kata jurnalis BBC John Bennett.
Martin meyakini Musiala pada akhirnya akan memilih Inggris. Menurut dia, Musiala merasa lebih nyaman di skuad Tiga Singa karena telah mengenal banyak pemain di sana ketimbang di Jerman.
"Inggris menjadi pilihan utamanya ketimbang Jerman. Dia tumbuh sebagai pesepakbola di Chelsea dimana dia bermain dengan banyak pemain Inggris. Jadi dia selalu merasa lebih nyamar bermain untuk Inggris. Ketika dia bermain untuk Jerman, dia merasa seperti orang luar karena dia tak mengenal dari para pemainnya," kata Martin.
Masa depan Jamal Musiala di kancah internasional memang masih akan menjadi perdebatan hingga akhirnya si pemain menjatuhkan pilihan, akan tetapi dia dipastikan akan menjadi salah satu bintang muda Bayern Munchen yang siap bersinar. Apalagi Munchen saat ini tengah getol-getolnya melakukan peremajaan tim dengan merekrut banyak pemain muda.