Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FINAL CHILE VS ARGENTINA: Tak Ada Simpati untuk Tuan Rumah

Pelatih Timnas Argentina Gerardo Martino memuji dukungan suporter tuan rumah Chile, namun dia menegaskan bahwa tim Tango hanya membidik gelar juara, yang sudah selama 22 tahun tak pernah diraih di level senior.
Gerardo Martino/Reuters-Marcos Brindicci
Gerardo Martino/Reuters-Marcos Brindicci

Bisnis.com, JAKARTA - Pelatih Timnas Argentina Gerardo Martino memuji dukungan suporter tuan rumah Chile, namun dia menegaskan bahwa tim Tango hanya membidik gelar juara, yang sudah selama 22 tahun tak pernah diraih di level senior.

Bukan hanya memuji dukungan fans tuan rumah, pelatih berusia 52 tahun itu juga mengacungkan jempol atas perlakuan baik yang diterima para pemainnya selama pentas di negara yang secara geografis berbentuk chili (cabai) itu.

Meskipun mendapat perlakuan yang baik, mantan pembesut tim Spanyol FC Barcelona tersebut menegaskan tidak akan simpati dari para pemainnya kala berlaga di final kontra tim tuan rumah yang dipimpin kapten tim kiper Barcelona Claudio Bravo itu.

Albiceleste, julukan Timnas Argentina, berbasis di Kota La Serena hampir di keseluruhan pertandingan di Copa America 2015 ini. Selama itu, pelatih dan pemain Argentina mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari warga setempat.

“Kami diperlakukan secara luar biasa di sini. Namun ini sepak bola. Kami main dengan bola dan berusaha memenangi pertandingan," ungkapnya dalam konferensi pers menjelang laga final kontra tuan rumah Chile.

Pertandingan final tersebut dijadwalkan berlangsung pada Minggu (5/7/2015) mulai pk. 03:00 WIB di Stadion Nasional Julio Martinez Pradanos di Kota Santiago dan akan disiarkan secara langsung oleh Kompas TV dan K-Vision.

Memprediksi jalannya laga final, Martino yakin Chile akan membangun serangan dan tidak bermain sebagaimana tim-tim lain yang dihadapi Argentina sebelumnya yakni Paraguay, Uruguay, Jamaika, dan Kolombia.

Menurut mantan gelandang serang Timnas Argentina itu, tidak mudah bagi sebuah tim untuk mengubah gaya bermain secara mendadak. Chile memang merupakan tim paling produktif mencetak gol hingga semifinal turnamen ini yakni 12 gol, sedangkan Argentina terproduktif kedua dengan 10 gol.

“Mereka (Chile) mungkin saja mengubah para pemainnya. Tetapi begitu memasuki permainan, maka mereka akan main dengan pendekatan yang sama saja, yaitu menyerang,” kata Martino, yang benar-benar menikmati akan kebangkitan dirinya apabila mampu membawa Argentina juara setelah 22 tahun silam dan setelah dia terouruk ketika menangani Barcelona musim 2013-2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : ca2015.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper