Bisnis.com, JAKARTA - Ramon Vega, mantan bek tengah Timnas Swiss, mengungkapkan kesiapannya untuk mengumumkan diri sebagai calon pengganti Sepp Blatter sebagai Presiden Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Vega, yang di level klub pernah bermain untuk Grasshoppers (Swiss), Cagliari (Irtalia), Celtic (Skotlandia), Watford, Tottenham Hotspurs (Inggris), dan Creteil-Lusitanos (Prancis), mulai ikut meramaikan bursa pemilihan pemimpin badan sepak bola dunia yang tengah dilanda skandal itu pada akhir pekan ini.
Dalam wawancara dengan Guardian pada Selasa WIB (20/20/2015), Vega juga menyeru Presiden Union of European Football Associations (UEFA) Michel Platini yang sempat menjadi calon terkuat Presiden FIFA, untuk berkonsentrasi saja pada jabatannya sekarang.
Baik Blatter maupun Platini saat ini dinonaktifkan menunggu penyelidikan menyangkut pembayaran tidak wajar yang diberikan Blatter kepada Platini.
Vega, kini berusia 44 tahun, sukses membangun karier finansial selepas pensiun dari sepak bola dan dia menilai pengalaman panjang akan membuatnya kandidat yang bagus untuk memulihkan reputasi FIFA yang hancur.
"Saya mantan pemain bola. Beberapa tahun terakhir saya menjauh. Saya di dunia finansial, jadi penasehat untuk banyak klub Eropa dari sudut pandang keuangan, neraca kesetimbangan, restrukturisasi. Ada orang yang punya kepentingan untuk memilah soal ini dengan cara di mana ketenangan dan stabilitas dapat mengikuti. Anda perlu skenario nuklir, rehat bersih dari masa lalu."
Pangeran Ali bin al Hussein yang dikalahkan Blatter pada pemilihan Mei lalu sebelum Presiden FIFA ini setuju mundur di tengah skandal korupsi yang mengguncang badan sepak bola dunia itu, dan mantan kapten Timnas Trinidad dan Tobago David Nakhid adalah calon-calon yang sudah mengumumkan diri untuk pemilihan Februari tahun depan.
Platini bisa dilarang mencalonkan diri menjadi bos FIFA terganting lama penonaktifannya, dan Vega berkata, "Blok yang terjadi melalui skenario Platini tidak boleh dibiarkan mengembangkan debat. Dia mesti mundur, menyerah, dan berkonsentrasi mempertahankan jabatan UEFA. Pada saat ini badan pengelola UEFA berpotensi memajukan kandidat yang bagus, namun dihalangi loyalitas kepada Platini."