BISNIS.COM, JAKARTA -- Brasil benar-benar berhasil mengakhiri era Spanyol, dan Tarian Samba berhasil membuat Matador terluka dan merana di Stadion Maracana, dengan skor telak 3-0 di final Piala Konfederasi 2013.
Jogo Bonito Samba Brasil menari-nari bebas dan menguasai Stadion Maracana kala menjinakkan Matador Spanyol dan membuat La Furia Roja tak lagi ceria, bertekuk lutut di babak pamungkas Piala Konfederasi 2013.
Jika sudah begini, Siapa yang bakal menghalangi Brasil menjadi 'Juara Piala Dunia 2014' di kandangnya? Juara Piala Konfederasi di negeri sendiri dan berhasil melibas juara Eropa dan juara Dunia Spanyol.
Kendati masih agak leluasa bermain tiki taka dan ball possesion 52%, tetapi dua elemen yang selama ini diandalkan Matador untuk menekuk lawan-lawannya praktis tidak efektif. Brasil bukanlah tim se-benua yang bisa dipermainkan ala tiki taka.
Brasil kini adalah kumpulan para 'penari' Samba yang punya darah muda, semangat, dan irama sendiri yang bisa merusak tiki taka.
Neymar dan Fred kini benar-benar menjadi momok yang menyeramkan bagi gawang Matador yang dijaga sang kapten Iker Cassilas.
Sepasang gol Fred pada menit ke-2 dan ke-47, serta sebiji gol dari hasil tarian Neymar pada menit ke-44 benar-benar memberikan pelajaran bagi tim Semenanjung Iberia itu.
Apa sebenarnya yang menjadi kunci Brasil berhasil memporak porandakan kepiawaian Matador?
Pertama, Samba kini telah menemukan ritme dan permainan sendiri yang lama menghilang. Praktis sejak jadi juara Piala Dunia 1994 AS, Brasil bukanlah tim yang punya roh dan karakter kuat. Romaria, Bebeto, Branco, dan jenderal lapangan tengah Dunga sulit terkalahkan ketika itu. Hanya Italia yang bisa memaksa adu penalti di babak final.
Brasil sempat tampil di final World Cup 1998, tetapi tanpa 'nyawa' karena Ronaldo 'menyerah' sebelum bertanding lawan tuan rumah Prancis.
Hasilnya, mereka 'mengalah' dengan skor telak 0-3 dari Prancis. Padahal, Ronaldo cs bermain ciamik saat menang adu penalti lawan Belanda di semifinal.
Brasil masih bisa juara di Piala Dunia 2002 Korea-Jepang, tetapi itu kemenangan yang hampar, tanpa greget dan tarian Samba yang mampu membelalakkan mata.
Namun, kini Brasil mengirimkan sinyal kepada tim-tim tangguh Eropa, semacam Jerman, Italia, Portugal, dan Belanda.
Di hampir semua lini, kini Brasil punya pemain yang tidak kalah dengan tim jawara World Cup 1994. Di belakang belakang punya bek tangguh Thiago Silva dan David Luiz , plus kiper Julio Caesar. Di lini tengah punya Paulinho dan Hulk , plus Kaka. Di depan, apalagi kini punya duet tangguh Neymar-Fred yang sekelas dengan Romario-Bebeto.
Kedua, Brasil punya sejumlah pemain yang merumput di beberapa klub Spanyol dan Eropa. Sebut saja Dani Alves (bek) yang menjadi palang pintu Barcelona dan Marcelo Vieira da Silva (gelandang) yang menjadi andalan Real Madrid di lini tengah, serta Kaka. Belum lagi legium yang bermain di sejumlah klub Eropa semacam Thiago Silva. Mereka tentu sudah hafal karakter dan gaya main 'rekan-rekan' setim mereka yang tadi pagi menjadi lawan.
Ketiga, faktor pelatih Luiz Felipe Scolari yang telah punya pengalaman mumpuni di level klub dan timnas negara. Big Phill adalah pelatih yang membawa Brasil Juara Piala Dunia 2002, serta telah hafal atmosfer dan gaya permainan tim di semenanjung Iberia, karena pernah membesut timnas Portugal.
Jadi, kini tesisnya adalah: Siapa yang dapat merusak Tarian Samba dan menghalangi Brasil jadi jawara World Cup 2014 di kandangnya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
