Bisnis.com, JAKARTA – Pelatih Leicester City Claude Puel menyatakan keinginannya untuk tetap bertahan di klub Liga Primer Inggris tersebut hingga kontraknya selesai pada akhir 2020.
Pria Prancis itu ditunjuk menukangi Leicester City pada 25 Oktober tahun lalu menggantikan Craig Shakespeare dan membimbing tim tersebut merangkak naik dari zona degradasi untuk finis di peringkat kesembilan klasemen akhir Liga Primer.
Di bawah arahannya, dari 29 pertandingan, Leicester menang sebanyak 10 kali, imbang 8, dan sisanya sebanyak 11 pertandingan menelan kekalahan.
Si Rubah, julukan Leicester, mkenutup kompetisi dengan kekalahan 4-5 dari Tottenham Hotspur pada Minggu (13/5/2018) dan media Inggris melaporkan bahwa dia akan meninggalkan Stadion King Power.
"Saya punya kontrak dan saya menghormati kontrak saya. Tidak dalam pikiran saya mencari kesempatan di klub lain sebab masa depan dan pemikiran saya hanya bersama Leicester,” paparnya.
“Kami bekerja bersama, semua skuat, staf, dan pelatih, kami bertemu sejumlah momen sulit tapi juga perasaan yang bagus. Kami tak bisa memikirkan yang lain ataupun meninggalkan Leicester,” kata Puel.
Pendekatan konservatif Puel dalam cara bermain—yang cenderung memperkuat barisan pertahanan—telah mengundang kritik dari pendukung Leicester meski pelatih 56 tahun itu memimpin tim untuk finis di tempat yang cukup terhormat, kesembilan, di klasemen akhir Liga Primer.
Leicester City musim sebelumnya finis di peringkat ke-12 pada akhir musim 2016-2017 setelah pada musim sebelumnya secara mengejutkan meraih gelar juara Liga Primer Inggris di bawah arahan pelatih asal Italia Claudio Ranieri.
“Kami perlu memperbaiki klub ini dan juga struktur, dan skuat dengan berbagai aspek berbeda. Klub ini memerlukan stabilitas. Saya mencoba untuk membuatnya dalam pekerjaan saya dan setelah itu, spekulasi dan hingar bingar tidak menjadi perhatian saya,” kata Puel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
