Bisnis.com, JAKARTA - Parma, yang tengah berjuang untuk lepas dari zona degradasi di kompetisi Serie A Italia, mengalami nasib suram. Sudahlah dalam kondisi nelangsa karena terdampar di dasar klasemen, nilai klub itu juga dikurangi satu sehingga akibat melanggar regulasi finansial.
Dengan pengurangan satu angka, Parma, yang hanya menang dua kali dan selebihnya kalah dalam 14 pertandingan Liga Italia (Serie A), berarti kini hanya punya nilai 5, demikian dilaporkan Reuters pada Selasa (9/12/2014).
Bukan hanya itu penderitaan Parma. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) juga melarang keterlibatan Presiden klub Tommaso Ghirardi dan Managing Director Pietro Leonardi dalam aktivitas sepak bola selama 2 bulan serta mendenda mereka masing-masing sebesar 5.000 euro.
Parma sebenarnya tampil cukup mengesankan pada musim lalu dengan finis di peringkat keenam pada klasemen akhir Serie A.
Namun, klub yang dilatih mantan gelandang Timnas Italia Roberto Donadoni itu memang tengah mengalami masalah keuangan. Itulah yang membuatnya tidak mampu membayar tagihan lisensi badan sepak bola Eropa UEFA yang telah jatuh tempo sehingga berbuah pengurangan satu angka di Serie A.
Leonardi pada Minggu (7/12/2014) mengungkapkan bahwa klub tersebut akan dijual kepada seorang konglomerat berdarah Rusia-Siprus.
Jika itu terjadi, maka Parma mengikuti jejak Inter Milan dan AS Roma yang kini dimiliki orang non-Italia. Sebagian besar saham Inter kini dimiliki pebisnis asal Indonesia Erick Thohir melalui International Sports Capital, sedangkan AS Roma dikuasai Tudor Investment Corporation milik James Pallotta yang berkebangsaan Amerika Serikat.
Parma menikmati masa jaya pada 1990-an ketika mereka memenangi gelar UEFA Cup sebanyak dua kali, Cup Winners’ Cup sekali, dan Coppa Italia dua kali, meskipun tidak pernah meraih gelar juara Serie A, tulis Reuters.