Bisnis.com, JAKARTA - Atletico Madrid tengah mengalami kesulitan finansial setelah kompetisi sepak bola di Spanyol dihentikan akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Terkait kondisi itu, klub asal Kota Madrid itu berencana untuk memangkas gaji para pemain dan stafnya. Untuk itu, Atletico meminta izin kepada asosiasi-asosiasi buruh di Madrid.
Dalam pernyataannya yang dikutip Antara, Sabtu (28/3/2020), CEO Atletico Madrid Miguel Angel Gil mengatakan bahwa mereka wajib menyodorkan rencana pemotongan gaji sebagian para pekerja yang tidak lagi dapat bekerja karena situasi darurat di Spanyol.
Gil tidak menginformasikan seberapa banyak pemotongan gaji tersebut, namun mengonfirmasikan bahwa pendekatan yang diambil memperhatikan pihak pemain dan staf.
Sebelumnya, pada Jumat (27/3/2020), tim juru kunci Liga Spanyol, Espanyol telah meminta asosiasi buruh di Katalan untuk mengizinkan mereka memangkas gaji para pemain dan staf sebesar 70 persen.
Espanyol mengatakan bahwa pemotongan gaji tersebut direncanakan diberlakukan pada para pemain dan staf dari tim putra dan putri, Espanyol B, serta tim junior, dan dibuat karena situasi darurat.
Baca Juga
Rival sekota Espanyol, Barcelona, pada Kamis mengatakan bahwa mereka telah memotong gaji, meski tidak menyebutkan pihak yang akan terkena kebijakan itu, untuk menjaga kestabilan finansial.
Di Jerman, para pemain Bayern Munich dan Borussia Dortmund telah mengalami pemotongan gaji.
Langkah sejumlah klub untuk memotong gaji pemain sepak bola menimbulkan kecemasan pada Asosiasi Pesepak bola Profesional (FIFPro).
"Kami sangat prihatin karena terdapat klub dalam jumlah signifikan, di lebih dari setengah lusin negara, yang mulai secara tiba-tiba memecat atau memangkas gaji para pemain," kata FIFPro dalam pernyataannya.
FIFPro meminta klub-klub yang mengalami kesulitan finansial untuk bertemu dengan pengurus liga masing-masing untuk menemukan solusi yang adil.
"Sebagian besar pesepak bola yang bermain di luar liga-liga terbesar dunia mendapatkan gaji dalam jumlah yang selevel atau di bawah rata-rata pendapatan domestik, dan akan sangat terdampak dengan pemotongan gaji," kata mereka.
Pada Jumat, pemerintah Spanyol mengumumkan bahwa terdapat lebih dari 4.800 orang yang meninggal dunia di negara itu akibat pandemi Covid-19.