Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LEBARAN 2014: Kedatangan Jenasah TKI Warnai Takbiran Di Lombok Barat

Suasana malam perayaan Idul Fitri 1435 Hijriah di Desa Perampuan, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat diwarnai dengan kedatangan jenazah Jufri (27), salah seorang tenaga kerja Indonesia yang meninggal di Malaysia, Sabtu (26/7/2014).
Ilustrasi TKI/JIBI
Ilustrasi TKI/JIBI

Bisnis.com, LOMBOK BARAT - Suasana malam perayaan Idul Fitri 1435 Hijriah di Desa Perampuan, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat diwarnai dengan kedatangan jenazah Jufri (27), salah seorang tenaga kerja Indonesia yang meninggal di Malaysia, Sabtu (26/7/2014).

Jenazah pahlawan devisa tersebut tiba di kampung halamannya Dusun Karang Bayan, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, pada Minggu malam, sekitar pukul 21.00 Wita.

Tangis histeris Sumi, istri almarhum tak terbendung ketika peti mati yang berisi jenazah suaminya diturunkan dari mobil ambulans yang datang dari Bandara Internasional Lombok (BIL), Kabupaten Lombok Tengah. Bahkan, perempuan berusia 25 tahun itu berkali-kali pingsan di tengah kerumunan warga yang berkumpul di rumahnya mengadakan tahlilan.

Ayah almarhum Amak Daimah (60), yang duduk di dekat peti mati juga tampak sedih atas kepergian anak ketiganya.

"Saya tidak menyangka akan secepat ini Jufri, meninggalkan kami semua. Padahal kemarin malam dia sempat menelepon dan berpesan untuk menjaga baik-baik anaknya dan akan segera mengirim uang untuk memperbaiki rumah yang sudah reot," kata Daimah dengan nada sedih.

Amak Daimah, mengaku mendapat kabar meninggalnya putra yang sangat disayangnya itu dari anak keduanya yang juga bekerja di lokasi perkebunan yang sama dengan almarhum.

"Saya dapat kabar kalau Jufri sudah tiada karena meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Dia (almarhum) ditindih tumpukan kelapa sawit ketika akan menaikkan ke atas kendaraan," ucapnya.

Ia mengatakan, almarhum baru bekerja di Malaysia, selama delapan bulan dan sempat mengirim uang, namun hasil kerja kerasnya itu sudah habis hanya untuk membayar pinjaman yang dipakai untuk biaya pemberangkatan.

Almarhum, kata Amak Daimah, belum sempat melihat buah hatinya yang baru berusia tiga bulan. "Anak saya berangkat melalui perusahaan secara resmi ketika istrinya sedang mengandung anak pertamanya," tutur Amak Daimah yang tidak tahu persis nama perusahaan yang memberangkatkan anaknya.

Pria lanjut usia itu hanya bisa pasrah dan berharap agar pemerintah dan pihak terkait membantu pengurusan asuransi yang menjadi hak dari ahli waris almarhum anaknya, terlebih meninggalnya karena kecelakaan kerja.

"Saya tidak tahu bagaimana cara mengurus masalah asuransi, yang jelas anak saya berangkat secara resmi dan membayar asuransi. Kami mohon agar perusahaan dan pemerintah membantu," harap Amak Daimah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper