Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen FC Porto memutuskan kerja sama dengan pelatih Julen Lopetegui dalam kondisi tim tersebut dianggap telah cukup tertatih-tatih dalam perburuan gelar juara Liga Primer Portugal.
Lopetegui, 49 tahun, memimpin Porto ke posisi kedua di belakang Benfica dalam klasemen akhir liga utama Portugal pada musim lalu yang merupakan tahun pertamanya di Stadion Dragao, namun kini klub asuhannya berada di posisi ketiga dengan nilai 37 di bawah Sporting Lisbon (41) dan Benfica (37).
Pemimpin klasemen sementara Sporting Lisbon, terinspirasi permainan ciamik Islam Slimani yang berkontribusi dua gol, akhir pekan lalu menaklukkan Porto dengan skor 2-0 untuk memberi kekalahan pertama selama hampir setahun terakhir.
Kondisi Porto memburuk ketika pada pertandingan berikutnya di kandang sendiri ditahan imbang tim papan tengah Rio Ave dengan skor 1-1 pada Kamis pagi WIB (7/1/2016) ketika gol Hector Herrera pada menit ke-22 berhasil dibalas tim tamu 11 menit kemudian lewat Joao Novais.
Kondisi itu bagi kebanyakan klub bukan kondisi yang genting. Namun bagi Porto, tertinggal empat angka di belakang pemimpin klasemen dengan tak pernah menang dalam dua laga terakhir telah cukup untuk menyingkirkan Lopetegui, mantan penjaga gawang FC Barcelona, Real Madrid, dan Timnas Spanyol.
Apalagi Porto juga tersingkir di fase grup dan gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions Eropa akibat dalam dua matchday terakhir masing-masing kalah dengan skor 0-2 dari klub Ukraina Dynamo Kiev dan juara Liga Primer Inggris Chelsea.
Porto juga mengumumkan bahwa asisten pelatih Rui Barros, 50 tahun, akan menangani tim untuk sementara. Barros merupakan mantan gelandang serang Timnas Portugal. Dia juga mantan pemaon Porto, Juventus, AS Monaco, dan Olympique de Marseille.
