Bisnis.com, JAKARTA — Sebagai organisasi yang membawa dampak ekonomi secara nasional, pimpinan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah seharusnya profesional dan tidak rangkap jabatan.
Demikian dikemukakan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Reni Marlinawati yang menyambut positif keputusan Edy Rahmayadi mundur dari posisi Ketua Umum PSSI. Edy saat ini merupakan Gubernur Sumatra Utara setelah memenangkan Pilkada tahun lalu.
Menurut dia, mengurus sepakbola di Indonesia tidak bisa dengan kerja sambilan. "Saya apresiasi keputusan Pak Edy mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Mengelola PSSI tidak bisa dilakukan dengan sambilan," kata Reni, Senin (21/1).
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan itu berharap paska keputusan mundur Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum PSSI, kondisi di internal PSSI dapat lebih kondusif untuk melakukan pembenahan di internal organisasi serta pembinaan olahraga sepakbola di Indonesia.
"Pengganti Edy hingga masa jabatan selesai pada tahun 2020 diharapkan mampu memimpin organisasi dengan baik," ujarnya.
Menurut Reni, pemimpin baru PSSI juga diharapkan responsif dan terbuka dengan aparat kepolisian terkait dengan upaya penyidikan dugaan kasus pengaturan skor dalam pertandingan sepakbola di Indonesia.
Baca Juga
Sedangkan terkait ekonomi, Reni mengatakan semestinya sepakbola tidak hanya dimaknai semata-mata satu bagian dari cabang olahraga saja. Namun, sepakbola dapat memicu aspek ekonomi yang tidak kecil bagi Indonesia.
"Ada aspek ekonomi yang besar dari sepakbola. Oleh karenanya, PSSI harus bersih dan bekerja secara profesional. Saya meyakini, jika bersih dan profesional sepakbola Indonesia akan memberi dampak ekonomi yang cukup besar," kata Reni.
Menurutnya, dampak ekonomi muncul lantaran olahraga sepakbola digemari seluruh lapisan masyarakat yang akan memberi ekses penjualan tiket, merchandise serta ekses ekonomi lainnya seperti kuliner dan lain-lain.