Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olah Raga Roy Suryo berharap Indonesia memiliki kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 jika penyelenggaraan ajang akbar itu tidak jadi dilakukan di Qatar sebagaimana rencana semula.
Menurut Roy, ada peluang Qatar batal menjadi calon penyelenggara ajang Piala Dunia 2022, karena banyak tim meminta fasilitas lebih akibat faktor cuaca ekstrim di negara Timur Tengah itu.
"Diperkirakan cuaca di Qatar pada 2022 sangat panas sehingga stadion perlu treatment khusus. Dengan adanya itu, kami ada peluang. Jadi kalau Qatar failed, seperti Iran failed, Indonesia bisa," ujarnya, Selasa (7/1/2013).
Namun demikian, ujar Roy, pemerintah cukup tahu diri dengan minimnya ketersediaan stadion sepakbola bertaraf internasional di negeri ini.
Indonesia, ujar Roy, baru mempunyai tiga unit stadion bertaraf internasional, yakni di Palembang, di Samarinda, dan satu stadion di Pekanbaru yang masih bermasalah.
"Persyaratan di FIFA itu sangat ketat. Minimal ada 20 stadion berkelas internasional di sebuah Negara. Kalau kita memaksakan tentu saja itu malah akan banyak dipanggil ke Kuningan (KPK), jadi kita realistis saja, ajak negara ASEAN lain untuk bergabung," ujarnya.
Roy mengaku sudah melakukan pembicaraan serius dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin tentang ide merealisasikan helatan Piala Dunia 2022 di Asean.
"Karena sudah punya tiga stadion, Indonesia mampu membangun tiga atau empat lagi. Tapi kalau sampai bangun 20 stadion yah itu tidak mungkin. Bekerjasama dengan negara ASEAN. Yang sudah mengaku siap Indonesia dan Malaysia," katanya.
Agar mimpi mewujudkan Piala Dunia di ASEAN di tengah minimnya jumlah stadion memadai terwujud, Roy dan Khairy bahkan akan mengusulkan penyelenggaraan ajang olah raga paling dinanti sedunia itu dibagi ke empat negara ASEAN, termasuk Singapura dan Thailand.
"Jika empat negara, maka masing-masing negara bisa menyediakan lima stadion, clear. Tidak apa-apa di empat negara. Itu wajar semenjak Jepang dan Korea menyelenggarakan piala dunia bersama," katanya.
Lebih lanjut Roy mengaku belum memperkirakan anggaran yang akan dibutuhkan untuk penyelenggaraan sekelas Piala Dunia. Menurut dia, sejauh ini, progres dari mimpi mewujudkan penyelenggaraan Piala Dunia di ASEAN adalah pembicaraan tingkat menteri olahraga.
"Kami juga masih menunggu kepastian dari Qatar," katanya.