Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Piala Dunia 2022 di Qatar, Blatter Salahkan Prancis & Jerman

Sepp Blatter, Presiden FIFA yang 2 Juni lalu mengundurkan diri tapi secara de facto tetap menguasai kepemimpinan badan tersebut, menolak disalahkan atas terpilihnya Rusia dan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Sepp Blatter/Reuters-Jorge Adorno
Sepp Blatter/Reuters-Jorge Adorno

Bisnis.com, JAKARTA - Sepp Blatter, Presiden Federation Internationale de Foootball Association (FIFA) yang 2 Juni lalu mengundurkan diri tapi secara de facto tetap menguasai kepemimpinan badan tersebut, menolak disalahkan atas terpilihnya Rusia dan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Menurut lelaki berkebangsaan Swiss yang berusia 79 tahun itu, tekanan yang diberikan oleh Prancis dan Jerman pada proses pemungutan suara dalam pemilihan tuan rumah dua event akbar itu yang memunculkan kedua negara sebagai tuan rumah.

Dia mengatakan kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag bahwa ketika itu ada dua kekuatan politik yang melakukan intervensi yakni Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Presiden Jerman Christian Wulff sebelum pemungutan suara digelar pada 2 Desember 2012.

“Tuan Sarkozy dan Wulff mencoba mempengaruhi perwakilan suara mereka. Itu sebabnya kita sekarang memiliki Piala Dunia di Qatar. Mereka yang memutuskan itu dan harus bertanggung jawab untuk itu,” ujarnya.

Blatter menambahkan bahwa dia bertindak atas nama pucuk kepemimpinan. Jadi, jika mayoritas komite eksekutif FIFA ingin Piala Dunia dilaksanakan di Qatar, maka saya harus menerima itu. "

Dia mengatakan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) mendapat tekanan dari Wulff agar memilih Qatar dengan pertimbangan pendekatan ekonomi.

Franz Beckenbauer, mantan bintang Timnas Jerman yang menjadi salah satu anggota Komite Eksekutif FIFA pada saat itu, tidak pernah membuka negara mana yang dipilihnya.

Blatter juga menolak bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang diderita oleh para buruh migran yang melaksanakan konstruksi bangunan sejumlah stadion di Qatar.

“Lihat perusahaan-perusahaan Jerman! Deutsche Bahn, Hochtief, dan banyak lagi yang mengerjakan proyek di Qatar bahkan sebelum penunjukannya sebagai tuan rumah Piala Dunia,” kata Blatter.

Dia juga menyatakan bahwa sekarang fokus untuk menyelamatkan FIFA, yang tengah diguncang skandal suap dan korupsi. “Saya di sana untuk berjuang. Bukan untukku, tapi untuk FIFA. Keraguan adalah musuh terbesar bagi seorang pemimpin.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : World Soccer
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper