Bisnis.com, JAKARTA - Striker andalam Timnas Swedia Zlatan Ibrahimovic memanjatkan doa agar penyelenggaraan Piala Eropa 2016 di Prancis dapat terbebas dari ancaman terorisme dan berlangsung dengan aman.
Ibrahimovic tidak gentar dengan ancaman terorisme, karena ia percaya penuh kepada aparat keamanan di perhelatan Piala Eropa 2016, sebagaimana dikutip dari laman thelocal.
Pemerintah Prancis menyebutkan telah mengerahkan lebih dari 90.000 aparat kepolisian dan penjaga keamanan untuk mengawal penyelenggaraan pesta sepak bola di Benua Biru itu.
Ia bahkan menyebutkan bahwa "segala sesuatunya dilakukan untuk menghindari serangan para teroris, dengan merujuk kepada aksi Teror Paris yang terjadi pada November 2015.
Ia menaruh kepercayaan penuh kepada faktor iman akan segala sesuatunya yang telah dilakukan dan dikerjakan dengan kesungguhan, antara lain upaya aparat keamanan.
"Anda dapat melihat bahwa banyak aparat militer berjalan dan berjaga di jalan-jalan jelang penyelenggaraan perhelatan itu. Saya tahu mereka sudah siap siaga dengan dukungan peralatan militer yang memadai. Tentu anda berharap tidak akan terjadi gangguan. Keamanan begitu diperhatikan di sini," kata Ibrahimovic kepada media internasional dan media Swedia dalam jumpa pers pagi tadi.
"Saya memohon kepada Tuhan, jangan sampai terjadi gangguan. Biarkan warga masyarakat dunia menikmati sepak bola. Biarkan para pemain menikmati laga sepak bola, juga kepada mereka yang menyaksikannya lewat tayangan televisi, biarkan mereka menikmati."
"Saya berharap semuanya berjalan aman, dan dapat menyenangkan," katanya.
Ibra Berharap Piala Eropa Aman dari Gangguan Terorisme
Striker andalam Timnas Swedia Zlatan Ibrahimovic memanjatkan doa agar penyelenggaraan Piala Eropa 2016 di Prancis dapat terbebas dari ancaman terorisme dan berlangsung dengan aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
39 menit yang lalu