Pemain Prancis Antonie Griezmann (11), tak kuasa menahan tangis setelah Les Bleus kalah dari Jerman 0-1. (foto: fifacom)
Bisnis.com, JAKARTA - Laga dua tim kuat, Prancis melawan Jerman akan menjadi laga pembuka babak 8 besar (perempat final) pada Jumat, 4 Juli 2014 pukul 23.00 WIB di Stadion Maracanã, Rio de Janeiro.
Sejarah pertemuan kedua tim yang relatif berimbang, membuat laga ini pantas menjadi big match.
Siapa dari kedua tim kuat ini akan melangkah ke babak berikutnya, semi final?
Bisnis.com akan melaporkan secara live jalannya pertandingan Prancis versus Jerman. Selamat menikmati.
Gelandang Prancis Mathieu Valbuena menilai miskinnya penyelesaian akhir menjadi penyebab kekalahan timnya.
"Sulit malam ini, kami kehilangan ketajaman. Mereka (Jerman) tidak punya banyak peluang, mereka sukses pada satu tendangan bebas," katanya merujuk gol Mats Hummels pada menit 13 dari tendangan bebas Tony Kroos.
"Kami punya banyak peluang tetapi kami tak bisa mengalahkan mereka, kami mati malam ini," kata Valbuena kepada Bein Sport television.
Gelandang Yohan Cabaye mengatakan Jerman punya pengetahuan lebih bagaimana meruntuhkan mereka.
"Kami tidak begitu jauh dari lolos. Mereka agak lebih berpengalaman. Kami harus menerimanya, tapi sulit," kata gelandang Paris St Germain ini.
"Kekalahan ini kejam," sambungnya.
Pelatih Prancis Didier Deschamps juga mengatakan pengalaman Jerman adalah penentu pertandingan malam tadi.
"Mereka memanfaatkan betul keuntungan mereka. Tak ada perbedaan besar antara kami dengan tim Jerman," kata Deschamps. (ant/yus)
Pemain bertahan Jerman, Mats Hummels (5), terpilih sebagai man of the match laga perempat final Jerman kontra Prancis.
Pemain klub Borussia Dortmund berusia 25 tahun ini, mencetak gol semata wayang di laga ini dan menghantarkan Jerman ke babak 4 besar (semi final).
Manuel Neuer bersama Bastian Schweinsteiger dengan senyum gembira menyapa suporter Panser seusai laga. (foto:fifacom)
Dewi Fortuna tidak berpihak ke Les Bleus. Itulah kata yang tepat dari kekalahan Prancis 0-1 dari Jerman. Berdasarkan statistik pertandingan yang dikeluarkan FIFA, kuantitas serangan Prancis sebenarnya lebih unggul, tercatat 31 kali Prancis mengancam gawang Panser. Bahkan tembakan tepat sasaran pun, Prancis lebih unggul.
Harus diakui, kedisiplinan barisan pertahanan Panser dan kecemerlangan penampilan penjaga gawang Neuer yang menjadi penentu gawang Panser susah disobek oleh Benzema Cs.
Uraian | Prancis | Jerman |
Serangan berbahaya | 31 | 26 |
Kiriman bola ke daerah penalti | 10 | 8 |
Clearances | 13 | 16 |
Umpan tuntas | 376 | 378 |
Penguasaan bola (%) | 50 | 50 |
Total tembakan | 13 | 8 |
Tembakan tepat sasaran | 9 | 6 |
Gol | 0 | 1 |
Blokir bola | 4 | 3 |
Penyelamatan | 5 | 2 |
Tembakan salah sasaran | 4 | 2 |
Berakhir sudah laga pembuka babak 8 besar (perempat final) antara Jerman melawan Prancis, yang berakhir 1-0 untuk Jerman.
Dengan demikian, skuat Panser berhasil melangkah ke babak 4 besar (semi final).
Dalam laga kedua, Brasil kontra Kolombia, Neymar Cs sukses membungkam Kolombia dengan hasil 2-1. Dengan hasil ini, Jerman yang sudah lebih dulu memastikan tiket ke semi final, ditantang oleh Brasil di babak semi final pada Selasa, 8 Juli pukul 23.00 WIB.
Saksikan video momen-momen penting laga Jerman vs Prancis di sini: Hummels Cetak Gol.
Jangan sampai ketinggalan update informasi Piala Dunia 2014 di sesi Live Bisnis.com. Saya Yusran Yunus menyajikan untuk anda semua, sampai bertemu kembali di Live Report laga perempat final Argentina melawan Belgia pada Sabtu, 5 Juli pukul 23.00 WIB.
Di menit injury time, Benzema hampir menyamakan kedudukan kalau saja sepakan keras kaki kirinya tidak diblok oleh Neuer. Panser mengakhiri babak kedua dan perpanjangan waktu ini dengan unggul 1-0.
Skuat Panser meraih tiket pertama ke babak semi final, menunggu hasil pertandingan Brasil kontra Kolombia yang akan dilangsungkan Sabtu (5/7/2014) pukul 03.00 WIB.
Menit ke-91, Kroos keluar, digantikan Kramer (23)
Waktu normal 45 menit berakhir, 4 menit tambahan dimulai.
Menit ke-85, Giroud masuk menggantikan Valbuena.
Sisa waktu normal 4 menit lagi, Les Bleus masih berusaha mengejar ketertinggalan dengan mengandalkan serangan balik. Namun sayangnya selalu gagal di tengah jalan
Ozil keluar lapangan, digantikan oleh Goetze di menit ke-82.
Menit ke-80, berawal dari serangan balik, sepakan Schurrle berhasil dihalau Lloris.
Akibat menjatuhkan Griezmann, Bastian diganjar kartu kuning di menit ke-79.
Hummels berhasil menggagalkan tembakan Benzema di menit ke-76, selamat lagi gawang Neuer.
Di menit ke-73, Cabaye digantikan oleh Remy (20). Les Bleus terus melancarkan serangan demi serangan.
Prancis melakukan penyegaran pemain, Sakho digantikan oleh Koscielny (21) di menit ke-71
Lloris lega karena tendengan Muller melebar ke samping di sisi kanan gawangnya di menit ke-70.
Andre Schurrle (9) masuk menggantikan Klose di menit ke-67.
Menit ke-62, serangan demi serangan pemain Les Bleus selalu kandas di kaki pemain belakang Panser.
Di menit ke-60, kalau saja tidak dipotong oleh bek Jerman, Matuidi nyaris menggetarkan gawang Neuer.
Mencoba menghentikan laju Griezmann, Khedira dikenakan kartu kuning karena menjatuhkan Griezman.
Di menit awal pertandingan, Pemain Les Bleus, dimotori Benzema mencoba mengancam gawang Neurs. Umpan silang Valbuena berhasil digagalkan Hummels.
Wasit dan pemain kedua tim memasuki lapangan, babak kedua dimulai
Babak pertama menjadi milik Panser. Sejak dari awal-awal pertandingan hingga 25 menit berjalannya pertandingan, Muller Cs praktis menguasai jalannya pertandingan dengan penguasaan bola 51%. Sementara Les Bleus menguasai bola 49%.
Wasit meniup pluit tanda berakhirnya babak pertama, skuat Panser masih unggul 1-0.
45 menit waktu normal telah berakhir, wasit menambah 1 menit
Dua menit watu normal tersisa, Prancis terus mencoba melancarkan serangan untuk menyamakan kedudukan wasit meniup babak pertama berakhir.
Di menit ke-33, tendangan kaki kiri Valbuena berhasil ditepis Neuer namun sempat lepas, Benzema mencoba melesatkan ke gawang Neuer, namun jauh di atas mistar gawang Neuer.
Tidak puas dengan satu gol, Lahm, Khedira, Muller, Ozil, begitu ngotot memasuki wilayah pertahanan Les Bleus. Dengan operan pendek satu dua, serangan Panser selalu membahayakan gawang Lloris.
Jika saja tidak terjatuh, Klose nyaris saja membobol gawang Lloris di menit ke-23. Wasit melihat terjatuhnya Klose bukan sebuah pelanggaran oleh pemain Prancis.
Setelah kebobolan 1-0, Benzema cs satu dua kali membangun serangan berbahaya hingga ke area pertahanan Panser. Namun barisan pertahanan Panser cukup disiplin, sehingga menyulitkan Prancis mendekati gawang Neuer.
Melalui tendangan bebas yang dilepaskan Kroos dari sisi kanan gawang Lloris, Mats Hummels (5) sukses menggetarkan gawang Les Bleus melalui sundulan kepala di menit-13 babak I.
Gol Hummels berawal dari pelanggaran yang dilakukan oleh Pogba di menit ke-12. Panser mendapat hadiah tendangan bebas dari luar kotak penalti, kesempatan ini dimanfaatkan Toni Kroos yang melesatkan bola dengan tendangan silang.
Hummels yang berdiri di depan gawang, tidak menyiakan peluang itu dengan menyundul bola, gol di menit ke-13. Kedudukan sementara 1-0 untuk Jerman.
Satu dua kali Benzema mencoba merusak pertahanan Neuer, namun selalu gagal karena kokohnya pertahanan Panser.
Setelah lima menit laga berjalan, pemain Les Bleus mencoba keluar dari tekanan, Benzema nyaris saja menggetarkan gawang Neuer di menit ke-6
Di menit-menit awal laga, Lahm Cs mencoba memancing keluar pemain Prancis.
Wasit Hernan Madiana (Argentina) meniup pluit tanda dimulainya babak pertama tepat pukul 23.02, dimulai dari kaki para pemain Panser.
Stadion dipenuhi oleh suporter Jerman dan Prancis. Pemain kedua tim bersiap-siap memasuki lapangan. Lagu kebangsaan kedua negara berkumandang.
Neuer (penjaga gawang)/1 |
Howedes (4) |
Boateng (20) |
Hummels (5) |
Khedira (6) |
Schweinsteiger (7) |
Ozil (8) |
Klose (11) |
Muller (13) |
Lahm (kapten)/16 |
Kroos (18) |
Lloris (penjaga gawang/kapten)/1 |
Debuchy (2) |
Evra (3) |
Varane (4) |
Sakho (5) |
Cabaye (6) |
Valbuena (8) |
Benzema (10) |
Griezmann (11) |
Matuidi (14) |
Pogba (19) |
Sejak menjungkalkan Portugal pada laga pertamanya, Jerman menjadi biasa-biasa dan puncaknya terjadi saat melawan Aljazair pada 16 Besar. Penampilan, taktik dan gaya bermain Jerman dikritik habis banyak kalangan.
Rupanya, rangkaian cedera dan serangan flu telah mempengaruhi kinerja tim. Masalah diperparah oleh ketiadaan bek Shkodran Mustafi yang cedera hamstring saat ditantang Aljazair, namun dua pemain yang dikabarkan terserang flu yakni Christoph Kramer dan Mats Hummels sudah bisa diturunkan kembali. Hummels akan mengisi posisi Mustafi.
Jangan lupa, Jerman tak akan menyerah baik dalam menyerang maupun maladeni permainan ofensif lawan, apalagi jika lawan terburu lengah ketika pertandingan belumlah usai.
Lalu, Philipp Lahm akan digeser dari gelandang menjadi full-back menyusul absennya Mustafi itu. Lahm sudah memerankan posisi ini ketika menghadapi Aljazair, dan gagal.
Yang juga menjadi keprihatinan Joachim Loew adalah buruknya penampilan Mesut Ozil dan Mario Goetze, tetapi keduanya akan tetap diturunkan.
Demikian pula dengan Toni Kroos yang sepertinya menjadi starter karena dia berperan besar dalam menghubungkan serangan dengan lapangan tengah. Untuk fungsinya ini dia bahkan disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Di barisan serang, Andre Schurrle akan diturunkan sebagai starter, apalagi dia tampil memuaskan dengan mencetak satu gol saat melawan Aljazair. Sedangkan Thomas Muller menjadi pilihan utama di depan.
Lukas Podolski juga siap diturunkan setelah cedera pahanya pulih. Akan halnya strikter veteran Miroslav Klose, akan tetap di pinggir lapangan sampai ada keadaan yang mengharuskan Jerman menyerang lebih agresif.
Jerman mesti memperkuat sektor pertahanan agar tidak mudah tereskpos seperti saat melawan Aljazair di babak 16 Besar. Aljazair yang hanya mengandalkan serangan balik bisa menyulitkan Jerman, apalagi Prancis yang memiliki tim dengan ujung serangan tajam.
Jika pun harus terekspos, Jerman akan membutuhkan kecemerlangan penjawa gawang Manuel Neur.
Jangan lupa, Jerman tak akan menyerah baik dalam menyerang maupun maladeni permainan ofensif lawan, apalagi jika lawan terburu lengah ketika pertandingan belumlah usai.
Ingat Piala Dunia 2006. Jerman yang ketika itu biasa-biasa saja bisa menghentikan Argentina di semifinal. Argentina yang waktu itu dilatih Jose Pekerman tampil cemerlang sejak fase grup, dan unggul 1-0 sampai 20 menit menjelang bubaran.
Pekerman kemudian menarik playmaker Juan Riquelme untuk mengamankan kedudukan. Celaka, Jerman bangkit menyamakan kedudukan, untuk kemudian menang lewat adu penalti.
Itu persis cerita 1982. Dan Jerman siap melakukannya lagi jika perlu, andai Prancis tiba-tiba lengah. (ant/yus)
Setelah trauma pemberontakan pemain pada Piala Dunia 2010, pelatih Didier Deschamps sukses mempersatukan tim. Hasilnya, tiga kali menang dan sekali seri, padahal si jenderal Franck Ribery urung memperkuat tim.
Memang tak semengesankan Kolombia, namun Prancis telah memainkan sepak bola licin dan rapi yang sulit dijinakkan siapa pun.
Untuk beberapa hal, memiliki skuat yang sebagian besar dihuni para pemain muda membuat Deschamps mendapatkan vitalitas tim yang luar biasa.
"Mereka sangat hidup, itulah yang Anda harapkan dari pemain muda," kata Deschamps.
Di antara barisan muda itu adalah gelandang muda dari Juventus Paul Pogba (insert foto) dan Antoine Griezmann yang cemerlang saat melawan Nigeria.
Si Pogba malah sesumbar untuk bermain cemerlang kembali melawan Jerman yang sama sekali tak membuatnya silau itu, "Tidak, saya tidak takut...kami tim nasional Prancis dan kami tidak takut pada siapa pun."
Tapi ada beberapa catatan yang mesti diperiksa Deschamps menjelang pertemuan dengan Jerman, salah satunya kemungkinan absennya bek Raphael Varane yang mengalami dehidrasi saat melawan Nigeria di babak 16 Besar.
Deschamps juga harus memilih antara Olivier Giroud atau gelandang Real Sociedad Antoine Griezmann yang mengkilap ketika melawan Nigeria lalu. Jika Griezmann yang dipilih, maka Karim Benzema akan menjadi penyerang tengah.
Kemudian, untuk mengisi ruang berlawanan dengan Mathieu Valbuena di sayap, Deschamps mungkin menurunkan lagi Pogba sejak awal.
Setelah tampil angin-anginan pada laga-laga awal, Pogba yang disebut-sebut salah satu gelandang terbaik di dunia, menjadi inspirasi kemenangan Prancis pada laga terakhir lalu melawan Nigeria.
Di pertahanan, bek Liverpool Mamadou Sakho akan bermain kembali setelah sembuh dari cedera hamstring, namun dia juga mungkin harus bersaing dengan Laurent Koscielny yang bermain mengesankan untuk mencegah Les Bules tidak kebobolan saat melawan Nigeria.(ant/yus)
Bek Prancis Mamadou Sakho meminta rekan-rekannya untuk fokus pada strategi memenangkan laga, tidak terpancing dengan suasana.
"Ini pertandingan menarik, Jerman memiliki banyak pemain muda berkualitas. Tetapi kami juga memiliki hal yang sama. Kami harus bertahan dengan apa yang kami kuasai, mengembangkan permainan dan tidak terbawa suasana," katanya di laman FIFA World Cup 2014.
"Kami harus sedikit ekstra fokus, determinasi dan agresif," tuturnya.
Dengan formasi yang selalu diterapkan 4-3-3, skuat Panser diprediksi akan menurunkan formasi pemain sebagai berikut:
Manuel Neuer, Mats Hummels, Jerome Boateng, Per Mertesacker, Benedikt Howedes; Bastian Schweinsteiger, Philipp Lahm, Toni Kroos; Mesut Özil, Thomas Müller, Mario Götze.(ant/yus)
Les bleus diprediksi akan bermain dengan formasi 4-2-1-3. Adapun perkiraan susunan pemain yang akan diturunkan yakni:
Hugo Lloris, Mathieu Debuchy, Raphael Varane, Mamadou Sakho, Patrice Evra; Blaise Matuidi, Yohan Cabaye; Paul Pogba; Mathieu Valbuena, Karim Benzema, Antoine Griezman.(ant/yus)
16 Juni: Menang atas Portugal 4-0
21 Juni: imbang dengan Ghana 2-2
26 Juni: Mengalahkan AS 1-0
30 Juni: Di babak 16 besar mengalahkan Aljazair 2-1
15 Juni: Menang atas Honduras 3-0
20 Juni: Mengalahkan Swiss 5-2
25 Juni: Imbang melawan Ekuador 0-0
30 Juni: Mengalahkan Nigeria 2-0 di babak 16 besar
Dua tim dipastikan akan menurunkan pemain kunci mereka demi meraih tiket ke semi final. Berikut ini pemain kunci Jerman yang diperkirakan akan diturunkan dalam laga melawan Prancis:
Per Mertesacker |
Erik Durm |
Toni Kroos |
Thomas Mueller |
Manuel Neuer |
(ant/yus)
Dua tim dipastikan akan menurunkan pemain kunci mereka demi meraih tiket ke semi final. Berikut ini pemain kunci Prancis yang diperkirakan akan diturunkan dalam laga melawan Jerman:
Karim Benzema |
Mathieu Valbuena |
Yohan Cabaye |
Mamadou Sakho |
Hugo Lloris |
(ant/yus)
Tujuh anggota skuat tim Jerman terserang gejala flu dan sakit tenggorokan menjelang laga perempat final Jumat malam (WIB) melawan Prancis di Rio de Janeiro.
"Saya berharap mereka semua akan baik-baik saja," kata pelatih Jerman Joachim Loew kepada radio ARD dengan menyebut sebagian besar dari mereka terkena dampak "sakit tenggorokan".
Loew menyebut sakit itu dipicu oleh AC, stres perjalanan, dan perbedaan iklim ketika timnya bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di Brasil untuk pertandingan.
Pelatih berusia 54 tahun itu tidak menyebutkan nama-nama pemain yang terserang flu, tapi dua anggota skuat diketahui telah terdampak.(ant/yus)
Perbandingan kedua tim
Uraian | Prancis (Les Bleus) | Jerman (Panzer) |
Pertandingan yang dimainkan | 4 | 4 |
Gol tercipta | 8 | 9 |
Gol per pertandingan | 2 | 2,3 |
Tembakan tepat sasaran (%) | 60 | 70 |
Serangan per pertandingan | 19,3 | 16,5 |
Pelanggaran | 47 | 39 |
Kartu kuning | 5 | 2 |
Kartu merah | 0 | 0 |
Jarak per pertandingan | 107 | 117,2 |
Penyelesaian akhir | 1807 | 2560 |
Tingkat penyelesaian akhir (%) | 80 | 80 |
Tim Panzer lebih diunggulkan menang oleh media bila dibandingkan dengan Les Bleus, tidak terlalu merisaukan pelatih Prancis Didier Deschamps.
Sebaliknya Deschamps optimistis Les Bleus akan membuat Panzer menyerah.
"Jerman? Kami sama sekali tidak takut, untuk menghadapi laga ini kami sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya," katanya kepada L'Equipe yang dikutip kembali oleh Goal.com.
Kalau lihat sejarah penyelenggaraan Piala Dunia, prestasi Jerman lebih unggul dari Prancis. Dalam 19 kali penyelenggaraan, Jerman tercatat 3 kali meraih tropi juara yakni tahun 1954, 1974 dan 1990.
Sementara Prancis baru sekali merasakan juara, yakni saat Prancis menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998.
Tahun | Tuan Rumah | Juara | Runner-up |
1930 | Uruguay | Uruguay | Argentina |
1934 | Italia | Italia | Czechoslovakia |
1938 | Prancis | Italia | Hungaria |
1950 | Brasil | Uruguay | Brasil |
1954 | Swiss | Jerman | Hungaria |
1958 | Swedia | Brasil | Swedia |
1962 | Chile | Brasil | Czechoslovakia |
1966 | Inggris | Inggris | Jerman |
1970 | Meksiko | Brasil | Italia |
1974 | Jerman | Jerman | Belanda |
1978 | Argentina | Argentina | Belanda |
1982 | Spanyol | Italia | Jerman |
1986 | Meksiko | Argentina | Jerman |
1990 | Italia | Jerman | Argentina |
1994 | Amerika Serikat | Brasil | Italia |
1998 | Prancis | Prancis | Brasil |
2002 | Korsel&Jepang | Brasil | Jerman |
2006 | Jepang | Italia | Prancis |
2010 | Afrika Selatan | Spanyol | Belanda |
2014 | Brasil | ? | ? |
Nomor punggung | Pemain | Tanggal Lahir | Posisi | Klub |
20 | Jerome Boateng | 03 Sep 1988 | Defender | Bayern Munchen |
14 | Julian Draxler | 20 Sep 1993 | Midfielder | Schalke 04 |
15 | Eric Durm | 12 May 1992 | Midfielder | Borussia Dortmund |
3 | Matthias Ginter | 19 Jan 1994 | Defender | SC Freiburg |
19 | Mario Gotze | 03 Jun 1992 | Forward | Bayern Munchen |
2 | Kevin Grosskreutz | 19 Jul 1988 | Forward | Borussia Dortmund |
4 | Benedikt Howedes | 29 Feb 1988 | Defender | Schalke 04 |
5 | Mats Hummels | 16 Dec 1988 | Defender | Borussia Dortmund |
6 | Sami Khedira | 04 Apr 1987 | Defender | Real Madrid |
11 | Miroslav Klose | 09 Jun 1978 | Forward | Lazio |
23 | Christoph Kramer | 19 Feb 1991 | Midfielder | Borussia Monchengladbach |
18 | Toni Kroos | 04 Jan 1990 | Midfielde | Bayern Munchen |
16 | Philipp Lahm | 11 Nov 1983 | Defender | Bayern Munchen |
17 | Per Mertesacker | 29 Sep 1984 | Defender/Centre back | Arsenal |
13 | Thomas Muller | 13 Sep 1989 | Midfielder | Bayern Munchen |
21 | Shkodran Mustafi | 17 Apr 1992 | Defender | Sampdoria |
1 | Manuel Neuer | 27 Mar 1986 | Goalkeeper | Bayern Munchen |
8 | Mesut Ozil | 15 Oct 1988 | Midfielder | Arsenal |
10 | Lukas Podolski | 04 Jun 1985 | Forward | Arsenal |
9 | Andre Schurrle | 06 Nov 1990 | Forward | Chelsea |
7 | Bastian Schweinsteiger | 01 Aug 1984 | Midfielder | Bayern Munchen |
22 | Roman Weidenfeller | 06 Aug 1980 | Goalkeeper | Borussia Dortmund |
12 | Ron-Robert Zieler | 12 Feb 1989 | Goalkeeper | Hannover 96 |
Nomor Punggung | Pemain | Tanggal Lahir | Posisi | Klub |
10 | Karim Benzema | 17 Dec 1987 | Forward | Paris St Germain |
6 | Yohan Cabaye | 14 Jan 1986 | Midfielder | Paris St Germain |
7 | Remy Cabella | 08 Mar 1990 | Midfielder | Montpellier |
2 | Remy Cabella | 08 Mar 1990 | Midfielder | Montpellier |
17 | Lucas Digne | 20 Jul 1993 | Defender | Paris St Germain |
3 | Patrice Evra | 15 May 1981 | Defender/Left back | Manchester United |
9 | Olivier Giroud | 30 Sep 1986 | Forward | Arsenal |
11 | Antoine Griezmann | 21 Mar 1991 | Midfielder/Forward | Real Sociedad |
21 | Laurent Koscielny | 10 Sep 1985 | Defender | Arsenal |
23 | Mickael Landreau | 14 May 1979 | Goalkeeper | Bastia |
1 | Hugo Lloris | 26 Dec 1986 | Goalkeeper | Tottenham Hotspur |
13 | Eliaquim Mangala | 13 Dec 1991 | Midfielder | FC Porto |
14 | Blaise Matuidi | 09 Apr 1987 | Midfielder | Paris St Germain |
12 | Rio Mavuba | 08 Mar 1984 | Midfielder | Lille OSC |
19 | Paul Pogba | 15 Mar 1993 | Midfielder | Juventus |
20 | Loic Remy | 02 Jan 1987 | Forward | Newcastle United |
16 | Stephane Ruffier | 27 Sep 1986 | Goalkeeper | Saint Etienne |
15 | Bakary Sagna | 14 Feb 1983 | Defender | Arsenal |
5 | Mamadou Sakho | 13 Feb 1990 | Defender | Liverpool |
22 | Morgan Schneiderlin | 08 Nov 1989 | Defender/Midfielder | Southampton |
18 | Moussa Sissoko | 16 Aug 1989 | Midfielder | Newcastle United |
8 | Mathieu Valbuena | 16 Aug 1989 | Midfielder | Newcastle United |
4 | Raphael Varane | 25 Apr 1993 | Defender | Real Madrid |
Jerman akan ditantang Prancis pada laga pembuka babak 8 besar (perempat final) pada 4 Juli pukul 23.00 WIB.
Di fase 16 besar, tim Panzer dengan susah payahnya mengalahkan Aljazair 2-1. Sementara tim Les Bleus, sedikit ringan melangkah dengan menundukkan Nigeria 2-0.
Kekuatan besar Prancis terletak kepada makin bervariasinya skema serangan dan skema penguasaan ruang permainan.
Selama hajatan Piala Dunia 2014, skuat asuhan Deschamps mampu melakukan rotasi pemain secara mulus dengan mengerahkan empat pemain pilar, yakni Karim Benzema dan Mathieu Valbuena yang kerapkali diturunkan sebagai starter, dengan Olivier Giroud atau Antoine Griezmann berperan sebagai aktor utama di lini tengah.
Apakah duel antara Prancis melawan Jerman kali ini akan melahirkan sang pemenang yang berasal dari negeri Cinta, negeri Amor?
Griezmann bukan tidak mungkin kembali diturunkan di laga melawan Jerman. Ia juga punya kemampuan dalam penguasaan bola, kecepatan dan kejelian mencari ruang gerak. Selain itu, ia memiliki kemampuan baik dalam bertahan maupun menyerang.
Serangan Prancis makin menusuk lini pertahanan Jerman, bila Paul Pogba diturunkan. Pemain muda bertalenta ini akan bahu-membahu bersama Blaise Matuidi.
Trio Griezmann-Valbuena-Benzema telah berkontribusi dalam empat gol dan 28 operan kunci dalam empat laga, sebagaimana dicatat oleh Whoscored.com. Deschamps sendiri sudah memastikan, menurut pemberitaan BBC, bahwa akan memberi peran krusial kepada pemain Real Sociedad itu.
Bagaimana dengan Jerman? Melawan Aljazair, skuat asuhan Loew kerap kedodoran di lini pertahanan. Empat bek kerapkali pontang-panting mengantisipasi operan-operan langsung ke jantung pertahanan, bahkan mereka tidak jarang terlambat mengantisipasi pergerakan lawan. Penampilan Manuel Neuer di bawah mistar gawang selama ini tidak mengecewakan.
Serangan Prancis bakal menjadi-jadi bila duet Per Mertesacker dan Jerome Boateng tidak solid menjaga lini pertahanan. Kelemahan ini dapat tertutup dengan penampilan Neuer cemerlang di bawah mistar gawang.
Laga Prancis melawan Jerman pada akhirnya merujuk dalam salah satu nukilan mitos Yunani kuno klasik mengenai Perang Para Dewa. Pada awalnya, dunia belum ada dewa. Yang ada hanyalah Khaos, yaitu kekosongan. sebuah jurang yang dalam dan gelap.
Dari ketiadaan itu tiba-tiba muncul Gea, yaitu Ibu Bumi, muncul pula Tartarus, yaitu neraka dengan huruf besar. Lalu Malam dan Erebus, yaitu Kegelapan yang pertama, dan pada akhirnya muncul pula Eros, yaitu Eros, yaitu sang Cinta.
Apakah duel antara Prancis melawan Jerman kali ini akan melahirkan sang pemenang yang berasal dari negeri Cinta, negeri Amor?
Sementara, Gea dan Uranus bersatu, lahirlah dua belas raksasa, namanya Titan, enam laki-laki, enam perempuan. Dari sini muncullan persaingan di antara mereka yang berubah menjadi kebencian, dan kebencian berubah menjadi pertentangan terbuka.
Tim yang bakal kalah dalam laga perempat final Piala Dunia 2014, boleh jadi tim atau anggota tim yang meluapkan kemarahan dan kebencian kepada lawan.
Situasi semakin runyam karena amarah membuncah jelang laga Prancis melawan Jerman , manakala bek tengah Per Mertesacker naik pitam dengan menunjukkan reaksi emosional ketika menjawab pertanyaan wartawan ZDF soal penampilan Jerman yang "kelewat lembek dan rapuh" ketika melawan Aljazair.
"Saya tidak bakal ceroboh, toh kami sudah berada di babak delapan besar, dan saatnya sudah dekat," kata Mertesacker yang kini memperkuat lini pertahanan Arsenal. "Apakah anda beranggapan bahwa penampilan kami (Jerman) di babak 16 besar kali lalu itu layaknya tontonan sirkus atau apa?"
Mertesacker melontarkan pernyataan itu ketika menjawab pertanyaan soal penampilan Jerman yang tidak seapik timnas Jerman pada 2010 lalu.
"Anda maunya apa? Anda ingin meraih sukses di Piala Dunia atau anda ingin kami terjungkal di babak knock-out justru dengan memainkan gaya sepak bola indah," katanya menegaskan.(ant/yus)
Tanggal | Waktu WIB | Pertandingan |
4 Juli | 23.00 | Jerman Vs Prancis |
5 Juli | 03.00 | Brasil Vs Kolombia |
23.00 | Argentina Vs Belgia | |
6 Juli | 03.00 | Belanda Vs Kosta Rika |
Paul Pogba, gelandang bertalenta timnas Prancis memilih bersikap rendah hati untuk mewujudkan harapan Les Blues jadi juara Piala Dunia 2014.
Pilihan sikap rendah hati yang diambil Pogba muncul lantaran pemain yang kini membela Juventus itu punya postur tinggi dan kemampuan teknik mumpuni. Pogba bahkan disebut-sebut sebagai pemain masa depan Prancis.
Pelatih skuad Les Blues, Didier Deschamps melukiskan Pogba sebagai gelandang tengah yang punya kemampuan lengkap.
Ini tampak ketika Prancis mengalahkan Nigeria 2-0 di Brasilia dalam laga yang boleh dibilang tidak terlalu berjalan mulus juga bagi kedua tim.
"Paul menunjukkan penampilan terbaiknya. Para pemain besar tampil di sejumlah pertandingan besar," kata gelandang Prancis Blaise Matuidi.
"Bahunya kuat. Jangan lupa ia masih berusia 21 tahun."
Penampilan Pogba kemudian menyedot perhatian sejumlah pecinta sepak bola global.
"Prancis tampil sebagai tim yang baik, dengan sederet pemain yang cemerlang, salah satu di antaranya Pogba," kata gelandang Brasil, Fernandinho yang juga memperkuat Manchester City. (ant/yus)
Stadion Maracana, Rio de Janeiro. (foto: fifacom)
Estadio Jornalista Mario Filho (Stadion Maracana) di pusat kota Rio de Janeiro akan menjadi pusat perhatian dunia pada 4 Juli pukul 23.00 WIB saat berlangsungnya laga big match Jerman melawan Prancis.
Stadion ini dibangun untuk Piala Dunia FIFA 1950 di Brasil. Stadion ini menjadi saksi dimana tuan rumah Brasil dikalahkan Uruguay yang keluar sebagai juara dunia saat itu.
Maracana pernah menjadi stadion terbesar di dunia yang mampu menampung sampai 200.000 penonton. Namun, pada Piala Dunia 2014 kapasitas Maracana dikurangi menjadi 76.804 penonton dan tetap menjadi yang terbesar di negara ini.
Perbaikan stadion ini mencakup pembangunan bangku penonton baru yang dibuat semakin landai, mengganti semua tempat duduk, atap baru lengkap dengan sistem pengumpulan air hujan. Perbaikan stadion Maracana diusahakan tidak mengubah tampilan aslinya.
Sebagai daya tarik wisata terpopuler kedua di Kota Rio, Maracana terus menarik penggemar sepak bola dari seluruh dunia, bahkan ketika direnovasi pengunjung tetap berwisata ke stadion untuk menonton para pekerja yang terlihat dari menara kaca yang dibuat khusus.
Para pengunjung bahkan bisa mengambil potongan material dari stadion lama sebagai suvenir.
Nama Stadion : Estadio do Maracana
Lokasi : Kota Rio de Janeiro
Tahun dibangun : 1950
Kapasitas : 76.804 penonton (ant/yus)
Jerman harus terus meningkatkan kekokohan lini pertahanan dan ketajaman di lini depan jika hendak keluar sebagai juara melawan Prancis.
Pernyataan itu dilontarkan oleh dua mantan kapten timnas Der Panzer, yakni Oliver Kahn dan Lothar Matthaeus. "Diperlukan keseimbangan yang lebih baik lagi antara pemain depan dengan pemain-pemain kreatif seperti Mesut Oezil," kata kapten timnas Jerman pada Piala Dunia 2002, Kahn.
"Jika anda terlalu berkonsentrasi kepada skema permainan menyerang, perhatikan juga kombinasi dalam penguasaan ruang gerak pemain. Anda tidak boleh hanya kepada posisi untuk menyerang guna mencetak gol."
Matthaeus - yang telah tampil sebanyak 25 kali dalam laga Piala Dunia, menyatakan Jerman memiliki masalah di lini pertahanan, utamanya dalam diri bek tengah Benedikt Hoewedes dan Jerome Boateng yang lebih didorong sebagai bek sayap di turnamen Piala Dunia kali ini.
"Jika Anda bermain tidak dalam posisi seperti biasanya, anda akan kehilangan ritme dan tidak akan tampil optimal. Ini yang menjadi masalah utama ketika (Jerman) melawan Aljazair," kata pemain yang kini telah berusia 53 tahun.
Jerman begitu tampil susah payah mengalahkan Aljazair dengan skor 2-1. Dua gol Jerman diciptakan oleh Andre Schuerrle dan Oezil lewat perpanjangan waktu dalam laga yang digelar di Porto Alegre pada Senin lalu.(ant/yus/foto:fifacom)
Ini formasi pemain Jerman sepanjang perjalanan Piala Dunia 2014
Penjaga gawang: Manuel Neuer (Bayern Munchen), Roman Weidenfeller (Borussia Dortmund), Ron-Robert Zieler (Hannover 96)
Belakang: Jerome Boateng (Bayern Munchen), Erik Durm, Kevin Grosskreutz (keduanya Borussia Dortmund), Benedikt Hoewedes (Schalke 04), Matthias Ginter (SC Freiburg), Mats Hummels (Borussia Dortmund), Philipp Lahm (Bayern Munchen), Per Mertesacker (Arsenal/Inggris)
Tengah: Julian Draxler (Schalke 04), Mario Goetze (Bayern Munchen), Sami Khedira (Real Madrid/Spanyol), Christoph Kramer (Borussia Monchengladbach), Toni Kroos, Thomas Mueller (keduanya Bayern Munchen), Mesut Ozil, Lukas Podolski (keduanya Arsenal/Inggris), Marco Reus (Borussia Dortmund), Andre Schuerrle (Chelsea/Inggris), Bastian Schweinsteiger (Bayern Munchen)
Depan: Miroslav Klose (Lazio/Italia) (ant/foto:fifa/yus)
Ini formasi pemain Prancis sepanjang perjalanan Piala Dunia 2014
Penjaga gawang: Hugo Lloris (Tottenham Hotspur/Inggris), Stephane Ruffier (Saint-Etienne) Mickael Landreau (SC Bastia)
Belakang: Mathieu Debuchy (Newcastle United/Inggris), Lucas Digne (Paris Saint-Germain), Patrice Evra (Manchester United/Inggris), Laurent Koscielny (Arsenal/Inggris), Eliaquim Mangala (FC Porto/Portugal), Bacary Sagna (Arsenal/Inggris), Mamadou Sakho (Liverpool/Inggris), Raphael Varane (Real Madrid/Spanyol)
Tengah: Yohan Cabaye (Paris Saint-Germain), Clement Grenier (Lyon), Blaise Matuidi (Paris Saint-Germain), Rio Mavuba (Lille), Paul Pogba (Juventus/Italia), Moussa Sissoko (Newcastle United/Inggris), Mathieu Valbuena (Marseille)
Depan: Karim Benzema (Real Madrid/Spanyol), Olivier Giroud (Arsenal/Inggris), Antoine Griezmann (Real Sociedad/Spanyol), Loic Remy (Newcastle United/Inggris), Franck Ribery (Bayern Munchen/Jerman) (ant/fifa/yus/foto: fifa)
Rising star Prancis Yohan Cabaye (foto: fifacom) meminta timnya untuk tidak arogan dalam menghadapi pertandingannya melawan kesebelasan Jerman pada babak perempat final Piala dunia pada Jumat (4/7/2014).
Dua gol pada menit-menit terakhir saat melawan Nigeria telah membuat Prancis lolos dari lubang jarum babak 16 besar.
Untuk itu, Cabaye menegaskan bahwa timnya tidak boleh santai dalam menghadapi lawan berikutnya.
"Perjalanan masih panjang. Namun kami harus menikmatinya," ujar pemain Prancis asal Paris Saint-Germain tersebut sebagaimana dikutip sportsmole.co.uk, Rabu (2/7/2/014).
Dia menambahkan bahwa ketika menapak ke delapan besar, tim Prancis harus bersikap rendah hati dan tidak arogan.
"Jika kami mulai bermain santai maka kami akan segera pulang ke Prancis. Kami yakin, namun harus fokus dan ingin berlama-lama di Brasil,” ujarnya.
Jerman sebelumnya berhasil menekuk Aljazair dengan skor 2-1 dalam satu pertandingan yang sangat menegangkan Senin lalu.(jao)
No | Tanggal | Pertandingan | Skor | Kompetisi |
1 | 15 Maret 1931 | France v Germany | 1-0 | International |
2 | 19 Mar 1933 | Germany v France | 3-3 | International |
3 | 17 Mar 1935 | France v Germany | 1-3 | International |
4 | 21 Mar 1937 | Germany v France | 4-0 | International |
5 | 05 Oct 1952 | France v West Germany | 3-1 | International |
6 | 16 Oct 1954 | West Germany v France | 1-3 | International |
7 | 28 Jun 1958 | France v West Germany | 6-3 | FIFA World Cup |
8 | 26 Oct 1958 | France v West Germany | 2-2 | International |
9 | 24 Oct 1962 | West Germany v France | 2-2 | International |
10 | 27 Sep 1967 | West Germany v France | 5-1 | International |
11 | 25 Sep 1968 | France v West Germany | 1-1 | International |
12 | 13 Oct 1973 | West Germany v France | 2-1 | International |
13 | 23 Feb 1977 | France v West Germany | 1-0 | International |
14 | 19 Nov 1980 | West Germany v France | 4-1 | International |
15 | 08 Jul 1982 | Germany v France | 3-3 (5-4) | FIFA World Cup |
16 | 18 Apr 1984 | France v West Germany | 1-0 | International |
17 | 25 Jun 1986 | France v West Germany | 0-2 | FIFA World Cup |
18 | 12 Aug 1987 | West Germany v France | 2-1 | Berlin Anniversary |
19 | 28 Feb 1990 | France v West Germany | 2-1 | International |
20 | 01 Jun 1996 | Germany v France | 0-1 | International |
21 | 27 Feb 2001 | France v Germany | 1-0 | International |
22 | 15 Nov 2003 | Germany v France | 0-3 | International |
23 | 12 Nov 2005 | France v Germany | 0-0 | International |
24 | 29 Feb 2012 | Germany v France | 1-2 | International |
25 | 06 Feb 2013 | France v Germany | 1-2 | International |
sumber: 11v11.com
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg, 4 tim yang berpeluang besar melangkah ke babak 4 besar (semi final) yakni Argentina, Brasil, Belanda, Jerman.
Brasil diprediksi akan keluar sebagai juara Piala Dunia 2014 setelah menundukkan Argentina dengan tingkat keakuratan prediksi sebesar 63%.
Jerman akan menempati posisi ketiga, disusul Belanda di posisi keempat.
Masuknya Antoine Griezmann membuat Prancis bisa mengungguli Nigeria pada laga 16 Besar Piala Dunia. Tapi itu membuat Pelatih Prancis Didier Deschamps tidak lagi bisa memastikan konfigurasi serangan terkuat timnya.
28 menit menjelang pertandingan di Brasilia yang masih 0-0 usai, Deschamps memutuskan memasukkan Griezmann untuk menggantikan striker Arsenal Olivier Giroud, dan ternyata sang striker dengan cepat memberi dampak kepada permainan tim.
Masuknya pemain berusia 23 tahun itu membuat Karim Benzema bergeser ke posisi kesukaannya di tengah ketimbang di kiri dan dalam hitungan menit dia merancang umpan kepada striker Real Madrid itu untuk melepaskan tembakan yang memaksa kiper Nigeria Victor Moses berjibaku.
Reposisi Benzema membuat Prancis mendapatkan landasan dalam trio serangan dan setelah rangkaian serangan, akhirnya Nigeria kebobolan pada menit 79 ketika Paul Pogba melepaskan sundulan ke sudut gawang.
Griezmann lalu memaksa kapten Nigeria Joseph Yobo memotong umpan Mathieu Valbuena untuk masuk ke gawangnya sendiri pada masa injuri. Benzema segera menyanjung kontribusi penyerang Real Sociedad itu.
"Griezmann mengimbuhkan sesuatu ketika dia masuk," kata si pemakai nomor 10 itu setelah timnya menang 2-0 di Stadio Nasional Mane Garrincha, Senin malam lalu.
"Kami menjadi menemukan banyak ruang di belakang pertahanan mereka, yang pada babak pertama tidak bisa kami buat," kata Benzema.
Giroud sendiri telah berupaya keras menyerang, namun beberapa kali gagal menyelesaikannya. Meski begitu dia dipuji Deschamps dan penjaga gawang Hugo Lloris.
"Olivier telah menggedor, menggedor, menggedor bek-bek (lawan), lalu para pemain lain tinggal menyelesaikannya," kata kapten Prancis itu.
Giroud sendiri, dengan sedikit iri, menyebut masuknya Griezmann bukan faktor tunggal yang membalikkan arah permainan Prancis.
"Pemain-pemain pengganti yang masuk memang menguntungkan," kata Giroud menyebut lebih dari satu pemain pengganti, padahal pemain pengganti lainnya, yakni Moussa Sissoko baru masuk menggantikan Valbuena, pada menit keempat waktu tambahan.
Masih Bingung
Benzema dan Valbuena sudah pasti tidak tergantikan di barisan serang Prancis, tapi Deschamps masih bingung antara memilih Griezmann atau Giroud sebagai penyerang ketiga.
Saat Griezmann mendampingi Benzema di sisi kiri ketika melawan Honduras pada laga pembuka, Benzema bisa menciptakan dua gol dan memaksa penjaga gawang Noel Valladares menciptakan gol bunuh diri guna memenangkan Prancis 3-0.
Tetapi ketika Giroud menggantikan Griezmann saat melawan Swiss, Prancis malah menjadi lebih baik dengan serangan balik yang cepat untuk memetik kemenangan besar 5-2 berkat lima gol dari lima pemain berbeda, termasuk tiga dari para penyerang.
Sebaliknya, saat Prancis ditahan 0-0 oleh Ekuador, Griezmann tampil mengecewakan sampai kemudian Giroud menggantikannya pada babak kedua dan sejak itu Prancis kerap mengancam pertahanan lawan yang tak mudah ditembus itu.
Terakhir, menghadapi Nigeria yang mengandalkan fisik juga ada cerita berbeda. Benzema kelihatan tak cocok di sayap kiri sampai Giroud keluar dan masuknya Griezmann mengubah pola permainan.
Deschamps seirama dengan para pemainnya ketika ditanyai apakah dia menyesal tidak menurunkan Griezmann lebih dulu ketimbang Giroud.
"Mereka punya profil berbeda. Anda tidak tahu dan saya tidak tahu itu akan berhasil jika Griezmann dimainkan sejak awal. Pertandingan itu berakhir 90 menit."
"Oliver telah berlaku sebagai tumpuan, membuat beberapa jeda penting, dan memanfaatkan kekuatannya di udara, baik secara ofensif maupun defensif. Saya bisa saja menurunkannya sampai pertandingan berakhir, namun yang penting itu berfungsi baik sampai akhir dan finis bagus untuk kami."
Pada Griezman yang rapi dan tajam, dan Giroud yang tinggi dan kuat, Deschamps punya dua penyerang yang sangat berbeda.
Deschamps harus memilih, tapi dia masih bingung. Oleh karena itu, menghadapi Jerman dalam perempat final Jumat nanti komposisi serangan Deschamps masih menjadi tanda tanya. (ant/yus)
Jerman memetik pelajaran berharga dari laga melawan Aljazair pada Selasa dinihari (1/7/2014), dimana dengan susah payah tim panser harus menang 2-1 melalui perpanjangan waktu.
Pelatih Jerman Joachim Loew mencatat penyelesaian akhir dan pertahanan anak asuhnya sangat buruk saat melawan Aljazair. Hal ini akan menjadi perhatian Loew untuk dibenahi guna menghadapi Prancis di babak perempat final, Jumat (4/7/2014).
"Kami sering memberi bola kepada lawan dengan begitu saja, yang mengakibatkan Aljazair menyerang balik kami," katanya.
Gol Andre Schuerrle dan Mesut Ozil mengantarkan juara dunia tiga kali itu ke babak delapan besar, untuk menghadapi tim asuhan Didier Deschamps di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.
Schuerrle membawa Jerman unggul pada menit 92 setelah diturunkan menggantikan Mario Goetze.
"Kami lebih suka menang pada 90 menit, tetapi Aljazair bermain bagus. Kami tidak peduli bagaimana kami memenangkannya, yang penting kami berada di perempat final."
Secara khusus, Loew juga memuji penjaga gawang Manuel Neuer atas penampilan menawannya yang berulang kali memotong serangan Aljazair sampai Abdelmoumene Djabou menciptakan gol hiburan untuk Aljazair.
"Neuer bermain luar biasa, dia tidak hanya melakukan banyak penyelamatan, namun juga terus memotong suplai bola jauh ke daerahnya dan mengatasinya dengan baik. Dia sering ke luar kotak dan melakukan satu penyelamatan hebat ketika Aljazair bernafsu menciptakan gol," ujarnya. (ant/yus)
Laga Pertandingan perempat final Piala Dunai 2014 antara dua raksasa sepak bola Eropa, Jerman dan Prancis, di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Jumat nanti (4/7/2014) menjanjikan sebuah pertandingan yang menarik dan diselimuti kenangan laga di masa lalu antara kedua negara.
Pertandingan itu menguakkan kembali kenangan semifinal Piala Dunia 1982 yang secara dramatis berakhir seri 3-3 sebelum Jerman Barat lolos ke final melalui kemenangan adu penalti 5-4.
"Saya tak ingin membahas Prancis-Jerman pada 1982, tapi memang selalu menjadi pertemuan klasik yang dramatis antara kedua tim," kata Pelatih Jerman Joachim Loew.
"Didier Deschamps telah membangun mereka (timnas Prancis) sejak 2010, mereka memiliki para pemain bagus seperti (Karim) Benzema dan (Olivier) Giroud yang bisa menentukan sendiri arah pertandingan," sambung Loew.
"Kami menantikan pertemuan klasik berikutnya," tantang Loew. (ant/yus)