Bisnis.com, JAKARTA - Sepak bola mempersatukan dunia, justru di kutub yang berbeda teror menebar kebencian menyusul serangan di Paris akhir pekan lalu yang menewaskan 170 jiwa dan melukai 350 orang.
Sepak bola mengobati dunia dengan menyajikan laga yang menyunjung tinggi fair play dan rasa persaudaraan dengan penghormatan kepada martabat manusia.
Tiga fans sepak bola terbunuh dalam ledakan di luar Stade de France pada Sabtu dini hari WIB (14/11/2014) ketika dilangsungkan laga persahabatan antara Prancis melawan Jerman, sebagaimana dikutip dari laman The World Game.
Satu di antara yang tewas itu ialah Asta Diakite, saudara sepupu pemain Timnas Prancis Lassana Diarra yang justru sedang membawa nama negara di dalam stadion Stade de France yang dimenangi tuan rumah dengan skor 2-0 atas Jerman.
Sepak bola memuat nilai universal, artinya tidak disekat dengan perbedaan bahasa, kultur atau agama, serta menyentuh jutaan orang yang hidup di dunia. Ini saatnya bagi para duta sepak bola dunia mengabarkan warta sukacita mengenai perdamaian dan persaudaraan antar warga dunia.
Striker Athletico Madrid Antoine Griezmann menyatakan adik perempuannya lolos dari serangan di Bataclan Theatre, tempat di mana sekelompok orang bersenjata menembak secara membabibuta gedung konser itu. Akibat serangan itu, 80 orang tewas.
"Dalam atmosfer pembicaraan soal teror, sangat penting bagi kita semua untuk menjadi duta perdamaian dan keragaman agar persaudaraan terjalin erat ketika menghadapi peristiwa-peristiwa yang mengerikan. Ini tidak ada kaitan dengan agama dan warga negara," kata Diarra.
"Kita harus secara bersama-sama merawat cinta kasih, suka cita dan damain. Terima kasih atas dukungan dan rasa simpati. Semoga para korban tewas dapat beristirahat dengan tenang."