Bisnis.com, JAKARTA - Feyenoord Rotterdam berhasil merengkuh trofi Piala Super Belanda (Johan Cruijff Schaal) setelah menundukkan Vitesse Arnhem melalui adu penalti dalam pertandingan yang berakhir pada Minggu dini hari WIB (6/8/2017).
Bertarung di Stadion De Kuip di Rotterdam, tidak mudah bagi Feyenoord, yang menjalani laga sebagai juara Eredivisie, untuk menundukkan Vitesse, juara Piala Belanda (KNVB Beker), meskipun bermain di hadapan pendukungnya.
Sempat seperti akan menang besar, Feyenoord, yang ditukangi pelatih Giovanni Christiaan van Bronckhorst, yang berdarah Maluku dari ibunya, Fransien Sapulette, mencetak gol lewat kontribusi Jens Toornstra ketika laga baru memasuki menit ke-7.
Namun, setelah itu Feyenoord gagal menambah gol, bahkan pada babak kedua, tepatnya menit ke-58, lahir gol balasan tim tamu melalui titik penalti yang dieksekusi Alexander Buttner.
Skor tetap 1-1 hingga laga berakhir, sehingga pemenang harus ditentukan melalui adu penalti.
Dalam empat tendangan pertama, semua eksekutor penalti Feyenoord menunaikan tugas dengan baik. Mereka adalah Jan-Arie van der Hejden, Jean-Paul Boetius, Jens Toornstra, dan Nicolai Jorgensen.
Sedangkan Vitesse memulai adu penalti dengan buruk di mana dua eksekutor pertamanya, Tim Matavz dan Milot Rashica, gagal menjebol gawang Feyenoord yang dikawal kiper Brad Jones.
Meskipun dua eksekutor berikutnya Navarone Foor dan Charlie Colkett berhasil menjalankan tugas dengan baik, skor sudah 4-2 untuk Feyenoord sehingga eksekusi kelima kedua tim tak dilakukan lagi.
Bagi Feyenoord, ini merupakan ketiga kalinya merengkuh trofi Piala Super Belanda. Dua sebelumnya diraih pada edisi 1991 dengan menaklukkan PSV Eindhoven 1-0 dan pada 1999 menang atas Ajax Amsterdam 3-2.
Adapun bagi Vitesse, menjadi runner up ini merupakan prestasi paling tinggi yang pernah mereka capai di ajang ini.