Bisnis.com, LYON, Prancis - Portugal, satu-satunya tim yang meraih seri di dua pertandingan awal di grup pada Piala Eropa 2016, sejatinya tim kuat. Meski terancam gagal ke babak berikutnya --lantaran baru meraih dua poin-- inilah tim paling berbakat.
Secara teknis --dari 24 tim-- Portugal berhasil memnciptakan 50 peluang gol dalam dua pertandingan mereka, 17 di antaranya ke target, 17 off target dan 16 diblokir. Setelah Jerman, mereka juga tim yang telah menikmati kepemilikan bola paling banyak, rata-rata 62% per pertandingan.
Tapi, finishing yang buruk, membuat mereka harus pergi ke pertandingan Grup F Rabu (22/6/2016) atau Kamis (22/6/2016) dinihari WIB melawan Hungaria dan berada di tempat ketiga dan posisi jelas tidak nyaman.
Hanya kemenangan atas Hongaria yang belum terkalahkan akan membawa mereka ke 16 tanpa tergantung pada pertandingan lainnya.
Hongaria, sementara itu, butuh hasil imbang untuk memastikan posisi runner up meskipun bahkan jika mereka kalah mereka bisa memenuhi syarat sebagai salah satu dari empat tim urutan ketiga terbaik.
Cristiano Ronaldo telah menjadi salah satu penyebab terbesar Portugal, yakni menghilangkan kesempatan mudah pada akhir imbang 1-1 dengan Islandia dan penalti yang menghantam tiang pada akhir pertandingan melawan Austria.
"Kami melakukan segalanya dengan baik, tetapi sekali lagi bola tidak masuk .... apa yang bisa Anda katakan?" kata Nani setelah imbang tanpa gol melawan Austria pada hari Sabtu.
"Kita tidak bisa terus membuat alasan tentang bola tidak masuk. Kami bermain baik dan kami unggul sebagai tim yang sangat kuat. Waktu kita akan datang, dan yang akan ada di pertandingan berikutnya. Kami akan sangat beruntung dan semua tembakan kami akan masuk. "
Gelandang Adrien Silva juga optimistis. "Kami bahkan tidak berpikir untuk seri yang lain, itu bukan bagian dari mentalitas kami dan tidak akan ditunjukkan dari kualitas kami," katanya. "Kami harus menyelesaikan solusi ini dan memenangkan pertandingan terakhir di grup. Saya yakin kami akan melakukannya."
"Yang paling penting adalah mengkonversi peluang yang kami buat, yang belum terjadi sejauh ini. Tapi aku yakin hal akan berubah."
Pelatih Fernando Santos mengatakan pendekatan yang lebih kejam diperlukan. "Kadang-kadang, saya mendapatkan perasaan tentang kita malu menjadi jelek, atau tidak cukup. Jika kita harus menjadi jelek dan yang membawa kita efisiensi, kita menjadi jelek," katanya.
"Aku jelek oleh alam dan saya tidak keberatan bahkan lebih buruk."