Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PIALA DUNIA 2026: Usulan 48 Negara Ditolak Asosiasi Klub Eropa

Asosiasi Klub Eropa (ECA) menyatakan keputusan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk menggelar Piala Dunia 2026 dengan 48 negara tidak bisa diterima.
Presiden FIFA Gianni Infantino/Reuters-Arnd Wiegmann
Presiden FIFA Gianni Infantino/Reuters-Arnd Wiegmann

Bisnis.com, ATHENA -  Asosiasi Klub Eropa (ECA) menyatakan keputusan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk menggelar Piala Dunia 2026 dengan 48 negara tidak bisa diterima.

Bahkan, menurut Ketua ECA Karl-Heinz Rummenigge, ada masalah terkait keterbukaan dalam pengambilan kebijakan tersebut. Namun, dia enggan menjabarkannya lebih lanjut.

"Saya yakin FIFA tahu bahwa kami tidak senang mereka meningkatkan hampir 50 persen jumlah peserta Piala Dunia. Kami juga tidak setuju transparansi pengambilan keputusannya," ujar Rummenigge usai sidang umum ECA, dikutip dari Reuters, Selasa.

Pria yang juga Presiden Bayern Muenchen itu melanjutkan, kebijakan FIFA telah merugikan para klub-klub Eropa.

"Karena itu kami berhak menemukan solusi atas hal ini," tutur dia.

Keputusan FIFA mengubah jumlah tim peserta Piala Dunia dari 32 negara menjadi 48 negara mulai Piala Dunia 2026 dilakukan berdasarkan pemungutan suara pada Januari 2017 lalu. Hal ini sesuai dengan janji kampanye Presiden FIFA Gianni Infantino yang terpilih pada tahun 2016.

Ketika itu, walau peserta lebih banyak, FIFA menegaskan durasi jalannya turnamen tidak lebih lama dari biasanya. Akan tetapi, beberapa klub besar tetap menolak dengan alasan mereka akan lebih banyak kehilangan pemain karena dipanggil tim nasional.

Apalagi, sebelumnya klub-klub besar Eropa juga sudah keberatan atas jadwal pertandingan internasional yang mengharuskan mereka melepas pesepak bolanya.

"Kami ingin FIFA dan UEFA mengurangi jumlah laga internasional sebab kami sudah sampai di titik di mana pemain harus bermain di terlalu banyak pertandingan," kata Rummenigge.

Dia menambahkan, FIFA dan UEFA sebaiknya lebih banyak memikirkan tentang sepak bola daripada pundi-pundi dan isu politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper