Bisnis.com, PERANCIS - Badan sepak bola Eropa, UEFA, resmi membuka investigasi terkait klub Liga Perancis, Paris Saint-Germain (PSG) yang berpotensi terjerat kasus Financial Fair Play (FFP) akibat kegiatan di bursa transfer musim panas ini.
UEFA memperkenalkan peraturan 'impas' yang dinamakan FFP pada tahun 2013. Dimana setiap klub diwajibkan untuk menyeimbangkan pengeluaran mereka dengan pendapatan mereka.
PSG mengeluarkan biaya € 222 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun untuk mendatangkan Neymar Jr dari Barcelona bulan lau, yang menjadikannya pemain termahal di dunia.
Pada penutupan jendela transfer musim panas ini, mereka juga mendatangkan Kylian Mbappe dengan status pinjaman. Namun, terdapat opsi pembelian yang bisa aktif kapan pun dengan harga diperkirakan mencapai € 180 juta atau Rp 2,8 triliun dengan kurs saat ini.
Blaise Matuidi dan Serge Aurier menjadi pemain yang berhasil dijual PSG. Namun, kedua pemain ini tidak cukup untuk menutupi pergerakan transfer masuk PSG yang bombastis.
Di dalam peraturan FFP dinyatakan bahwa klub bisa menghabiskan € 30 juta lebih banyak dari yang mereka dapatkan selama periode tiga tahun.
Sebuah pernyataan UEFA mengatakan bahwa penyelidikan akan berfokus pada kepatuhan PSG terhadap syarat keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran, terutama mengingat aktivitas transfer terakhirnya.
"Dalam beberapa bulan mendatang, bagian investigasi UEFA untuk kontrol keuangan klub, akan bertemu secara rutin untuk mengevaluasi semua dokumen yang berkaitan dengan kasus ini dengan hati-hat," tembah penyataan tersebut yang dilansir oleh BBC Sport.
"UEFA menganggap FFP sebagai mekanisme tata kelola yang penting yang bertujuan untuk menjamin kesejahteraan finansial klub sepak bola Eropa," tambah pernyataan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, PSG mengatakan bahwa mereka terkejut dengan investigasi ini. Mengingat UEFA terus-menerus menginformasikan mengenai dampak finansial dari kegiatan transfer pada musim panas ini, meskipun tidak diwajibkan untuk melakukannya.
“Kami sangat percaya diri dengan kemampuan klub untuk menunjukan bahwa kami bisa mematuhi FFP untuk tahun 2017/18. Ditegaskan pula bahwa kami selalu mengoperasikan segala hal secara transparan kepada UEFA, institusi yang kami percaya dan hormati dalam enam tahun terakhir,” demikian pertanyaan resmi dari PSG.
PSG juga menyatakan optimismenya bisa menyeimbangkan neraca keuangan klub lewat berbagai jalur seperti pendapatan dari sponsor, merchandise, tiket, hak siar, dan tur pramusim.
Pada 2014 lalu, PSG pernah disanksi UEFA karena dianggap melanggar FFP terkait sponsor ilegal dari Qatar. PSG didenda sebesar € 40 juta dan hanya boleh mendaftarkan 21 pemain di skuat Liga Champions musim 2014/15.