Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalah dari Monster Loch Ness, Leicester Hancurkan Pasar Taruhan

Pada awal musim Liga Primer Inggris Agustus tahun lalu, pasar taruhan di Inggris memasang 5.000 : 1 bahwa Leicester City tidak akan menjadi juara.
Fans Leicester City berpesta setelah timnya juara Liga Primer Inggris musim 2015-2016/Reuters-Darren Staples
Fans Leicester City berpesta setelah timnya juara Liga Primer Inggris musim 2015-2016/Reuters-Darren Staples

Bisnis.com, JAKARTA - Pada awal musim Liga Primer Inggris Agustus tahun lalu, pasar taruhan di Inggris memasang 5.000 : 1 bahwa Leicester City tidak akan menjadi juara.

Bayangkan, angka itu bahkan jauh lebih kecil ketimbang taruhan monster Loch Ness—danau di Skotlandia yang menjadi pusat rumor adanya makhluk purba dari zaman dinosaurus—akan ditemukan dengan saat itu memasang angka 10 kali lebih besar dibandingkan dengan taruhan Leicester menjadi juara liga.

Angka itu juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan taruhan Kim Kardashian menjadi presiden Amerika Serikat. Bahkan lebih rendah dibandingkan dengan taruhan Elvis hidup kembali.

Faktanya sekarang Leicester City telah menjadi juara Liga Primer Inggris setelah Tottenham Hotspur gagal mengalahkan Chelsea.

Nasib Leicester di pasar taruhan agak mirip dengan nasib James 'Buster' Douglas yang sukses meng-KO juara dunia kelas berat Mike Tyson pada 1990 yang saat itu mustahil bisa dikalahkan, atau ketika tim setengah amatir Amerika Serikat mengalahkan Timnas Inggris yang perkasa 1-0 pada Piala Dunia 1950 di Brasil.

Kisah Leicester juga seperti cerita tim hoki AS yang diperkuat para mahasiswa yang justru bisa mengalahkan tim hoki jauh lebih profesional dari Uni Soviet pada final Olimpiade 1980.

Keajaiban Leicester juga mengingatkan orang kepada kejadian tahun lalu dalam olahraga rugby ketika raksasa Afrika Selatan Springboks ditaklukkan tim liliput Jepang pada Piala Dunia rugby.

Pelajaran yang bisa dipetik dari dongeng indah Leicester adalah pencapaian itu dilakukan tidak dalam sehari atau sebulan turnamen, seperti sukses Denmark menjadi juara Piala Eropa 1992 yang dimasukkan ke turnamen ini sebagai tim pengganti setelah Yugoslavia yang didiskualifikasi gara-gara perang saudara di Bosnia.

Dongeng Klub berjuluk si rubah adalah salah satu kemustahilan yang berlanjut dan fantastis, merentang dari ketidakpercayaan yang menyelimuti imajinasi bangsa, dan kesenangan melihat tim underdog selama hampir sembilan bulan yang ajaib.

Tapi akhirnya Leicester meruntuhkan semua imajinasi dan pasar taruhan itu dengan menaklukkan tim-tim terbaik nan kaya raya di sebuah liga yang didominasi oleh elite mahakaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper