Bisnis.com, JAKARTA – Pebasket gaek Luis Scola membukukan catatan dwiganda 23 poin dan 10 rebound kala ia mengantarkan Argentina mengatasi perlawanan Nigeria dalam lanjutan penyisihan Grup B Piala Dunia Basket FIBA 2019 dan menang 94-81 di Wuhan, China, Senin (2/9/2019).
Jumlah 23 poin itu sekaligus mengangkat posisi Scola di daftar pencetak angka terbanyak sepanjang masa Piala Dunia FIBA menjadi urutan kedua dengan raihan total 611 poin hanya kalah dari mantan pemain Brasil Oscar Shmidt (906), demikian catatan laman resmi Fédération Internationale de Basketball (FIBA)..
Scola mendapat bantuan signifikan berupa 17 poin dan tujuh rebound dari Patricio Garino, 14 poin dan delapan assist milik Facundo Campazzo, 11 poin dan enam assist Nicolas Laprovittola serta 10 poin dan lima rebound Gabriel Deck.
Hasil itu sekaligus membuat Argentina hampir pasti meloloskan diri ke babak kedua menuju Grup I, tinggal menanti pendamping dan dua tim teratas dari Grup A.
Tentu saja tim besutan Sergio Hernandez itu bertekad untuk mencatatkan sapu bersih kemenangan ketika mereka menghadapi Rusia di laga terakhir penyisihan Grup B, Rabu (4/9/2019).
Sebaliknya, Nigeria yang masih nirkemenangan tentu berharap laga lain antara Rusia kontra Korea Selatan yang baru akan berlangsung Senin malam hasilnya bisa menguntungkan mereka. Sebab jika Rusia menang artinya langkah Nigeria berakhir di fase penyisihan grup.
Hal itu tentu tak diinginkan oleh Josh Okogie, yang menjelma menjadi tulang punggung Nigeria di China.
Mengulangi penampilan menawannya di laga pertama, pemain yang sempat membela Amerika Serikat di level junior itu membukukan 18 poin dan lima assist saat menghadapi Argentina.
Sayangnya, ia cuma mendapat dukungan berupa 12 poin dari Jordan Nwora, 11 poin Nnamdi Vincent dan 10 poin Ike Iroegbu.
Nigeria sempat menampilkan permainan terbaik pada kuarter kedua dengan meraup 26 poin tambahan untuk menyamakan kedudukan 43-43.
Namun, penampilan mereka menurun pada dua kuarter berikutnya hingga tim besutan Alex Nwora itu menelan kekalahan kedua dan dipaksa menggantungkan nasib dari hasil pertandingan lain.
