Bisnis.com, JAKARTA - Mantan pemain legendaris asal Brasil Zico alias Arthur Antunes Coimbra mendapatkan dukungan dari Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) untuk maju dalam pencalonan Presiden Federation Internationale de Football Association (FIFA) menggantikan Sepp Blatter.
Mantan gelandang serang Timnas Brasil itu mendatangi markas CBF di Rio de Janeiro dan bertemu dengan Presiden GBF Maro Polo del Nero pada Jumat dini hari WIB (31/7/2015) untuk menyampaikan rencana pencalonannya sebagai pengganti Blatter.
Zico, yang saat ini melatih klub India FC Goa, mendapat janji dukungan dari Del Nero dengan syarat juga meraih dukungan serupa dari empat asosiasi sepak bola negara lainnya yang juga menjadi anggota Conmebol.
Sejauh ini Conmebol disebutkan mendukung Michel Platini, Presiden Union of European Football Associations (UEFA) dan mantan pemain Timnas Prancis, untuk jadi bos baru FIFA.
Zico, mantan pemain yang kini berusia 62 tahun, sebenarnya sejak awal Juni lalu menyampaikan secara terbuka rencana pencalonan dirinya sebagai pemimpin baru FIFA.
“Mengapa tidak? Hidupku selalu dalam sepak bola. Saya pernah menjadi Menteri Olahraga, berpengalaman dengan berbagai klub. Saya berpikir sepak bola di atas politik,” demikian pernyataan Zico dalam akun Facebook-nya pada bulan lalu.
Del Nero menyatakan bahwa dia telah berbicara menemui Presiden Conmebol yang berasal dari Paraguay, Juan Angel Napout, dan menyampaikan rencana bahwa Brasil berkeinginan mengajukan calon sendiri untuk menjadi Presiden FIFA.
Hingga kini Platini, 60 tahun, menjadi calon terkuat untuk menempati pos yang bakal ditinggalkan Blatter. Selain Conmebol, Konfederasi Sepak Bola (AFC) serta Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia (Concacaf) juga disebutkan sebagai pendukung Platini.
Adapun Konfederasi Sepak Bola Afrika kemungkinan akan mengajukan Musa Bility, yang kini memimpin Asosiasi Sepak Bola Liberia. Sementara itu Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC) belum diketahui sikapnya.
FIFA telah menetapkan aturan main bahwa untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin baru badan sepak bola dunia itu harus mendapatkan dukungan setidaknya dari lima asosiasi sepak bola negara anggota FIFA. Presiden baru FIFA dipilih melalui Kongres Luar Biasa yang dijadwalkan berlangsung pada 26 Februari 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
