Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PIALA DUNIA 2018: Banyak Kartu Kuning, Senegal Minta FIFA Tinjau Kembali Aturan ‘Fair Play’

Federasi Sepak Bola Senegal (FSF) mendesak FIFA untuk mempertimbangkan kembali putusannya tentang aturan fair play setelah akumulasi kartu kuning mereka yang lebih banyak ketimbang Jepang yang menjadi rivalnya di grup penyisihan Piala Dunia, sehingga membuat tim Afrika itu menjadi negara pertama yang harus tersisih dengan peraturan baru itu.
Fans Senegal saat pertandingan Timnas Senegal versus Timnas Polandia, 19 Juni 2018, di Spartak Stadium, Moskow Rusia./Reuters
Fans Senegal saat pertandingan Timnas Senegal versus Timnas Polandia, 19 Juni 2018, di Spartak Stadium, Moskow Rusia./Reuters

Bisnis.com, MOSKOW - Federasi Sepak Bola Senegal (FSF) mendesak FIFA untuk mempertimbangkan kembali putusannya tentang aturan "fair play" setelah akumulasi kartu kuning mereka yang lebih banyak ketimbang Jepang yang menjadi rivalnya di grup penyisihan Piala Dunia, sehingga membuat tim Afrika itu menjadi negara pertama yang harus tersisih dengan peraturan baru itu.

Jepang dan Senegal mengemas jumlah poin yang sama, gol dan selisih gol yang sama pula. Tetapi tim besutan Akira Nishino yang melaju ke babak 16 besar dengan mengorbankan pemain-pemain Afrika.

Jepang tetap aman dengan kekalahan 1-0 untuk menyingkirkan Polandia pada Kamis di Volgograd Arena yang bergemuruh dengan ejekan pendukung ketika pemain-pemain "Samurai Biru" membiarkan bola di antara mereka sendiri pada menit terakhir pertandingan dan Polandia, senang dengan poin hiburan, juga memilih untuk tidak mengejar mereka.

Dengan Jepang dan Senegal berimbang 2-2, keberlanjutan kedua tim dalam Piala Dunia ditentukan dengan peraturan baru "fair play" FIFA untuk pertama kalinya, yang membandingkan catatan kartu kuning kedua tim di sepanjang tiga pertandingan grup mereka.

"Di masa depan, FIFA harus menghukum tim yang bermain seperti itu," kata juru bicara FSF Kara Thioune kepada BBC.

"FIFA telah mengadopsi sistem baru, tetapi apakah aturan fair play memecahkan semua masalah? Setelah pertandingan, tidak ada yang terjadi baik di Jepang atau Polandia.

"Seharusnya ada cara untuk menghukum pemain, pelatih atau tim untuk sikap seperti itu."

Minus

Di bawah sistem baru, kartu kuning dihitung sebagai minus satu poin, sementara merah tidak langsung minus tiga. Kartu merah langsung akan dikenakan pengurangan empat poin.

Dengan dua kartu kuning lebih sedikit, penghitungan Jepang minus empat poin masih lebih baik daripada Senegal, yang merasa dirugikan karena tersisih dengan suatu alasan selain dari kualitas sepak bola mereka.

Wartawan BBC mengatakan FSF telah mengirim dua surat ke FIFA untuk mengeluhkan tentang situasi tersebut.

"Federasi percaya bahwa Jepang benar-benar menolak untuk bermain ketika mengetahui bahwa Kolombia baru saja mencetak gol melawan Senegal, penolakan untuk bermain yang cocok dengan Jepang, tetapi bertentangan dengan prinsip-prinsip FIFA dalam sepak bola," kata surat itu.

"Federasi ini semakin terkejut bahwa pelatih Jepang tidak menyangkal fakta. Dalam konferensi pers pascapertandingan, yang terakhir bahkan menegaskan dia telah membuat keputusan untuk memanipulasi hasil dengan mempertahankan skor 1-0.

"Federasi Sepak Bola Senegal menyesalkan kurangnya fair play yang ditunjukkan tim Jepang ini. Ini menantang FIFA dengan gagasan peringkat jumlah kartu yang kehilangan arti dan ketertarikannya ketika tim yang kurang fair play tidak khawatir dengan penalti."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper