AC Milan, milik mantan Perdana Menteri Italia Selvio Berlusconi, memiliki sejarah besar di pentas sepakbola dunia. Termasuk kontribusi mereka melahirkan pemain bintang. Namun, acap kali, penampilan mereka pun menimbulkan kegeraman. Ketika penampilan mereka telah memikat hati penggila bola dunia, hasil yang mereka petik, tak berbeda dengan tim gurem. Kalah dan bahkan dipecundangi.
Ketika pemain dengan kualitas dunia mereka genggam, mereka seperti tidak mampu bermain apik. Skema permainan yang biasa mereka mainkan dan menimbulkan kegembiraan, mereka justru terperosok, kalah lalu dicaci-maki. Bahkan mereka seperti tidak mampu keluar dari tekanan yang mereka hadapi.
Di final 2004-2005, misalnya, keunggulan 3-0 dari Liverpool , berakhir dengan kecaman. Dalam tujuh menit terakhir, the Reds yang saat itu ditukangi oleh pelatih Rafael Benitez, mengubah segalanya. Milan akhirnya kalah melalui adu pinalti.
Milan –yang berdiri 16 Desember 1899 oleh Alfred Edwards dan Herbert Kilpin (dari Nottingham, Inggris) sebagai klub criket dan sepakbola—dicaci maki.
Termasuk kisah 2007-2008 . Saat itu, Milan begitu perkasa. Sebagai juara Liga Champions untuk kali ketujuh, Milan yang berhak tampil di Piala Super Eropa pun mampu tampil sebagai juara dengan mengkandaskan Sevila, di partai yang dirudung suasana duka lantaran meninggalnya pemain Sevilla, Antonio Puerta.
Lalu, sebagai juara Piala Super, Milan tampik di Piala Dunia Antar Klub FIFA 2007. Mereka berhasil mengoleksi gelar juara ke-18 mereka dengan menjinakkan Klub Argentina, Boca Juniors.
Namun, kedua piala hanya hiburan di musim yang sangat mengecewakan. Klub bertajuk Rossoneri itu memiliki awal yang lambat di Serie A, sering menemukan kesulitan untuk mencetak gol setelah pada pra-musim Ronaldo mengalami cedera. Ditambah dengan backline mereka mengalami penuaan dan beberapa penampilan buruk Dida. Milan akhirnya hanya bercokol di papan tengah.
Setelah membeli Alexandre Pato, Milan seperti ada cahaya terang. Sayang, pada akhir Serie A, Fiorentina beringsut menggeser Milan keluar dari posisi ketiga ke keempat di klasemen akhir dan dengan demikian Milan gagal lolos ke Liga Champions 2008-09-- kegagalan pertama mereka sejak musim 2001-02.
Keterlibatan Milan di UEFA Champions League 2007-2008 jangan dilupakan. Mereka dengan cepat ‘dihilangkan’ oleh lawan yang jauh lebih muda, Arsenal FC di babak sistem gugur pertama.
Pada musim 2005-2006 lebih menyakitkan. Sukses menjadi tim yang mengoleksi 28 rekor kemenangan, meski Juventus dengan 91 poin tampil sebagai juara. Namun, sukses itu semu. Raihan itu dibatalkan karena mereka terlibat dalam skandal Calciopoli. Poin mereka di Seri A (88) dikurangi 44 poin dan saat kompetisi tahun berikutnya, mereka mengawali dengan minus 15 point. Meskipun kemudian pengurangan itu dikurangi menjadi hanya 30 poin dan awal musim mereka hanya minus delapan angka. Ini membuat posisi Milan save untuk bisa tampil di Liga Champions.
Di musim Liga Chmapions tahun ini, mereka nyaris menjadi perkasa. Mereka berhasil membabat Bayern Munchen dan Olympique Lyonnais 3-1 (keseluruhan). Maju ke semifinal. Namun, mereka gagal menjinakkan Barcelona. Setelah di pertemuan pertama seri 0-0, di leg kedua mereka kalah 1-0. Bahkan gol Andriy Shenchenko dianulir, yang menimbulkan controversial. Milan mengakhiri musim ini dengan gagal juara Liga Champions.
Lalu, kini, saat perjalanan tengah mencapai setengah perjalanan, akankah Milan mampu mengembalikan era kejayaan di masa pelatih Fabio Capello atau Arrigo Sacchi? (AC.Milan.com) (msb)
Sejarah singkat
Berdiri: 1899
Juara Liga Champions (d/h European Cup Winners): 1963,1969,1989,1990,1994,2003,2007
Cup-Winners Cup: 1968,1973
Juara Liga Italian:
1901,1906,1907,1951,1955,1957,1959,1962,
1968,1979,1992,1993,1994,1996,1999,2004,2011
Kinerja di Liga Eropa Pada Abad 21:
2000 – Putaran pertama Champions League
2001 – Putaran kedua Champions League
2002 – Semifinal UEFA Cup
2003 – Juara Champions League
2004 – Perempat final Champions League
2005 – Juara Champions League
2006 – Semifinal Champions League
2007 – Juara Champions League
2008 – Putaran kedua Champions League
2009 – Puataran ketiga UEFA Cup
2010 – Putaran kedua Champions League
2011 – Putaran kedua Champions League
2012 – Perempat final Champions League