Bisnis.com, JAKARTA—Harga tiket pertandingan uji coba antara timnas Indonesia dengan Islandia dinilai mahal yaitu sebesar Rp100.000 untuk tiket terendah hingga Rp1,5 juta bagi VVIP.
Harga tiket itu meningkat 2-3 kali lipat dibandingkan dengan laga Timnas Indonesia sebelumnya yang digelar di GBK, yaitu saat Indonesia menjadi tuan rumah Kualifikasi Piala AFC U-23 Grup H pada 2015 lalu, di mana harga tiket terendah dipatok di angka Rp50 ribu untuk kelas terendah, dan Rp500 ribu untuk tiket termahal.
Sekjen PSSI Ratu Tisha menilai kenaikan harga tiket merupakan hal yang wajar mengingat kualitas stadion utama GBK menjadi 5 kali jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelum direnovasi. Di lain sisi, tingginya harga tiket juga bakal digunakan untuk pemeliharaan GBK pasca renovasi mengingat PPK GBK tidak mendapatkan anggaran pemeliharaan rutin dari Negara.
“Ya cukup wajar, saat ini kualitas stadion sudah internasional, dan GBK sudah menjadi fasilitas olahraga terbaik di negeri ini. Semakin besar event-nya, semakin besar juga modal yang harus kita keluarkan,” ujarnya.
Direksi Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK) Gatot Tetuko mengatakan, setelah melalui proses renovasi oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka tanggung jawab pemeliharaan GBK setiap tahunnya ditanggung oleh PPK GBK. Dan dana tersebut dikumpulkan secara mandiri melalui penyewaan fasilitas GBK, salah satunya penyelenggaraan acara olahraga.
“Kalau sudah Asian Games, kita akan terima penyewaan untuk event apapun. Kita juga akan libatkan korporasi, dan kita akan membenahi manajemen penyewaannya,” ujarnya.
Pihaknya pun telah melakukan perhitungan biaya pemeliharaan yang dibutuhkan. Untuk Stadion Utama GBK, biaya pemeliharaan diestimasikan mencapai Rp25 miliar setiap tahunnya, sedangkan fasilitas Stadion Aquatic berkisar Rp10-Rp15 miliar setiap tahunnya.
“Selama ini, sebelum direnov GBK hanya dapat Rp11 miliar per tahun. Karena itu wajar bila pasca Asian Games nanti, harga sewa akan meningkat dari sebelumnya. Dengan posisi yang strategis, seharusnya GBK mampu membiayai pemeliharaannya sendiri,” ungkapnya.