Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia resmi ditunjuk oleh Federasi Sepak Bola Internasional /FIFA) menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Kamis (24/10/2019).
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tentu menjadi kabar gembira bagi banyak pihak di Indonesia, tak terkecuali Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kementerian yang baru saja mengalami perubahan nomenklatur itu mengklaim dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan gelaran akbar tersebut.
“Ini info baik yang baru kami terima. Kami akan segera berkoordinasi lebih lanjut dengan [pihak yang terkait] Piala Dunia U-20 2021. Ini momentum yang harus dimanfaatkan untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di Indonesia, [khususnya] di sekitar venue,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kemenparekraf Guntur Sakti kepada Bisnis, Kamis malam (24/10/2019).
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah mengajukan 10 stadion dari beberapa kota sebagai venue atau lokasi pertandingan.
Seluruh stadion tersebut antara lain Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Wibawa Mukti di Cikarang, Stadion Pakansari di Bogor, Stadion Patriot di Bekasi.
Kemudian, Stadion Mandala Krida di Yogyakarta, Stadion Manahan di Solo, Jakabaring di Palembang, Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, Gelora Bung Tomo di Surabaya, dan Stadion I Wayan Dipta di Bali.
Persiapan Kemenparekraf
Persiapan yang dilakukan oleh Kemenparekraf untuk Piala Dunia U-20 2021 tidak akan jauh berbeda dengan persiapan yang dilakukan untuk Asian Games 2018.
Kemenparekraf yang kala itu masih menyandang nama Kemenpar menyiapkan 75 paket wisata yang menawarkan tujuh destinasi utama, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Yogyakarta, Banyuwangi, dan Bali.
Adapun target yang dibidik oleh 75 paket wisata tersebut adalah 170 ribu wisatawan mancanegara (wisman) baik itu yang hadir dari kalangan peserta (atlet atau ofisial) dari 45 negara, awak media, hingga suporter atau penonton pertandingan.
Guntur belum bisa memastikan apakah paket wisata tersebut akan kembali ditawarkan saat Piala Dunia U-20 2021 digelar. Namun, yang jelas, dia memastikan Kemenparekraf akan mengoptimalkan segala gelaran berskala internasional yang dinilai punya perhitungan nilai media atau media value yang tinggi.
Sebagai gambaran, dampak tidak langsung atau indirect impact untuk Asian Games 2018 melalui media value dengan estimasi jumlah penonton televisi tidak termasuk streaming sebanyak 300 juta audiens, dengan standar biaya media $ 25 per 1000 penonton menghasilkan media value sekitar Rp 105 Triliun.
Kemudian, tercatat hampir 80 ribu wisman berkunjung ke Indonesia untuk menjadi suporter atau menonton atlet dari negaranya masing – masing bertanding di Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang.
“[Persiapan untuk] Asian Games 2018 itu success story kami, benchmarck juga bagi kami,” tegas Guntur.
Selain tuan rumah Piala Dunia U-20, muncul kabar jika Indonesa juga berhasil menjadi tuan rumah MotoGP 2021, namun hingga saat ini pihak penyelenggara MotoGP, Dorna Sport belum mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah MotoGP 2021.
Dikutip dari laman resmi PSSI di Jakarta, Kamis (24/10/2019), pengumuman dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 dilakukan dalam rapat Dewan FIFA yang digelar di Shanghai, China, Kamis (24/10/2019).
Indonesia berhasil mengalahkan Brasil dan Peru yang juga mengikuti proses penawaran atau bidding.
"Alhamdulillah presentasi PSSI diterima dengan baik sehingga Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20," kata Kepala Hubungan Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo.
Indonesia menjadi negara kedua di kawasan Asia Tenggara yang menggelar Piala Dunia U-20. Sebelumnya Malaysia pernah menjadi tuan rumah pada tahun 1997 saat nama turnamen masih Kejuaraan Dunia Pemuda FIFA.