Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mohammed bin Salman Kuasai Newcastle United, Disoroti Soal HAM

Lembaga hak asasi manusia Amnesty International Britania Raya menyoroti akuisisi klub Liga Primer Inggris Newcastle United yang memasuki proses akhir untuk beralih kepemilikan ke konsorsium asal Arab Saudi.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman/Reuters/Joshua Roberts
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman/Reuters/Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga hak asasi manusia Amnesty International Britania Raya menyoroti akuisisi klub Liga Primer Inggris Newcastle United yang memasuki proses akhir untuk beralih kepemilikan ke konsorsium asal Arab Saudi.

Direktur Amnesty International regional Britania Raya Kate Allen mendesak Pemimpin Eksekutif Liga Primer Inggris Richard Masters agar mempertimbangkan situasi HAM di Arab Saudi dalam proses akuisisi Newcastle.

Pasalnya, konsorsium Arab Saudi yang akan membeli Newcastle, Public Investment Fund (PIF), dipimpin oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman yang memiliki sederet catatan hitam dalam HAM menurut pandangan Amnesty International.

Mohammed bin Salman yang juga menjabat Menteri Pertahanan Arab Saudi disebut Amnesty International terlibat dalam berbagai upaya pemberangusan HAM berupa penangkapan, penyiksaan dan kriminalisasi pegiat HAM di negaranya.

Salah satu kasus yang disoroti Amnesty International adalah pemidanaan Loujain Al-Halthloul, salah satu pegiat hak perempuan yang ditangkap pada Mei 2018 dan tengah disidang oleh Pengadilan Kriminal Khusus, yang disebut sebagai "senjata pembungkaman".

Seluruh proses persidangan Al-Hathloul dilangsungkan tertutup baik itu untuk diplomat asing maupun jurnalis.

"Semua kegiatan bisnis harus terbebas dari keterkaitan terhadap pelanggaran HAM, tidak terkecuali sepak bola Inggris," demikian kata Kate dalam suratnya kepada Masters dilansir laman resmi Amnesty International Britania Raya, Selasa (21/4/2020) waktu setempat.

"Kami tidak berada dalam posisi mengatur siapa yang harus menjalankan Newcastle United, tetapi kecuali Liga Premier mau berhenti dan mengamati secara serius situasi HAM di Arab Saudi, kompetisi ini dalam ancaman dimanfaatkan untuk langkah pencitraan melalui olahraga demi mengalihkan perhatian dari catatan hitam HAM di Arab Saudi," tambahnya.

"Setidaknya, Liga Premier harus memberikan pernyataan jelas bagaimana pemeriksaan terhadap calon pemilik dan direktur Newcastle yang baru dan apa saja hasi peninjauan terhadap catatan HAM di Arab Saudi di bawah kepemimpinan Mohammed bin Salman," demikian lanjutan surat tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper