Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Timnas Argentina, Sejarah, Prediksi Skuat, Jadwal di Piala Dunia Qatar

Di Piala Dunia 1978, La Albiceleste yang bermain di kandang sendiri diisi sejumlah pemain bintang seperti Mario Kempes.
Piala Dunia 1978 di Argentina/Reuters-Washington Alves
Piala Dunia 1978 di Argentina/Reuters-Washington Alves

Sejarah Panjang Argentina di Piala Dunia

Argentina pernah menjadi juara Piala Dunia pada 1978 dan 1986. Di Piala Dunia 1978, La Albiceleste yang bermain di kandang sendiri diisi sejumlah pemain bintang seperti Mario Kempes, Ubaldo Fillol, Alberto Tarantini, Leopoldo Luque dan Daniel Valencia.

Empat tahun kemudian di Spanyol, Argentina masih dihuni sejumlah pemain andalan di edisi 1978 seperti Mario Kempes dan Alberto Tarantini. Meski hanya mampu melaju ke babak kedua, ajang ini menjadi panggung utama debut legenda, Diego Maradona.

Argentina merebut panggung utama Piala Dunia 1986 di Meksiko. Tarian Tim Tango dimotori Ricardo Giusti, Sergio Batista dan Jorge Valdano. Ketiganya berhasil mengimbangi permainan apik dan nyentrik Maradona untuk membawa negaranya meraih gelar kedua dalam sejarah.

Pada 1990 di Italia, Claudio Caniggia yang menjadi pembunuh tim besar Brasil dan Italia. Sayangnya, Argentina kalah dari Jerman di final. Kegagalan berlanjut pada edisi 1994 di Amerika Serikat. Tim Tango sukses lolos dari fase grup setelah mengalahkan Yunani 4-1 lewat hat-trick Gabriel Batistuta dan menundukkan Nigeria 2-1. Sayangnya, sang kapten, Diego Maradona, terbukti menggunakan doping. Langkah La Albiceleste terhenti di babak 16 besar.

Empat tahun kemudian, pelatih Daniel Passarella membuat ulah dengan memberlakukan larangan rambut panjang kepada para pemainnya. Akibatnya, Fernando Redondo yang menolak untuk memotong rambutnya dikeluarkan dari Tim Tango. Namun, khusus untuk Batistuta, karena desakan suporter La Albiceleste, Passarella tetap memanggilnya. Pada edisi kali ini, Argentina disingkirkan Belanda lewat gol indah Dennis Bergkamp di perempat final.

Tahun 2002 menjadi Piala Dunia yang paling menyesakkan untuk La Albiceleste. Argentina gagal lolos dari babak penyisihan grup meski saat itu Tim Tango diperkuat sejumlah pemain berbakat seperti German Burgos, Mouricio Pochettino, Diego Placente, Juan Pablo Sorin, Claudio Husain, Matias Almeyda, Ariel Ortega, Gabriel Batistuta, Hernan Crespo dan Claudio Caniggia.

Pada 2006, Argentina berbenah dengan melakukan kombinasi pemain senior dan junior. Hernan Crespo, Juan Pablo Sorin, Leandro Cufre, Fabricio Coloccini dan Leo Franco menjadi andalan tim asuhan Jose Pekerman. Meski tampil dengan permainan indah, Argentina kandas dari Jerman lewat adu penalti di perempat final. Edisi ini juga menjadi debut Lionel Messi muda.

Di Afrika Selatan, empat tahun kemudian, Lionel Messi menjabat sebagai kapten tim untuk pertama kalinya. Namun, mereka juga gagal mengulang prestasi pada 1978 dan 1986. Di bawah kepelatihan Diego Maradona, Argentina dibantai Jerman 4-0 di perempat final.

Messi berevolusi. Pada 2014 di Brasil, Argentina tampil memukau sepanjang turnamen dengan menembus partai puncak. Namun, di laga penentu melawan Jerman, Lionel Messi dan kawan-kawan kebobolan lewat gol tunggal Mario Gotze di babak perpanjangan waktu. Ambisi Messi untuk memberi trofi untuk negaranya pun terhenti.

Alih-alih membayar kegagalan 2014, Argentina justru tampil buruk pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Laga Albiceleste jauh dari keindahan. Dalam dua laga awal penyisihan grup, mereka hanya bermain imbang 1-1 dengan Islandia dan kalah 0-3 dari Kroasia. Namun, kemenangan 2-0 Nigeria atas Islandia memberikan peluang Argentina untuk melaju ke babak 16 besar.

Argentina berhasil menang 2-1 atas Nigeria di laga pamungkas fase grup lewat gol Lionel Messi dan Marcos Rojo. Namun, di babak 16 besar, mereka tak bisa berbuat banyak saat ditekuk Prancis dengan skor 4-3. Prancis keluar sebagai juara pada edisi tersebut.

Bintang Argentina, Lionel Messi, gagal membawa timnya melaju ke babak perempat final Piala Dunia 2018 setelah dikalahkan Prancis 3-4. Messi ikut serta dalam empat kali Piala Dunia, yaitu 2006, 2010, 2014, dan 2018. AP

Argentina berada dalam tren positif setelah memegang catatan tak terkalahkan dala 33 pertandingan terakhir. Piala Dunia 2022 akan menjadi yang terakhir bagi Messi. Bintang PSG itu genap berusia 34 tahun. Peluang Argentina menjuarai Piala Dunia 2022 cukup terbuka. Hal ini terlihat dari perjalanan Tim Tango di babak kualifikasi, tidak terkalahkan dan hanya finis di belakang Brasil.

Menurut Messi, Argentina memiliki modal bagus di Piala Dunia 2022 usai memenangkan gelar Copa Amerika. Ia menilai merupakan tantangan untuk bisa berbicara banyak di Piala Dunia 2022 setelah pada ajang sebelumnya hanya bisa mencapai babak 16 besar. "Saya merasa nyaman ketika kami bersama dengan tim nasional, semuanya mengalir. Kami semua tahu apa peran kami dan apa yang harus kami lakukan," kata dia.

Messi belum memutuskan dan akan melihat yang terjadi untuk menentukan masa depannya setelah Piala Dunia 2022. "Saat ini saya memikirkan soal satu ini (Piala Dunia 2022), lalu kita akan melihat. Sepak bola berganti dari hari pertama hingga selanjutnya, tapi saya belum membuat keputusan. Terkadang mereka memprotes karena saya tidak banyak berlari. Saya tidak tahu akan seperti apa saya ketika berusia 38 tahun," kata Messi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper